Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MISTERI KERANDA

 

CERPEN MISTERI

 




  Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis ceritaTrakter pakde biar semangat lagi nulisnya

Namaku Khalif, saat ini aku tinggal di kampung pinggir kota dan rumahku juga paling ujung desa, yang secara kebetulan dekat dengan pemakaman umum.

Pemakaman di kampungku terkenal angker dan seram tidak seperti makam di kampung-kampung sebelah, meski begitu aku tidak pernah merasa takut untuk berkeliling makam, meski malam sekalipun.

Nyaliku tumbuh sangat berani, ini karena ayahku adalah penjaga makam, sehingga sudah terbiasa sejak kecil diajak ayah untuk menjaga maupun merawat makam-makam tersebut.

Hingga suatu hari ketika ada salah seorang warga yang meninggal aku bertakziah dan ikut membantu proses penguburan jenazah, tapi pemandangan miris ketika aku melihat keranda yang dipakai untuk menggotong jenazah masihlah terbuat dari kayu dan sudah mulai keropos dimakan rayap.

Mungkin bukan hanya aku saja yang merasa miris, terlihat para pelayat juga membahas tentang kondisi keranda yang sudah tidak layak pakai.

Sebenarnya wacana untuk membeli keranda baru sudah bergulir sejak beberapa bulan yang lalu, namun pihak desa belum juga menanggapi usulan warga tersebut.

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis ceritaTrakter yok biar dapat kode buat buka cerita terkunci.

“Bagaimana ini, Pak Ustaz? Apakah kita tidak khawatir jika keranda tersebut patah saat dipakai nanti,” ucap Haikal sambil mendekati Pak Modin

“Iya!”

“Iya. Bagaimana ini!” Disusul kemudian dengan beberapa warga yang menyahut meminta Pak Modin Untuk segera menyelesaikan masalah keranda itu.

Pak Modin hanya menyuruh mereka agar bersabar dan memberitahu kalau Pak Kades sudah merencanakan pembelian keranda terbaru di bulan ini.

Setelah mendengar penjelasan itu, warga pun kembali tenang serta mengikuti acara takziah dengan khidmat. Mereka semakin tenang Ketika Pak Kades datang serta memberikan penjelasan singkat tentang usulan mereka, di mana Pak Kades berjanji jika pihak desa akan segera memberikan keranda baru bagi warga kampungku.

****

Hari demi hari berganti akan, tetapi keranda yang diharapkan warga belum juga dipenuhi oleh Kepala Desa dengan alasan yang tidak jelas.

Warga pun semakin cemas dengan kondisi keranda semakin keropos, beruntung saja belum ada kematian lagi sejak saat itu, namun warga tidak ingin jika sesuatu hal buruk menimpa jenazah nantinya, tentu akan sangat memalukan jika ada tamu dari desa lain yang bertakziah.

****

Malam ini aku kembali menemani ayah untuk berkeliling area pemakaman.

“Nyalakan sentermu,” ucap ayah ketika kami memasuki area pemakaman. Malam ini bertepatan dengan malam Jumat Kliwon.

 Seperti biasa aku dan ayah berpatroli di sekitar makam. Sebuah tanggung jawab yang mau tidak mau harus aku kerjakan, meskipun terkadang hujan datang, namun hal itu tetap kulakukan

Sering kali aku menemani ayah tanpa meminta imbalan, aku hanya merasa senang saja dengan aktivitas patroli itu.

Ketika usai berkeliling, tiba-tiba angin bertiup kencang dan terdengar suara seperti papan kayu yang dibanting.

Brak!

Jelas sekali kalau suara tersebut berasal dari tempat untuk menaruh keranda kayu.

Aku bergegas mengikuti ayah yang berlari ke arah suara berasal untuk mengecek apakah gerangan yang terjadi.

Alangkah terkejutnya kami ketika melihat keranda yang lama tidak ada di tempat!

Keranda kayu tersebut hilang dan berganti dengan yang baru, terbuat dari besi.

Aku dan ayah saling pandang penuh tanda tanya. Yang kami ingat kemarin masih ada keranda yang lama, lalu mengapa tidak ada seorang pun yang memberitahu jika telah ganti dengan yang baru?

Seharusnya ayah sebagai penjaga makam serta mengurusi segala peralatan kematian harus tahu terlebih dahulu.

Seiring dengan berhentinya angin, kami putuskan meninggalkan area makam. Kami akan minta penjelasan dari siapa pun yang tahu dengan keranda baru tersebut, karena sesuai adat kampung, keranda lama harus dimusnahkan dengan ritual tersendiri

Tiba-tiba beberapa langkah dari pemakaman terdengar suara seperti papan yang dibanding.

Brak!

Hanya saja kali ini tidak disertai angin kencang. Aku dan ayah yang merasa terkaget mulai bergidik ngeri.

