ABU NAWAS KENAPA ADA BULAN SABIT
ABU NAWAS
Suatu ketika Abu Nawas bepergian keluar kota. Ia berjalan
melewati tandusnya padang pasir.

Di tengah jalan Abu Nawas menemukan beberapa kerangka manusia
yang sedang tergeletak di tanah. Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba muncul
orang tak dikenal menghadangnya. Rupanya dia adalah orang gila yang terkenal
kejam.

Dengan membawa golok di tangannya, orang gila itu menghampiri
Abu Nawas “Siapa kamu?” tanya orang gila tersebut.
“Saya hamba Allah,” jawab Abu Nawas.
“Saya juga hamba Allah. Yang saya maksud nama kamu siapa!”
bentak orang gila mulai emosi.
“Nama saya Abu Nawas,” jawab Abu Nawas dengan tenang.
“Apakah kamu orang berilmu?” tanya orang gila itu kembali.
“Iya. Saya orang yang berilmu,” jawab Abu Nawas.
“Baguslah. Kamu lihat kerangka-kerangka di depanmu itu. Mereka
adalah orang-orang yang aku bunuh karena mereka tidak bisa menjawab
pertanyaanku,” ujar orang gila tersebut.

“Dan kali ini adalah giliranmu. Kalau kamu tidak bisa
menjawab pertanyaanku, maka nasibmu akan sama. Kamu akan mati di tanganku!”
ujar orang gila itu.
“Apa pertanyaanmu?” tanya Abu Nawas.
“Begini. Ketika awal bulan, bulan berbentuk kecil, yang kita
sebut bulan sabit, dan ketika pertengahan bulan, bulan menjadi besar yang kita
sebut bulan purnama, tapi ketika akhir bulan, bulan kembali menjadi kecil yang
kita sebut bulan sabit. Pertanyaanku adalah, kenapa di awal bulan dan di akhir
bulan, bulan bentuknya kecil?” tanya si orang gila.
“Kamu sangat bodoh. Di awal bulan, bulan masih kecil karena
saat itu Tuhan sedang membuat bulan agar menjadi besar. Setelah bulan menjadi
besar di pertengahan bulan, lalu Tuhan memotong-motong bulan purnama menjadi
kepingan-kepingan kecil, kepingan-kepingan tersebut lalu Tuhan jadikan bintang
yang bertebaran di langit. Oleh sebab itulah kenapa di awal bulan dan di akhir
bulan, bulan bentuknya jadi kecil.” kata Abu Nawas menjelaskan.

Mendengar jawaban Abu Nawas, orang gila itu langsung merebut
tangan Abu Nawas dan menciumnya.
“Luar biasa. Ternyata jawaban Anda sesuai dengan apa yang
kupikirkan.”
Abu Nawas pun lalu dipersilakan untuk melanjutkan
perjalanannya.
No comments:
Post a Comment