Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

BAB 9 GAIRAH TERLARANG

 BAB 9


Dua hari berikutnya setelah kejadian itu.

Pagi ini aku sudah ada di rumah. Semalam aku sampai setelah sore menerima upah bekerja seminggu.

Aku meminta izin untuk pulang dengan alasan ada keperluan dan memang sudah lama aku tak pulang.

Rumahku ada di ujung kampung, rumah papan sederhana dengan pohon alpukat keju tumbuh subur di halaman.

Kini aku hanya ingin menikmati pagi di teras rumah. Istri, anak, menantu, dan cucuku memang hari ini aku suruh ke pasar.

Aku ingin membahagiakan mereka dengan uang yang diam-diam aku terima dari mandorku sewaktu mengantarku pulang waktu itu. Di dalam mobil ia memberiku amplop yang berisi uang dua kali lipat dari upahku bekerja dalam seminggu.

Aku hanya ingin menenangkan diri setelah kejadian di kamar itu bersama Kang Tarji.

Terakhir yang kuingat dia memelukku setelah kami sama-sama puas.

Aku hanya merasa makin terjebak di antara keduanya. Kang Tarji dengan ancamannya dan mandorku yang terus memintaku menjauh dari Kang Tarji.

Niatku sudah bulat untuk meninggalkan mereka berdua. Aku akan mencari kerja sendiri dan tak lagi bergabung dengan rombongan Kang Tarji.

Bisakah aku melupakan keduanya? Aku tidak tahu jawabannya saat ini, tapi aku akan mencobanya.

Mandorku yang lebih berpengalaman dan pusaka milik Kang Tarji yang nyaris sama ukurannya dengan milikku, keduanya seperti membuatku ketagihan untuk mencobanya kembali.

Tidak! Tidak! Kini aku ada di rumah dan aku punya kewajiban menafkahi batin istriku. Aku bukan homo, meski dari kata orang-orang korban penyimpangan seks bisa menjadi pelaku di lain hari.

Aku ingin tetap sebagai kodrat-ku, kodrat-ku seorang laki-laki, tapi kejadian di proyek sungguh menyeretku ke dunia pelangi.

Ya, aku berjanji akan melupakan keduanya.

****

Malam harinya.

Aku berada di tengah-tengah keluargaku. Kami sedang menonton TV.

Mengenakan sarung dan memilih bertelanjang dada sudah biasa bagiku di rumah.

Tadi anakku membeli baju baru, menantuku beli celana baru, dan cucuku mendapatkan sepeda baru.

Aku sengaja ingin menghabiskan uang dari gairah terlarang bersama mandorku untuk senenangan mereka.

"Mbah ... Mbah," kata cucuku.

"Dalem. Onok opo?" tanyaku saat ia berlari dan meminta duduk di pangkuanku.

"Nanti kalau Mbah dapat uang, Albar mau punya kambing," katanya.

"Hus! Memangnya kambingnya nanti kamu kandangin di mana, ha?" tanya anak perempuanku.

"Tidur sama Albar, Mak."

"Iyo, wes. Mengko tuku wedos loro nek mbah wes oleh duwek," kataku lalu mencium kepala cucuku.

"Tumbas dua, Mbah?"

"Hok oh, Le," jawabku.

"Tapi Albar maunya satu laki, satunya perempuan. Albar gak mau kalau laki-laki sama laki-laki."

Deg!

Dadaku sesak seketika. Bahkan ia tidak tahu kalau sepeda yang ia beli hasil dari laki-laki dan laki-laki.

"Le, duduk di bawah bisa toh? Simbahmu itu capek lo," kata menantuku saat aku hanya diam.

"Janji ya, Mbah. Pokoknya kambingnya laki-laki dan perempuan biar cepat beranak."

Aku mengangguk.

Setelahnya aku membiarkan mereka menikmati acara televisi. Aku memilih masuk kamar.


Di pembaringan aku mencoba memejamkan mata. Wajah Pak Wakijo mandorku kembali melintas.

Semua buyar saat istriku masuk.

"Pak, tiga hari lalu Lik Katimin ke rumah. Menanyakan Njenengan masih ikut Kang Tarji atau tidak."

"Mbok jawab opo?"

"Ya, aku bilang apa adanya. Katanya dia mendapat proyek perumahan subsidi di ... di mana ya, kok aku lupa."

"Golek tukang ta?"

"Iya, sepertinya mencari Njenengan untuk diajak nukang."

"Opo sesok tak temoni yo, Mak?"

"Loh! Memangnya Njenengan sudah tidak bekerja lagi sama Kang Tarji?"

"Yo, jek panggah, tapi bayarane luweh gede Lik Katimin mending tak tinggal ae Kang Tarji."

"Terserah. Njenengan yang kerja. Bagaimana baiknya saja."

"Mak."

"Apa?"


Baca full ceritanya dalam kemasan Ebook.

Series 6 juga bisa kamu miliki Ebook-nya.





PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search