Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PART 1 MERTUAKU KEKASIH GELAPKU-MENCARI BAPAK

PART 1
MENCARI BAPAK

Namanya Drajat, usianya 38 tahun. Ia baru saja menikah dengan Sekar 27 tahun, wanita cantik yang bisa membuatnya berubah.

Kenapa Sekar bisa membuatnya berubah? Itu karena sebelum mengenalnya, Drajat adalah seorang pecinta sesama jenis.

Drajat memutuskan menikah dengan wanita karena berhubungan dengan laki-laki selalu menyakitkan hati. Entahlah, mungkin saja ia tidak menemukan orang yang tepat dan selalu membuatnya kecewa.

Laki-laki yang pernah bersamanya hanya ingin main-main saja, tidak mau komitmen. Untuk apa ia buang-buang waktu. Kalau mereka bisa, kenapa Drajat nggak? Jika bersama wanita ataupun lelaki sama-sama tidak menjamin kebahagiaan, maka lebih baik Drajat memilih wanita. Toh secara materi ia mampu. Buat apa ia bersembunyi di balik topeng homo. Lebih baik jalani hidup yang pasti daripada bersama lelaki makan hati!

Awalnya Drajat sempat ragu apakah ia bisa menahan hasratnya ketika sudah memiliki istri? Ternyata 2 tahun berjalan pernikahan, ia bisa melewatinya.

Setiap rumah tangga pastinya akan selalu ada masalah. Namun, Drajat bersyukur. Ia selalu bisa menanganinya dengan baik dan selalu bisa menahan hasratnya setiap ada lelaki tampan yang berusaha mendekatinya. Itu karena rasa sayangnya pada istri dan anak yang menjadi penyemangat hari-harinya.

Hingga akhirnya hasrat itu muncul kembali di kamar.

Sayang ada apa? Kenapa kamu murung? Katakan apa yang kamu inginkan?” katanya kepada Sekar istrinya.

“Semenjak kita menikah dan memiliki anak, kita tidak pernah mengunjungi bapak. Sekar rindu sama bapak, tapi Sekar tidak tahu di mana keberadaan bapak saat ini,” jawab Sekar.

Iya, Sayang. Mas mengerti.”

“Mas, semenjak bapak dan ibu bercerai, ibu menikah lagi. Ibu tidak membolehkan aku untuk bertemu bapak.”

“Kata tetangga, di rumah dulu bapak sering mencariku, tapi ibu selalu menyembunyikanku di rumah Pakde Darmaji agar bapak tak bisa menemuiku, dan ketika aku sudah besar, aku selalu bertanya-tanya pada ibuku, mengapa mereka berpisah?” Sekar mulai bercerita tentang masa lalu perceraian orang tuanya dulu.

“Saat aku tanya apakah bapak selingkuh? Ibu jawab tidak.”

 Apakah bapak tidak mencukupi kebutuhan kita? Ibu jawab tidak.”

Apakah bapak pernah berbuat kasar pada ibu?”

“Tidak. Bapakmu sangat lembut. Jawab ibu waktu itu, Mas.”

“Lalu aku bertanya. Lantas apa salah bapak sampai Ibu memutuskan untuk berpisah?”

Ibu hanya jawab, bapakmu tidak mencintai ibu.”

Sampai sekarang aku bingung, Mas. Kalau bapak tidak cinta, kenapa bapak menikahi ibu sampai ada aku, kalau bapak tidak cinta, kenapa bapak tidak selingkuh dan menikah lagi, kalau bapak tidak cinta mengapa bapak masih mencukupi kebutuhan ibu saat masih bersama, dan tidak kurang satu apa pun. Lalu di mana letak kesalahan bapak, Mas?” Sekar menghentikan ceritanya.

“Sayang, sudah. Sekarang kamu tidak perlu memikirkan masalah mereka berdua. Itu sudah masa lalu. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita mencari keberadaan bapakmu agar kamu dapat menemuinya,” kata Drajat.

“Mas mau kan bantu aku cari bapakku?”

“Tentu saja, Sayang. Mas bisa kerja di rumah, di mana pun sudah, ada karyawan mas yang mengurus perusahaan. Jadi, mas akan temani kamu cari bapakmu. Itung-itung kita liburan.”

“Beneran ya, Mas.”

“Iya, Sayang. Menurutmu di mana kita mencari bapak? Ke kampung nenek? Apa kamu pernah ke sana dulu waktu kecil?”

“Aku lupa-lupa ingat, Mas, tapi aku tahu nama daerahnya. Kalau tidak salah dekat sawah dan dekat dengan balai desa. Nanti aku tanya lagi tetanggaku, tetanggaku yang di rumah  dulu.”