 Begitu sampai di bangunan di mana keranda digantung.

“Yah, ayo kita pulang saja, ya,” ajakku. Ini saja aku mulai dilanda rasa takut, tapi ayah yang penasaran mengajakku kembali mengecek lokasi keranda dengan pencahayaan senter.

Lalu kami sorotan ke setiap sudut.

Memang sampai saat ini makan belum ada listrik sehingga tempat yang terlihat semakin gelap dan semakin bertambah mencekam.

Dulu pernah ada yang coba memberi neon dengan mengambil listrik dari rumahku, rumah yang terdekat dengan makam, namun setiap pagi lampu itu sudah hancur berserakan seperti meletup. 

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita Trakter yok biar dapat kode buat buka cerita terkunci.

Karena itu terus berulang, maka pemakaman dibiarkan gelap gulita, padahal kabel yang tersambung dari rumahku masih ada

 “Arahkan sentermu!” perintah ayahku.

Tempat yang dimaksud ayah tidak tampak ada yang aneh, juga tidak ada apa-apanya jatuh di sana setelah aku mengarahkan senterku.

“Tidak ada apa-apa, Yah,” ucapku.

Karena tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan aku dan ayah kembali putuskan untuk pulang.

Akan tetapi ....

Aku mendengar beberapa langkah dan tak ada sosok yang kulihat.

Setelah beberapa langkah, suara yang sama kembali terdengar.

Brak!

Namun kali ini kami pilih untuk tetap pulang.

****

Esoknya.

Semenjak ayah memberitahukan tentang keranda misterius tersebut, warga ramai membicarakannya.

Mereka beranggapan kalau keranda itu adalah pemberian dari sosok dermawan, tapi anehnya, kenapa ia menaruhnya malam-malam dan kenapa bertepatan dengan malam Jumat Kliwon?

 Semua menjadi tanda tanya karena pihak desa juga tidak tahu-menahu perihal keranda tersebut, dan atas saran dari Pak Modin kemarin, rencana untuk membelikan keranda baru pun diurungkan

Beliau menyuruh warga agar menerima amalan baik dari si dermawan. “Tidak  usah  takut. Yakinlah jika niat beliau baik dengan membelikan keranda baru.” Begitulah tutur Pak Modin meyakinkan warga.

****

Sebulan berlalu.

Aku yang tidak kapok ikut ayah berpatroli tidak lagi menjumpai keganjilan di lokasi keranda.

Keadaan kembali tenang, namun berbalik dengan kondisi kampung yang semakin resah setiap selapan yakni di hari Jumat Kliwon.

Berikutnya kematian mulai menghantui seluruh warga kampung. Setiap hari selalu terdengar sepiker masjid maupun Musala berkumandang dan memberi maklumat tentang warga yang meninggal dunia, bahkan kerap juga sehari sampai dua kali kematian.

“Inalilahi waina illaihi roziun. Telah meninggal dunia ....” Suara dari pengeras Masjid.

Yang membuat warga ngeri adalah tidak adanya gejala yang dialami oleh orang yang akan meninggal dunia. Mereka sehat, lalu tiba-tiba sakit, dan bisa dipastikan setiap pagi sakit, sorenya pasti meninggal, dan jika sakitnya sore, maka paginya pasti meninggal.

Aneh memang.

Kengerian tidak hanya itu saja, beberapa warga juga sering melihat ada keranda terbang tanpa ada yang memikulnya. Selain itu, keranda tersebut jika diikuti pasti akan berhenti dan hilang di rumah salah satu warga, yang mana salah satu penghuni rumah tersebut akan terserang penyakit lalu meninggal dunia.

Tapi anehnya, selama aku dan ayah berpatroli ke makam tidaklah pernah melihat atau menjumpai hal aneh pada keranda baru itu.

Dengan sisi yang tidak terjawab itu, akhirnya kondisi kampung sepi. Setiap malam hari, suasana menjadi hening dan mencekam.

Warga takut jikalau rumahnya didatangi keranda terbang tersebut, bahkan acara tahlilan yang digelar di rumah juga hanya dilakukan oleh saudara dan kerabat saja, meski begitu, ayah tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai penjaga makam.

Beliau tetap mengajakku tanpa beranggapan tentang hal buruk yang akan kami temui.

****

Melihat kondisi kampung yang semakin tidak karuan, akhirnya Kepala Desa serta pemuka agama melakukan diskusi. Mereka juga melibatkan warga demi menemukan jalan keluar yang tanpa perdebatan dan saling menyalahkan

“Maaf, Pak Ustaz. Kami beranggapan jika keranda baru itu adalah penyebab dari masalah di kampung kita ini,” ucap Kartadi  dengan yakin diikuti oleh beberapa warga yang turut berpendapat dengan pandangan yang sama.

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis ceritaTrakter yok biar dapat kode buat buka cerita terkunci.

