PENGANUT ILMU PARAKANG
PART 1
Sosok Parakang merupakan makhluk mistis yang bisa berubah
wujud menjadi apa saja yang diinginkan.
Makhluk ini adalah makhluk gaib yang paling ditakuti oleh masyarakat
Bugis, Makassar.
Bahkan semua orang akan terancam di mana pun Parakang ini
berada dipercaya makhluk jadi-jadian yang sebenarnya adalah manusia ini tidak segan
untuk membunuh para korbannya.
Menurut legenda, Parakang bukanlah makhluk gaib seperti jin
dan hantu, tapi manusia yang belajar ilmu hitam seperti pesugihan.
Sayangnya ilmu yang didapat tidak bisa dijalankan dengan baik
atau gagal mendalami ilmunya. Selain karena faktor ilmu hitam, sosok Parakang
juga muncul karena ilmu yang diturunkan oleh orang tua.
Perwujudan makhluk jadi-jadian ini memiliki bentuk yang
serupa seperti manusia, namun lebih menyeramkan dengan mata yang merah, lidah
menjulur keluar, kulit yang keras, dan kebal senjata tajam.
Parakang ini adalah makhluk pengisap organ dalam manusia
seperti usus dan lainnya, khususnya bagi ibu hamil anak-anak dan juga orang
yang berada di ambang kematian.
Yang lebih menakutkan adalah Parakang ini bisa berubah apa
saja, tidak mengenal waktu siang ataupun malam hari.
Pada saat tidak berubah menjadi makhluk mereka sama seperti
perwujudan manusia yang lain. Akan tetapi, matanya tetap merah dan bisa membuat
siapa saja jadi merinding.
Sosok Parakang ini bisa berubah wujud menyerupai benda atau
hewan apa saja.
Konon mereka akan memiliki perbedaan yang khas ketika berubah
wujud. Misalnya, jika berubah menjadi hewan jenis anjing maka kaki bagian belakangnya
akan lebih panjang dan saat berjalan terlihat menunduk di bagian depannya.
Jika berubah menjadi pohon maka bentuk pohon tersebut hanya
memiliki dua ranting yang seolah menyerupai tangan.
Untuk mengusir sosok Parakang ini hanya boleh dilakukan memukulnya
sekali saja, jika lebih maka Parakang akan berbalik menyerang.
Dari kisah yang berkembang jika seseorang memukulnya maka
akan ada orang yang sakit atau bahkan meninggal dunia. Hal ini terjadi karena
saat berubah wujud maka jasadnya akan tetap berada di rumah hanya jiwanya yang
keluar untuk mencari mangsa.
Kisah para Kang ini merupakan kisah yang paling ditakuti di
Sulawesi Selatan. Bahkan konon sampai saat ini masih ada beberapa perkampungan
pedalaman yang dihuni oleh sekelompok Parakang atau yang dikenal dengan Perkampungan
Parakang.
Konon perkampungan ini sudah ada sejak turun temurun, dan
menurut legenda perkampungan tersebut tidak akan bisa mengubah situasi karena
ilmu harus turun temurun.
****
Kisah ini bermula.
Di sebuah kampung di pesisir, di sana tinggal seorang pemuda
bernama Umar dan istrinya. Mereka baru
saja melangsungkan pernikahan 3 bulan yang lalu yang mana melalui perjodohan
orang tua.
Mereka berasal dari suku Bugis dan rata-rata penduduk kampung
di situ memang dari Bugis.
Umar sendiri seorang yatim piatu yang bekerja sebagai seorang
nelayan. Dia dikenal baik, sopan, dan memiliki dasar agama yang baik pula.
Pada awalnya Jubaidah menolak Perjodohan tersebut. Dia masih
mencintai kekasih lamanya yaitu Hidayat seorang pemuda berbangsa Melayu yang
berpindah ke kampung itu. Hidayat menjadi seorang guru di salah satu sekolah di
sana.
Karena perbedaan adat Ibu Jubaidah menolak pinangan Hidayat.
Hal sama juga dialami oleh Umar karena semasa hidup mendiang ibunya
berutang budi pada keluarga Jubaidah, maka dia harus rela meninggalkan tambatan
hatinya. Hubungan cinta dengan Melati yang terjalin lebih dari 2 tahun terpaksa
dia putuskan sepihak.
Kini Umar dan Jubaidah
menatap masa depan demi kebahagiaan yang baru, mencoba membangun cinta yang
belum pernah mereka jalin dan selama 6 bulan dari pernikahan tampaknya mulai
ada kecocokan di antara Umar dan
Jubaidah.
****
Sepeninggal istrinya
berbelanja.
Tepat pukul 10.00 Umar
akan membersihkan peralatan untuk melaut.
Tanpa dia duga datanglah Melati mendekatinya.
Gadis yang masih anggun dan cantik itu memandang penuh rasa
cemas.
Masih ada rasa yang menggunung di pelupuk matanya. Namun,
bukan itu yang membuatnya datang untuk menemui Umar.
Dengan hati-hati Melati menceritakan tentang hal yang membuat
Umar tercengang. Melati memberitahukan
bahwa dia sering memergoki Jubaidah masih sering bersama Hidayat. Bahkan
keduanya menunjukkan kemesraan seolah masih sebagai sepasang kekasih.
Melati juga memberitahukan jika Umar pergi melaut maka rumahnya selalu didatangi
oleh Hidayat.
Di satu sisi lain, Umar tahu persis sifat Melati, gadis pendiam
dan penuh kejujuran. Mungkin karena tidak kuat menahan isi hatinya sehingga dia
menceritakan hal itu.
Sejenak Umar merenung
tentang kemesraan sang istri belakangan ini.
Di sisi lain Umar
mulai berpikir rasanya tidak mungkin jika hal itu terjadi. Dia melihat ada
cinta yang tumbuh antara dia dan istri.
“Sudahlah, Ris. Uruslah dirimu. Biar aku mengurus hidupku. Jalan
kita sudah tidak searah lagi, Ris,” ucap Umar memendam perasaan.
Melati sendiri masih mencoba meyakinkan apa yang diucapkannya.
Bahkan dia mengucap sumpah jika hal itu benar adanya.
Sebelum Melati berbalik, dia berkata jika akan membuktikan
ucapannya.
Sepeninggal Melati, kini Umar merasa goyah. Pikirannya entah ke mana. Memang
sepeninggal sang ayah 4 tahun lalu dia harus banting tulang untuk melunasi hutang-hutang
almarhum. Dia yang tidak mau lagi berhutang budi dengan orang tua Jubaidah
harus kerja keras demi melunasi hutang tersebut. Jika mendapat hasil seperti
bulan kemarin, dua kali pelayanan lagi utang terakhir pasti akan terlunasi dan
fokus kerja.
Itulah yang membuatnya tidak terlalu memperhatikan Jubaidah.
Namun, dia masih yakin jika omongan Melati belum tentu benar nyatanya.
Tidak ada tetangga ataupun orang lain yang menyampaikan hal
itu.
No comments:
Post a Comment