Ya, sudah. Besok kita cari tahu dan besok juga kita berangkat. Sekarang sudah malam, kita istirahat, ya, tapi sebelum tidur, mumpung anak kita lagi bobo kesempatan waktunya kikuk-kikuk.”

“Ih, genit!” ledek Sekar.

Biarin! Sama istri sendiri. Daripada sama istri orang,” kata Drajat.

Semua terjadi layaknya yang sudah-sudah. Drajat benar-benar menjadi suami bagi istrinya.

****

 

Keesokan paginya.

Drajat siap-siap menemani sang istri mencari bapaknya.

“Sudah siap, Sayang?”

“Sudah, Mas. Aku juga sudah bawa baju ganti untuk kalian sewaktu-waktu menginap jika bapak benar-benar ada di sana.”

Ya, sudah. Ayo, kita berangkat!”

Mereka pun kini berangkat.

Sebelum menuju lokasi ke kampung neneknya, mereka mampir terlebih dahulu ke kompleks bekas rumah Sekar terlebih dahulu untuk mencari informasi dari tetangga yang masih kerabat jauh dari bapaknya Sekar, dan setelah mendapat informasi beserta alamat keduanya pun menuju kampung neneknya Sekar.

“Bagaimana, Sayang?”

 “Mereka nggak tahu kontak bapak, tapi terakhir ketemu satu tahun yang lalu. Katanya bapak sudah pulang dari merantau dan sekarang diam di rumah nenek. Mengurus sawah dan ladang, Mas.”

“Ya, sudah. Mudah-mudahan kita bertemu dengan bapakmu.”

Iya, Mas. Aku kangen sama bapak. Meskipun bapak sambungku sangat baik padaku dan tidak pernah membeda-bedakanku dengan saudara tiriku, tapi bagaimanapun dan seperti apa pun aku tetap merindukan bapak kandungku, dan ibu juga sudah tidak melarangku lagi untuk bertemu bapak.”

Iya, Sayang. Aku mengerti.”

****

Di suatu desa yang sejuk dengan hamparan sawah dan gunung.

Sore ini seorang pria senja tengah berjalan di pematang sawah, hanya dengan telanjang dada dan hanya memakai celana panjang saja. Pak Kus namanya.

Monggo, monggo, monggo,” ucap Pak Kus ketika ada ibu-ibu yang sedang berjalan dari sawah dan menyapanya.

Tak lama kemudian keduanya membicarakan Pak Kus.

Jeng, aku heran. Kok tambah tua Pak Kus tambah jos tenan, ya! Badannya itu loh! Kok bisa berotot, gagah. Nggak kayak suami-suami kita, buncit semua.”

“Iya, ya, Jeng. Rasa-rasanya dari dulu nggak pernah berubah. Awet muda.”

“Eh, eh, tapi kenapa ya, ganteng, kaya, kok cerai sama istrinya?”

“Iya, ya. Anaknya ke mana, ya? Kok nggak pernah menjenguk. Tak lihat-lihat tiap hari Pak Kus sendiri saja nongkrong di sawah.”

Iya. Kasihan, ya. Atau jangan-jangan Pak Kus mau deketin si janda kaya yang baru ditinggal mati Pak Haji mungkin?”

“Mereka kan dulu kenal, ya?”

Iya. Kalau jodoh, ya cocok-cocok saja lah. Janda itu juga awet muda.”

“Iya.” Keduanya mengakhiri obrolan sembari terus berjalan.

****

Pak Kus sendiri sedang duduk-duduk di pematang sawah.

Dia menghadap ke arah matahari sore hingga pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah mobil yang berjalan menuju rumahnya.

“Sepertinya ada tamu. Siapa yang datang?” Pak Kus yang penasaran berjalan menuju ke rumahnya.

Di mobil sendiri Sekar seketika terperanjak ketika melihat Pak Kus yang berjalan dari pematang sawah menuju pekarangan rumahnya.

“Bapak! Bapak!” teriaknya.

“Kamu yakin itu bapak, Sayang?”

Iya, Mas. Aku yakin kalau itu bapak.”

Drajat heran dan terperangan melihat mertuanya yang masih gagah, dan yang paling membuat Drajat heran meski saat ini mertuanya sedang berjalan dari pematang sawah, namun dari dalam mobil Drajat dapat terlihat jelas pahatan otot mertuanya itu sungguh gagah.

Jujur selama ini Drajat belum pernah tahu sosok bapak istrinya itu, karena memang Sekar tak pernah menyimpan foto keluarganya semenjak ibu dan bapaknya berpisah.

PART 2

PART 3

PART 4

PART 5 

PART 6

PART 7

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search