KEBO KANIGORO 3
LUDAH WEDON (KEBO KANIGORO EPISODE TERAKHIR)
Karena selain membuat resah tentu membuat nama kawasan wisata menjadi buruk, tapi Kris tidak mau berdampak pada pekerjaan yang dijalani. Kris tidak ingin kenyamanan yang telah dimiliki akan terusik.
Didik pun ikut caranya, mereka memilih mengikuti ucapan Mbah Dongkol yang selalu diingat.
Sejenak Kris melihat jam tangan, pukul 16.00. Kegiatan rutinnya akan berakhir, tapi hari ini Kris berniat mengajak Saripah. Kris akan berbicara serius tentang hubungan yang terjalin selama ini.
Dengan kebulatan tekad, Kris berencana mengabarkan kalau akan segera melamarnya.
“Kris, gawat!” Didik tiba-tiba muncul dari belakang. Dia tampak tegang yang membuat Kris bertanya-tanya.
Didik pun menjelaskan bahwa Ramso menggoda Saripah.
Mendengar ucapan Didik, seketika membuat Kris jadi marah. Tanpa bicara apa pun dia segera menuju warung Saripah. Didik sendiri tidak bisa ikut karena harus menjaga parkiran.
****
Ternyata ucapan Didik terbukti, saat tiba di warung terlihat Ramso masih asyik menggoda Saripah, sementara dua kawan Ramso Ketawa sambil mengusir setiap orang yang hendak ke warung. Salah satu dari mereka membawa minuman keras yang biasanya diminum secara bergantian.
Begitu melihat kehadiran Kris, Ramso tertawa. Memang terlihat masih ada dendam di sorot matanya yang tajam.
“Apa yang kamu inginkan?” tanya Kris menahan amarah begitu sampai di hadapan Ramso.
Bau alkohol menyeruak saat Ramso mendekati Kris dan bersamaan dengan itu Ramso melayangkan bogem mentah yang mampu dihindari oleh Kris.
Terdengar Syarifah menjerit.
“Tolong!”
“Tolong!”
Kris segera keluar dari warung. Perkelahian pun dimulai. Saling jual beli serangan terjadi dan ternyata apa yang diomongkan Mbah Dongkol benar. Ramso sangatlah kuat, meskipun terpengaruh minuman keras, beberapa kali pukulan dari Kris sama sekali tidak terasa.
Saat pukulan Ramso mendarat di wajah Kris, seketika itu pula Kris merasa hilang tenaga.
Dengan amarah membabi-buta Ramso menghajar habis-habisan yang membuat Kris bersimbah darah.
Di saat Ramso akan menginjak kaki Kris muncul kawanan tukang ojek, dan beberapa warga, serta para pedagang mendekat. Dengan senjata apa pun mereka mulai membantu dengan menyerang Ramso.
Kawanan masa itu pun menyerang, namun tidak satu pun senjata yang mampu menembus kulit Ramso.
Hingga akhirnya, dalam keadaan terpojok, Ramso melakukan perlawanan sekuat tenaga. Dia tidak menemukan celah untuk berlari karena semakin lama orang yang berdatangan semakin banyak.
Beberapa senjata yang dibawanya mampu disingkirkan oleh masa tersebut. Keadaan semakin memanas begitu melihat kehebatan yang diperlihatkan Ramso.
Massa itu pun semakin beringas. Mereka terus menghujani dengan sabetan senjata. Di tengah rasa putus asa Ramso terus melakukan perlawanan.
Kejadian itu terus berlanjut cukup lama hingga Ramso mengeluarkan keris kecilnya, tapi masa yang cukup banyak mampu membuat keris tersebut terlepas dari genggaman.
Saat tersudut Ramso melakukan satu hal yang membuat semua bergidik ngeri.
Demi mempertahankan diri Ramso mencabut giginya satu persatu. Setiap kali darah itu masih mengalir dari mulutnya, tenaganya kembali pulih, namun dia tetap berada dalam kepungan hingga tidak mampu melarikan diri.
Semuanya ketegangan terus berlanjut. Sepertinya saat itulah yang dinanti. Para ojek maupun warga menanti saat yang tepat untuk menghabisi Ramso.
Meski mulai kelelahan, namun sang jagoan masih mampu melawan hingga satu persatu sekumpulan massa itu membuatnya telanjang, hanya tersisa celana dalam saja. Terlihat beberapa rajah di punggung juga di pahanya.
Cukup lama perkelahian tidak berimbang itu berlangsung. Datanglah Theo dan Didik.
Tampak Theo membawa bambu kuning yang sudah dibuat bambu runcing yang mana di dalamnya terdapat daun kelor dari 9 pohon.
Theo menyerahkan bambu tersebut pada salah satu orang di sana sambil berpesan tidak untuk ditusukkan namun hanya untuk mengenai kulitnya saja.
Segera bambu itu dipukulkan berulang kali ke tubuh Ramso.
Dengan teriakan kuat Ramso pun roboh. Dia yang setiap kali menjadi kuat saat menghisap darahnya sendiri, kali ini terkulai tiada berdaya. Sabetan senjata tajam juga mampu menembus kulitnya hingga berlumuran darah.
