Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PART 2 MERTUAKU KEKASIH GELAPKU-MERTUA

 PART 2
MERTUA

Karena rasa trauma ibunya yang sakit dan kecewa, sehingga Sekar menghapus semua kenangan keduanya, termasuk foto-foto bapaknya. Beruntung Sekar masih mengingat betul wajah bapaknya.

Tak heran jika Sekar yang sekarang menjadi istrinya sangat cantik paras teduhnya membuat Drajat yang tadinya belok berhasil membuatnya lurus kembali. Ternyata wajah cantik Sekar menurun dari sang bapak.

Jujur, andai saja bapaknya masih muda dan seusianya, dan jika saja bukan mertuanya sendiri, pastinya Drajat lebih memilih bapaknya!

Drajat dan Sekar kini turun dari mobil dan berjalan menghampiri bapaknya.

Maaf. Kalian mencari siapa?” Ketika Sekar langsung memeluk bapaknya yang membuat Pak Kus terlihat masih bingung dan Drajat yang sembari menggendong putra kecilnya itu tersenyum.

Sekar lalu meraih tangan Pak Kus dan menciumnya.

Pak, ini Sekar, Pak,” kata Sekar.

 Sekar? Sekar ….” ucap Pak Kus mencoba mengingat-ingat.

Iya, Pak. Saya anaknya Bapak. Ini Sekar, Pak.”

 15 tahun, Nduk. 15 tahun bapak tak memelukmu, Nduk. 15 tahun bapak tak melihat putri kecil bapak dan sekarang Tuhan mendengar doa bapak yang selama ini bapak pinta. Bapak rindu kamu, Nduk.”

“Ini, ini cucu bapak?” tanya Pak Kus saat perhatiannya tertuju pada anak Sekar yang ada di gendongan Drajat.

Iya, Pak,” jawab Sekar.

“Ini suamimu?”

“Iya, Pak!” balas Sekar penuh semangat.  

Drajat seketika terkejut ketika mertuanya yang ganteng itu memeluknya sembari sesegukan.

Terima kasih, Le, terima kasih. Terima kasih telah menjadi penggantiku, menjaga, dan melindunginya. Terima kasih atas keringanan hatimu karena telah mengizinkan seorang anak bertemu dengan orang tuanya yang telah lama berpisah. Kamu sungguh suami berhati besar menerima kelebihan dan kekurangan anakku yang bukan dari keluarga utuh,” kata Pak Kus kepada Drajat.


“Sama-sama, Pak. Saya juga dari keluarga tak utuh dan saya juga seorang ayah. Saya bisa merasakan apa yang Sekar rasakan. Sekar sangat merindukan Bapak.”

Iya, Le, iya,” ucap Pak Kus yang masih seseguhkan sembari memeluk menantunya itu.

Anehnya Drajat tak hanya terharu tapi juga terangsang ketika bapak mertuanya itu memeluk tubuhnya dengan kencang.

Tubuh Pak Kus masih padat dan kokoh. Ototnya juga masih keras dan itu dapat Drajat rasakan ketika sedang mengelus punggungnya.

“Ayo, ayo, masuk! Nanti saja ngobrolnya,”pinta Pak Kus.

****

Hari mulai gelap.

 Pasti kalian lelah,” kata Pak Kus mengawali obrolan.

Bapak, tinggal sendiri?”

Iya, tapi setiap pagi ada Mukidi yang kerja di sawah dan kadang memasak untuk bapak, Nduk,” jawab Pak Kus.

“Bapak sampai lupa. Kalian pasti lapar. Biar bapak masak untuk kalian.”

Bapak, jangan, Bapak! Jangan repot-repot. Sekar dan Mas Drajat bukan tamu. Sekar anak Bapak. Bapak tidak perlu seperti ini. Biar besok Sekar yang masak untuk Bapak, tapi malam ini, Sekar ingin mengajak Bapak makan malam di luar saja sembari keliling kampung, melihat suasana kampung malam hari. Sekar rindu masa-masa kecil, juga rindu warung yang sering Bapak ajak Sekar dulu. Apa warungnya masih, Pak?”

“Masih, Nduk. Sekarang yang mengurus juga anaknya, seusia kamu.”

“Bapak masih tidak nyangka ketemu anak bapak. Rasanya terharu, Nduk.”

Sekar lagi-lagi mendekati bapaknya dan merangkulnya. Keduanya pun saling merangkul dan Drajat sedari tadi ikut senang memperhatikan keduanya.