Karena ayah adalah orang pertama yang menyaksikan hadirnya keranda tersebut, maka beliau disuruh memberikan kesaksian tentang hal ganjil yang pernah dijumpai.

Ayah pun menceritakan apa yang kami temui di hari pertama saat melihat keranda misterius tersebut.

Semua terfokus pada setiap ucapan ayah. Kemudian setelah selesai bertutur, terdengar suara gaduh saling berpendapat. Pada intinya keranda itu dianggap sebagai penyebab dari musibah yang menimpa warga selama ini.

Pagi esoknya Pak Modin serta Pak Ustaz mengikuti kemauan warga, yakni mengatasi masalah tersebut dengan membuang keranda baru.

Setelah keranda itu berhasil dimusnahkan, maka disepakati membeli keranda yang baru sesuai rencana awal. Pada saat itu yang menjadi tanda tanya besar adalah di mana sebenarnya keranda lama berada, karena menurutku bukan hanya keranda baru nan misterius itu saja penyebabnya, tapi keranda kayu yang lama juga berperan dalam hal tak kasat mata, dan yang paling penting, adalah harus ditemukan sosok di balik pergantian keranda. Orang tersebut pasti memiliki tujuan negatif yang berdampak besar bagi warga.

Tanpa menunggu waktu lama, warga berbondong-bondong mengambil keranda baru dari makam lalu beramai-ramai pula mereka melarung dan membuangnya ke sungai perbatasan kampung. (melarung= menghanyutkan).

Sungai cukup besar dengan aliran yang besar pula. Dalam hitungan detik, keranda itu pun hanyut entah ke mana.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini diridhoi oleh Allah,” ucap Pak Modin sebelum semuanya membubarkan diri.

****

Malamnya.

Aku dan ayah kembali melakukan patroli. Kami baru saja memasuki area pemakaman, dan disambut dengan angin kencang yang sangat kuat.

Hal yang sama kembali terulang, yakni terdengar suara seperti papan dibanting dari tempat keranda berada.

Brak!

Saat senter kami secara bersamaan menyorot lokasi, betapa kami dibuat terheran-heran karena keranda masih tergantung di sana, dan saat kami teliti dengan saksama Kami yakin jika keranda tersebut adalah keranda yang sama dengannya dilarung tadi.

Segera kami temui Pak modem melaporkan apa yang kami jumpai dan malam itu juga pertemuan kembali diadakan melalui sepiker Masjid warga juga pemuka Kampung disuruh berkumpul di Masjid.

Pak Kades sendiri tidak bisa datang saat diberitahu Karena ada urusan di luar kota

Diskusi yang dipimpin Pak Modin dan beberapa pemuka desa itu pun dimulai. Semua diawali dari sebuah keganjilan yang terjadi, di mana sesuatu hal di luar nalar telah berlangsung, yakni kembalinya keranda yang telah dilarung siang tadi.

Warga yang merasa tidak percaya memutuskan untuk mendatangi makam secara beramai-ramai. Mereka ingin menyaksikan sendiri jika keranda tersebut benar-benar kembali.

Pada akhirnya semua orang pun menuju makam dan sekaligus mereka bersepakat akan melakukan tahlil bersama di lokasi serta melanjutkan diskusi di sana.

Ketika sampai di makam, mereka melihat keranda misterius berada di tempatnya.

Semua warga tercengang tidak percaya! Mereka yang tadi membuang pun merasa takut jika ada ancaman nyawa bagi mereka, namun Pak Ustaz menyuruh agar semua tetap tenang dan mengikuti prosesi doa bersama.

Usaha Pak Ustaz yang mampu meredam kegelisahan warga di sepanjang acara Tahlil dan doa bersama yang dilakukan. Angin kencang terus-menerus menerpa, anehnya keranda misterius itu tidaklah bergoyang sama sekali, tetap tenang pada tempatnya.

Saat acara selesai, dialog kembali dilaksanakan, namun kebanyakan dari warga berpasrah pada Pak Modin maupun Pak Ustaz. Mereka memilih ikut dengan keputusan dua pemuka kampung itu, dan dari mereka yang tidak paham betul dengan dunia metafisika memutuskan untuk melibatkan orang pintar dalam menyelesaikan masalah tersebut

Bagi mereka, kejadian itu sudah di luar jangkauan ilmu yang mereka miliki, tidaklah mampu menemukan jawaban dari hal gaib itu.

Baik Pak Modin maupun Pak Ustaz mempersilahkan bagi siapa pun dikenal dengan ahli ilmu kebatinan maka bisa mengajaknya untuk ikut serta membantu.

Warga berusaha menanyakan ke orang pintar yang mereka kenal, namun pada kenyataannya, masih saja ada warga yang meninggal dunia.

