Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

KAMANUSAN HIDUP SEJATI MELALUI SEBAB AKIBAT

PART 1

Siang ini tidak terlalu terik. Mendung tipis menutupi sebagian bagian ruangan langit. Di antara itulah cahaya matahari menyusul.

Di teras rumah terlihat Pak Maksum lelaki paruh baya duduk termenung. Tampak dari wajahnya dia sedang memikirkan apa yang harus dilakukan terhadap Mujiono, putra satu-satunya.

Dia merasa heran kenapa anaknya itu sangat bandel dan berani melawan orang tuanya.

Dalam perjalanan hidup Pak Maksum, dia belum dikaruniai anak hingga usia perkawinan menginjak tujuh tahun.

Berbagai usaha sudah dilakukan, tetapi tidak juga mendapat seorang omongan.

Atas saran dari salah satu kerabat istrinya maka dipungutlah anak pupon yang mana anak itu kemudian diberi nama Sri dan merupakan putri dari salah satu saudara istrinya sendiri.

Saat Sri duduk di bangku kelas 1 SD kesempurnaan pernikahan pun benar-benar didapatkan. Bu Maksum diketahui hamil.

Sungguh kebahagiaan yang tiada tara dan semua menjadi lengkap ketika Mujiono terlahir dengan sempurna. Bayi laki-laki yang lucu dan menggemaskan yang selalu dinanti kehadirannya meski begitu rasa kasih sayang terhadap Sri tidak luntur. Anak tersebut telah dimasukkan dalam kartu keluarga sebagai anak kandung.

****

Waktu terus bergulir.

Mujiono tumbuh dengan baik, termasuk pula sebagai anak berprestasi sewaktu duduk di bangku sekolah dasar.

Selain kecerdasan, dia juga memiliki keberanian yang bagus, selalu saja menjuarai lomba pidato di tingkat kabupaten dan juara harapan pertama di tingkat provinsi.

Sungguh sebuah kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tuanya.

Namun perubahan sikap terjadi kala Mujiono duduk di bangku kelas 2 SMP.

Pada saat itu dia mengalami kejadian tidak terduga, tepatnya ketika sedang berlangsung pelajaran olahraga. Para murid disuruh berlari mengitari pagar keliling sekolah untuk penilaian kecepatan.

Mujiono sendiri tergolong murid yang memiliki kualitas bagus di cabang atletik, tetapi hari itu sebuah keanehan terjadi saat baru separuh lokasi mendadak Mujiono merasa kakinya sangat berat. Bukan kram atau nyeri, tapi seperti ada yang membebani.


Murid-murid lain maju mendahuluinya tanpa merasa curiga dan ketika sampai di sebuah pohon kuweni ini dia tidak kuat lagi melangkahkan kaki. Mujiono pun putuskan berhenti untuk beristirahat.

Suasana yang semula tenang digoyang oleh gemuruh angin yang datang tiba-tiba. Mujiono dikagetkan dengan jatuhnya kuweni di sekitar disusul kemudian bau busuk yang sangat menyengat.

Perasaan merinding pun ia rasakan meski suasana masih cukup pagi.

Saat Mujiono bangkit untuk berlari kembali tiba-tiba saja kabut pekat datang. Sungguh suatu hal yang aneh.

Mujiono semakin bergidik dan segera melangkahkan kakinya, namun baru beberapa langkah, jantungnya seakan berhenti berdetak.

Sosok tinggi besar berbulu lebat muncul di hadapannya. Matanya yang hitam pekat terlihat sangat jelas, sangat nyata sedang memandang tajam ke arahnya. Sosok menyeramkan itu juga mengeluarkan suaranya yang keras, bukan berucap, tapi meraung seperti auman hingga seketika itu pula Mujiono tumbang tidak sadarkan diri.

Semenjak saat itulah perubahan sifat terjadi padanya. Mujiono menjadi pemarah sehingga diluapkan dalam perkelahian.

Begitu pun dengan orang tuanya, jika memiliki permintaan dan tidak dikabulkan maka hancurlah semua barang di rumah.

Yang menjadi buah bibir adalah tentang kemalasannya tanpa sebab apa pun. Mujiono menjadi malas-malasan bersekolah. Setiap kali diikutkan lomba ia bungkam dan menolak.

