SARUNG KAWUNG
Sejarah Batik Kawung
Batik kawung merupakan salah satu motif batik tulis kuno yang sangat tua
serta mempunyai sejarah yang sangat panjang. Motif kawung ini sendiri termasuk
ke dalam pola geometris yang repetitif dan tersusun dari pola berbentuk
lingkaran (kriteria motif-motif ceplok atau ceplokan atau keplok), seperti
halnya bunga mawar atau bintang.

Dalam beberapa penelitian tentang motif-motif batik di Jawa serta jejak
peninggalannya, ada satu temuan yang sangat menarik, bahwasanya ada pola serupa
motif kawung yang bisa ditemukan di bagian dinding-dinding Candi Hindu kuno,
seperti hal pada Candi Prambanan. Bahkan salah satu arca di candi Prambanan,
yaitu arca Ganesha memperlihatkan motif seperti hal motif ceplok, lereng, dan
juga titik yang sangat jelas.
Hal ini dapat ditarik kesimpulan, jika masyarakat sebenarnya telah
mengenal motif kawung jauh sebelum pada abad ke-17 mengingat Candi Syiwa yang
ada di Prambanan telah ada di sekitar abad ke-9.

Dahulu motif batik kawung ini termasuk ke dalam salah satu dari sekian
banyaknya motif-motif larangan, seperti halnya motif parang, motif udan liris, motif
sawat, motif cemukiran, motif parang rusak, motif alas-alasan, dan motif semen.
Dinamakan motif batik larangan dikarenakan motif tersebut hanya boleh
dipakai dan dibuat oleh orang-orang yang berada di lingkungan keraton.
****
Proses pembuatannya yang membutuhkan ketekunan serta memakan waktu lama,
dahulu dianggap sebagai salah satu bentuk dari pengabdian kepada raja.

Ketika itu, motif batik mempunyai
arti yang sangat penting dan menjadi sebuah penanda akan status atau pun kelas
sosial bagi si pemakainya. Mulai itu dari sang raja, keluarga di kerajaan,
serta anggota kerajaan, seperti halnya para prajurit, para pejabat kerajaan,
para pelayan, dan para penari mempunyai rambu-rambu pemakaian motif tertentu,
jadi tidak sembarangan orang dapat memakai motif berjenis kawung ini.
Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, maka Batik kawung ini sudah mulai dipakai oleh golongan-golongan yang
berbeda-beda sesudah Kerajaan Mataram dibagi menjadi 2, yaitu Surakarta dan
Yogyakarta.
Di Surakarta misalnya, batik kawung
banyak dikenakan oleh golongan Punakawan atau penasihat dan abdi dalem jajar priyantaka,
sementara di Yogyakarta sendiri batik kawung jamak dikenakan oleh sentana
dalem, yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan keluarga raja.
Akan tetapi, dalam perkembangannya,
pemakaian batik kawung kemudian semakin meluas di kalangan masyarakat umum.
Bahkan batik kawung ini identik dengan Semar, yaitu salah satu tokoh Punakawan
yang paling terkenal. Dalam pewayangan, Semar kerap terlihat memakai sarung
batik bermotif kawung.
Makna dan Filosofi Dari Motif Batik
kawung
Motif kawung meskipun sederhana ternyata mempunyai banyak sekali makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bahkan dapat disimpulkan jika memiliki banyak makna artinya adalah banyak doa yang baik bagi si pemakai motif kawung tersebut.

Daging buah berwarna putih dari buah kawung
atau kolang-kaling mempunyai makna sebagai penggambaran hati yang bersih.
Bermanfaat Bagi Banyak Orang
Pohon aren ternyata mempunyai banyak
manfaat bagi manusia, mulai itu dari ujung daunnya sampai ke akarnya, baik dari
batang, nira, daun, dan buahnya. Hal ini menyimbolkan supaya manusia untuk
tetap senantiasa bermanfaat bagi siapa pun.
Persatuan Rakyat.
Makna batik kawung diibaratkan
sebagai “Sederek Sekawan, Gangsal Pancer.” Di mana 4 buah motif kolang-kaling
tersebut merupakan lambang dari sebuah persaudaraan yang berjumlah empat dengan
satu motif titik di bagian tengahnya yang dianggap sebagai pusat dari kekuasaan
alam semesta. Dengan begitu, motif batik kawung perlambang persatuan seluruh
rakyat dan juga bangsa.
Lambang Kebijaksanaan, Kearifan, dan
juga Pengendalian Diri.
Dalam bahasa Jawa, suwung, kata kawung
mengandung makna kekosongan.
Kekosongan di sini yaitu kekosongan
nafsu dan juga hasrat duniawi, sehingga menjadikan seseorang netral, tidak
ingin menonjolkan diri, tidak berpihak, mengikuti arus kehidupan, membiarkan
segala macam yang ada di sekelilingnya berjalan sesuai dengan kehendak alam.
Sarung Khusus Bapak-bapak.
Bisa dibeli di sini
Bisa dibeli di sini

No comments:
Post a Comment