Sebenarnya ada rasa iba yang mengalir di hati kecil Kris, tapi sekumpulan orang yang brutal itu sudah tidak terbendung lagi amarahnya.
Ramso penuh luka bermandikan darah dan pada akhirnya mengembuskan nafas terakhir.
Saat tenggorokannya disembelih suaranya terdengar sangat mengiris hati.
****
Kejadian yang menewaskan Ramso berbuntut panjang. Sebanyak sebelas orang diamankan. Sedangkan Kris dan Saripah menjadi saksi atas kejadian tersebut.
Pada akhirnya ditetapkanlah sembilan orang sebagai tersangka, namun atas dukungan dari pihak pengelola wisata, hukuman mereka tidaklah berbeda ditambah kesaksian Kris dan Saripah yang jelas meringankan.
****
Tiga Minggu kemudian.
Malam ini sangat mencekam. Sudah tiga minggu lebih sejak Ramso meninggal masih saja ada rasa bersalah di hati Kris. Seharusnya dia senang karena orang yang mempunyai sifat yang tidak terpuji itu sudah tiada, tapi melihat kematiannya yang sangat tragis membuat dia selalu teringat.
Dalam lamunan itu mendadak terlihat sebagai bayangan putih melintas, wujudnya tinggi seperti sosok kain, beberapa menit kemudian disusul munculnya kain.
Kris jadi teringat akan cerita Saripah yang diserang sosok menakutkan. Menurut kisahnya saat hendak ke warung sekitar pukul sembilan malam, dia melihat sosok putih seperti kelinci. Sosok yang dilihatnya di sekitar kebun pisang itu semakin lama semakin membesar. Semula Saripah melihat kalau sosok itu adalah almarhum Ramso, namun karena semakin tinggi maka tidak pernah lagi terlihat wajahnya. Sosok yang wujudkan putih itu selalu bergoyang seperti tertiup angin.
Saripah berlari, tiba-tiba sosok tersebut sudah muncul di hadapannya, dan ketika dia menengok ke atas tampak ada semburan air mengarah ke wajahnya.
Seketika Saripah mundur sambil menutupi mukanya dengan telapak tangan. Di saat itu pula dia menjerit sekuatnya karena percikkan air tersebut dirasakan sangatlah panas, seperti air mendidih. Beruntung sosok itu langsung melayang pergi.
Menurut dokter yang menangani, luka tersebut seperti luka bakar, akan mengalami kesembuhan setelah usai melepuh.
Semenjak apa yang dialami Saripah, penampakan kain putih itu membuat sekitar lokasi wisata menjadi mencekam, bahkan ada beberapa tukang ojek yang mengalami hal sama seperti Saripah. Mereka seperti terkena ludah yang teramat panas.
Saripah sendiri belum sembuh. Setiap kali diganti perban, luka di telapak tangan sampai sikunya selalu saja masih basah, bahkan mulai ada aroma tidak sedap seperti bau daging yang membusuk.
****
Dua hari berikutnya.
Mbah Dongkol pun menjelaskan. “Bahwa hal itu adalah dampak dari ilmu yang dipelajari Ramso, yang mana akan menjadi sosok hantu wedon yang mengganggu.”
“Ketika menempatkan diri pada manusia, biasanya makhluk ini berwujud seperti kain putih yang layang-layang.”
“Pada awal kemunculan ukuran makhluk ini hanya sebesar kelinci lama-kelamaan akan berubah menjadi tinggi besar dan wajah dari hantu ini tidak kelihatan.”
“Banyak orang yang menyamakan wujudnya seperti hantu pocong karena berwujud seperti kain putih, tetapi hantu jenis ini sering mengganggu manusia dan sangat berbahaya.”
“Wedon dapat menyerang manusia dengan menyemburkan ludahnya. Ludah tersebut tampak seperti luka bakar atau terkena air yang mendidih.” Mbah Dongkol melanjutkan. “Bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan dendam Ramso adalah dengan menemukan keris kecil miliknya.”
“Biar aku sendiri yang akan membuang ke suatu tempat, tepatnya di lokasi saat almarhum kakeknya Ramso melakukan ritual mendapatkan ilmu tersebut.”
****
Keesokan harinya.
Setelah mencari tahu tentang siapa yang menemukan keris Ramso, akhirnya seorang tukang ojek menyerahkan pada Kris, yang kemudian dipindah tangan pada Mbah Dongkol.
Beliau pun melakukan apa yang diceritakan kemarin, Mbah Dongkol langsung mengajak Kris menuju lokasi di mana Ramso dihabisi bersama tukang ojek dan warga sekitar termasuk korban ludah wedon. Akan dilakukanlah doa bersama di sana.
Semua diharapkan agar memaafkan segala kesalahan Ramso, dan semua berharap kesaksian di malam itu akan kembali menenangkan keadaan yang mengerikan, namun sayang, luka Saripah tidak bisa disembuhkan, berbeda dengan korban lain yang mampu pulih meski ada bekas luka bakar.
Pada akhirnya tangan kekasih Kris itu diamputasi.
Meskipun cacat, namun tidaklah mengurangi rasa cinta Kris padanya.
TAMAT

No comments:
Post a Comment