Saat kelas 3 SMP kelakuan Mujiono semakin menjadi. Bersama sekelompok anak jalanan dia memilih bergerombol daripada bersekolah.

Teguran dan peringatan dari pihak sekolahan tidak diindahkan, begitu pun dengan nasihat ayah ibunya.

Mujiono tetap memilih mengikuti kehendak hatinya sendiri.

****

“Maaf, Bu. Dua minggu lagi ujian dimulai. Sayang sekali Kalau Mujiono sampai tidak ikut. Apalagi zaman sekarang kalau cuma hanya lulusan SD mungkin akan kesulitan untuk masa depannya nanti,” ucap wali kelasnya Mujiono. Beliau mendatangi rumah Mujiono demi kebaikan muridnya itu. Beliau sangat menyayangkan jika anak cerdas seperti Mujiono tidak melanjutkan pendidikan lagi.

Kemudian wali kelasnya itu hanya menghembuskan  napas berat. Dia bingung mesti berkata apa lagi. Sudah beberapa kali dia bertemu wali murid itu demi membahas putra satu-satunya, tapi tidak ada jalan keluar.

Mujiono sungguh sulit diatur, padahal semua permintaannya sudah dituruti sampai-sampai ada lahan yang harus dijual demi menuruti kemauannya.

****

Beberapa menit selepas kepulangan wali kelasnya Mujiono, Pak Maksum datang dari kebun.

 Bu Maksum segera menjelaskan tentang apa yang dikhawatirkan sang wali kelas dan dengan terpaksa mereka melakukan usaha terakhir, satu hal yang selama ini dihindari karena takut ada risiko yang diterima Mujiono. Usaha itu adalah meminta bantuan dari orang pintar.

Sebenarnya hal itu pernah dilakukan beberapa kali. Kiai dan ustaz sudah didatangi untuk meminta doa, tapi Tuhan belum mengabulkan.

Waktu yang tinggal dua minggu itu dipergunakan Pak Maksum sebaik-baiknya. Dia menemui beberapa orang pintar baik di kampungnya maupun di desa lain demi sang anak agar kembali bersekolah karena akan ujian.

Di antara beberapa orang yang dituju ada satu orang yang akan melakukan ritual di pohon kuweni di samping sekolah, dia adalah seorang yang ahli dalam olah kebatinan, Mbah Noto namanya.

Menurutnya, ada sosok bangsa gaib yang sengaja mengganggu Mujiono. Sosok tersebut berasal dari pohon kuweni tersebut.

****

Ritual pun dilaksanakan.

Memanglah benar meski yang lain tidak melihat, namun ada tanda-tanda kemunculan makhluk tak kasat mata tersebut.

Tidak ada peristiwa menegangkan. Hanya saja terasa mencekam karena Mbah Noto melakukan komunikasi dengan sosok itu. Mungkin saja ada tawar-menawar yang mereka lakukan hingga sekitar satu setengah jam kemudian ritual berakhir dengan pohon bergerak begitu kencang padahal pohon lain terlihat tenang dan dia akan memberitahukan saat berada di rumah nanti.

****

Semua terdiam sampai di rumah.

Mujiono sendiri terlihat bungkam saat ikut membaur. Tidak biasanya ia mau diajak bercengkerama.

“Minumlah dulu sebelum kamu tidur,” ucap Mbah Noto pada Mujiono.

Diserahkannya segelas air putih yang terdapat sebuah kertas raja di dalamnya.

Setelah Mujiono beranjak masuk ke kamar Mbah Noto menjelaskan tentang apa yang dialami bocah itu.

Dia bertutur bahwa sosok penghuni pohon kuweni yang tidak lain adalah sosok genderuwo telah memilih Mujiono sebagai sasarannya.

“Sosok itu telah menempelkan air liurnya  Mujiono hingga kekuatannya mampu membuat satu hal negatif yang terjadi. Hal itu sebenarnya tidak berbahaya, tapi akan membuat orang tersebut menjadi berubah drastis.”

“Apa ada jalan keluarnya, Ki?”

Mbah Noto menjawab bahwa hal itu sulit dilakukan. “Tidak ada yang bisa membasuh dan menghilangkan kekuatan liur genderuwo. Jadi, pada intinya Mujiono akan seperti itu selamanya di mana pun dia berada.”

LANJUT BACA PART 2

LANJUT KE PART 3

BACA PART 4

LANJUT BACA PART 5-END

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search