“Bagaimana kabar ibumu, ha?”

Baik, Pak. Ibu sehat. Sekar sudah izin mau ketemu Bapak, dan ibu mengizinkan.”

“Syukurlah ibumu sudah legowo menerima kesalahan bapak. Maafkan bapak ya, Nduk. Bapak tidak bisa menjaga ibumu. Bapak minta maaf. Semua salah bapak. Ibumu pantas mendapatkan yang lebih baik dari bapak.”

“Bapak, sudah. Sekar tidak mempermasalahkan masa lalu. Yang terpenting sekarang adalah Sekar bisa berkumpul lagi dengan Bapak. Melihat Bapak sehat, Sekar sudah lega,” ucap Sekar.

Kenapa Bapak tidak menikah lagi, Pak? Biar Bapak nggak kesepian?” tanya Sekar.

Seketika membuat Pak Kus menatapnya.

“Rasa bersalah bapak pada ibumu membuat bapak berjanji pada diri bapak jika ibumu adalah satu-satunya perempuan terakhir untuk bapak, Nduk.”

“Tapi apa Bapak nggak kesepian?”

“Sama sekali tidak, apalagi bapak sudah tua, Nduk.”

Kata siapa? Bapak awet muda, kok. Iya kan, Mas?”

“Oh, iya. Masih tampan dan gagah,” ucap Drajat yang seketika membuat Pak Kus menatapnya.

“Mungkin Bapak keseringan olah raga, olah raga macul di sawah. Ha ha ha,” ucap Drajat bercanda untuk membuang rasa sedih mertuanya.

“Bisa saja kamu, Le. Oh, iya, Le. Wajahmu mengingatkan bapak pada seseorang. Kalian sangat mirip,” ucap Pak Kus menatap Drajat.

“Siapa, Pak? Mas Drajat mirip siapa?” tanya Sekar.

“Sahabat bapak yang sudah lama tak bertemu,” balas Pak Kus.

Oh, begitu? Lalu kemana sahabat Bapak? Apakah Bapak masih sering bertemu dan mengunjungi satu sama lain?” tanya Drajat penasaran.

“Sudah 10 tahun lebih bapak tak bertemu karena dia menghilang,” jawab Pak Kus.

Tuh kan. Bapak istri nggak punya, teman nggak ada. Bapak ikut kita ke kota, ya. Tinggal sama kita,” tawar Sekar.

“Iya, Pak. Biar kita bisa mengurus Bapak, agar Bapak tak kesepian,” tambah Drajat semangat.

Bapak tidak bisa meninggalkan kampung ini. Bapak tidak bisa meninggalkan sawah dan ladang. Kasihan nanti rumah ini kosong. Kalian saja yang sering-sering ke sini menjenguk bapak, atau kalau hanya seminggu sekali, bapak akan datang untuk menengok cucu bapak,” kata Pak Kus.

“Ya, sudah. Kita akan sering-sering ke sini dan kita juga akan sering-sering jemput Bapak. Tinggal di kota seminggu sekali,” ujar Sekar.

Ya, sudah, Nduk. Kalau begitu, ayo bapak antar ke kamar kalian. Untung saja setiap hari bapak bereskan,” ajak Pak Kus.

Iya, Pak.”

****

Nah, ini dia. Kalian istirahat dulu. Kalau mau mandi, kamar mandinya di sebelah.” Pak Kus menunjukkan kamar buat Sekar dan Drajat.

Bapak mau mandi dan salat dulu,” imbuhnya.

Iya, Pak,” timpal Sekar.

Pak Kus pun keluar kamar, namun saat keluar kamar Pak Kus sempat memperhatikan Drajat.

Drajat pun menyadari saat mertua tampannya itu menatapnya. Jantungnya seketika berdegup.

Tatapan mata mertuanya itu sungguh tajam dan sangat membuat hatinya kesemutan.

Drajat pun tersenyum hormat sembari mengganggukan kepalanya dan Pak Kus membalas senyum Drajat.

Pak Kus pun keluar kamar.

“Mas mandi duluan, ya. Ini baju gantinya. Sekar mau masak air hangat dulu buat adik. Nanti kalau Mas sudah selesai mandi dan salat, gantian jagain adik, ya? Sekar gantian mandi,” kata Sekar.

Iya, Sayang, iya,” balas Drajat.

Sekar pun memasak air hangat untuk putranya lalu kemudian memandikannya di kamar mandi satunya.

BERSAMBUNG KE PART 3

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search