Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS DARAH TINGGI

 ABU NAWAS

ABU NAWAS 

Siang itu langit terlihat mendung. Awan hitam menyelimuti cakrawala. Itu pertanda sebentar lagi akan turun hujan.

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita

Benar saja, tidak lama kemudian hujan pun mulai turun.

Abu Nawas yang rencananya akan pergi, terpaksa mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih duduk di depan rumah sambil menikmati secangkir teh hangat.

Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita

Ketika Abu Nawas sedang memandangi hujan, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sosok Abu Jahal tetangganya.

Abu Jahal terlihat berlari tergesa-gesa menuju arah rumahnya sendiri. “Hai, Sifat kusir!” Abu Nawas pun muncul ingin meledek Abu Jahal.

class

“Hai, Pelit! Kenapa kau berlari tergesa-gesa!” imbuh Abu Nawas.

“Biar tidak kehujanan! Saya ‘kan pakai jubah yang mahal, Abu Nawas! Sayang loh kalau sampai basah kena air hujan,” kata Abu Jahal balas meledek.

“Sungguh bodoh ada saja orang yang lari dari rahmat Allah,” balas Abu Nawas.

“Maksudmu apa, Abu Nawas! Siapa yang lari dari rahmat Allah?” tanya Abu Jahal.

“Tidak terima? Bukankah hujan itu rahmat? Kenapa kau malah menghindarinya?” tanya balik Abu Nawas.

Mendengar itu Abu  Jahal tidak bisa berkata apa-apa. Ia kemudian masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya dengan keras, sementara Abu Nawas tertawa terkekeh-kekeh.

Beberapa hari kemudian terlihat pula ketika Abu Nawas sedang nongkrong di warung. Ia merasakan gelagat sebentar lagi akan turun hujan ternyata dugaan Abu Nawas tepat.

Rintik gerimis mulai turun dari langit. Ia pun teringat cucian baju di rumahnya yang sedang dijemur.

Terpaksa ia berlari dengan tergesa-gesa agar secepatnya tiba di rumah.

Kebetulan saat itu Abu  Jahal sedang duduk di depan rumah.

class

Melihat Abu Nawas berlari tergesa-gesa di tengah gerimis, Abu  Jahal berteriak kepadanya. “Hai, Abu Nawas! Apakah kau lupa dengan ucapanmu tempo hari!”

“Jangan lari dari rahmat Allah! Jangan pula menghindarinya!” kata Abu  Jahal meledek Abunawas.

“Siapa yang lari dari rahmat Allah justru aku menghormatinya! Aku hanya tergesa-gesa agar tidak menginjak rahmat Allah dengan kakiku!” balas Abu Nawas.

Mendengar jawaban tersebut muka Abu  Jahal menjadi kecut. Niatnya mau meledek malah ia sendiri yang kembali kena.

“Kurang ajar Abu Nawas! Ada saja jawabannya!” batin Abu  Jahal menahan emosi.

Setelah Abu Nawas mengambil jemuran bajunya, ia pun duduk di depan rumah sambil memakan daging kambing dan ternyata Abu  Jahal masih duduk di depan rumahnya sendiri.

Melihat Abu Nawas makan daging kambing, Abu  Jahal kembali meledek. “Hai, Abu Nawas! Jangan kebanyakan makan daging kambing, nanti cepat terkena darah tinggi!” teriak Abu  Jahal.

“Saya kira Allah lebih tahu mana yang sedang terkena penyakit darah tinggi!” balas Abu Nawas cengengesan.

Mendengarnya, spontan membuat Abu  Jahal bertambah emosi. Ia pun langsung masuk ke dalam rumah dan kembali menutup pintunya dengan keras.

 Brak!


Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita 
  TRAKTIR DULU SEGELAS KOPI
Trakteer Pakde segelas kopi, ya. Biar terus semangat menulis cerita


SEGERA HADIR
MBAH SURO REBORN











PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search