Berita tentang kematian demi kematian tersebut meluas, hingga suatu hari ada orang pintar dari luar kota, orang pintar yang bernama Mbah Kus.

Waktu itu Mbah Kus datang tepat di tengah malam, dan meminta ayah menunjukkan keberadaan keranda. Aku yang kebetulan masih terjaga ikut dengan mereka.

Begitu sampai di lokasi Mbah Kus langsung memegang keranda layaknya bernyawa. Keranda  tersebut berguling ke sana kemari.

Mbah Kus saja merasa kewalahan, pun melepas pegangannya.

“Sekarang bukanlah waktu yang tepat,” kata Mbah Kus.

Setelah itu beliau mengajak kami untuk kembali pulang. Sambil berjalan, Mbah Kus menjelaskan keranda yang dianggap warga sekitar adalah lampor, keranda yang berasal dari alam gaib, yang mana keranda tersebut akan mengambil korban untuk dibawa ke alam lain. Tujuannya adalah untuk dijadikan budak nafsu.

Sedangkan penyebab dari kedatangan keranda misterius itu adalah karena dalam waktu yang cukup lama, keranda yang dipakai dulunya sudah tidak layak, dengan begitu maka makhluk tak kasat mata menggunakan kesempatan untuk melakukan pencarian budak.

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita

Trakter yok biar dapat kode buat buka cerita terkunci.


Sosok penguasa alam lain itu tinggal mengikuti arah keranda. Di situlah para korban dipilih.

“Sejak kapan kamu melihat kedatangan keranda tersebut?”

Ayah menjawab, “Malam Jumat Kliwon, Mbah.”

Maka beliau memberitahu jika keranda tersebut bisa dikembalikan pada tempatnya. “Nanti warga desa harus mengadakan ritual khusus dengan mengorbankan seekor kerbau bule,” saran Mbah Kus.

****

Di hari yang ditentukan, warga desa berbondong-bondong pergi ke makam. Mereka akan turut menyaksikan penyembelihan kerbau bule demi kembalinya kenyamanan kampung, meski bukan biaya sedikit, pihak desa siap menanggungnya. Mereka percaya pada Mbah Kus, beliau telah terlibat dalam masalah yang sama dan beliau pula yang menangani juga mengembalikan keranda misterius

Begitu kerbau disembelih oleh Pak Modin seketika angin kencang datang di sekitarnya, saat kerbau itu akan berakhir dengan suara keras, Mbah Kus mengucap sebuah mantra Jawa kuno, dan seketika itu pula ketegangan berangsur surut. Kerbau kembali diam, mati. Angin pun berhenti berembus dan keranda juga tidak lagi bergoyang

Malam itu juga, daging serta kulit kerbau disuruh masak dan harus dihabiskan, sedangkan tulangnya akan dikubur di sisi korban terakhir.

Semua berterima kasih pada Mbah Kus, karena kampung sudah terasa nyaman kembali.

****

Keesokan harinya, yakni hari Jumat Kliwon, ayah menjumpai keranda misterius itu sudah tidak ada di tempat. Anehnya rantai kayu yang sudah keropos juga tidak ada di tempat. Menurut Mbah Kus, keranda kayu tersebut sudah dikubur bersama tulang kerbau, dan di hari yang sama, pihak desa pun membelikan keranda.

****

Pak Ustaz maupun Pak Modin terakhir memberikan nasihatnya. “Tidak bisa diingkari, bahwa di dunia ini ada orang-orang jahat, yang ingin mencelakakan orang lain.”

“Masing-masing orang dengan keberkahannya, ada porsi yang sudah dibagi.”

“Dan tidak bisa dimiliki oleh satu orang.”

“Begitu pun antara mereka. Ada yang jahat dan yang baik.”

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis ceritaTrakter yok biar dapat kode buat buka cerita terkunci.

“Masing-masing mempunyai kemampuan dan tujuan hidup sendiri, sehingga tidak ada perselisihan yang mesti diperdebatkan.”

“Yang paling penting, adalah Tuhan menjadi yang lebih utama.”

Aku terdiam mencerna ucapan Pak Ustaz. Semoga siapa saja yang telah bersekutu dengan iblis segera mendapat balasannya karena telah membuat geger kampung dengan lampor, dan mencari budak iblis dari warga yang telah dijadikan tumbal dengan cara mengirim keranda ke rumah mereka. 

SELESAI

GAIRAH TERLARANG 9 KLIK: DI SINI

Cerita Berbayar! Wajib trakter 5 gelas untuk mendapatkan kode. Cerita bisa didownload untuk kamu baca kapan saja. 
Cerita lebih panjang dalam kemasan novel balada. 

Mengisahkan Ngadiman, bocah kecil yang tumbuh dan mendaur ulang siklus pelecehan seks dengan ending mengharu biru.


Silakan follow Blog ini bagi yang belum.


PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search