Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS MAKAM KERAMAT

 ABU NAWAS

MAKAM KERAMAT



Biasanya ketika ada sebuah makam keramat yang diziarahi banyak orang hal itu disebabkan karena di tempat itu dikuburkan seorang yang alim atau bisa juga seorang pahlawan yang berjasa bagi negaranya.

Tujuan para peziarah pun berbeda-beda. Ada yang sekedar mendoakan, ada pula yang meminta keberkahan.

****

Kisah ini berawal ketika Abu Nawas silaturahmi ke rumah sahabatnya yang berada di kampung seberang.

Sepulangnya dari sana, Abu Nawas diberi hadiah seekor keledai sebagai kenang-kenangan.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas mendengar kabar bahwa sahabatnya itu meninggal dunia.

Sedihlah hati Abu Nawas. Ia tak menyangka sahabatnya yang sangat ia cintai pergi begitu cepat meninggalkan dunia ini.

Untuk mengobati rasa kehilangannya, Abu Nawas merawat dengan baik keledai pemberian sahabatnya itu sebab keledai inilah satu-satunya kenangan yang membuat dirinya selalu teringat akan sahabatnya.

Abu Nawas memperlakukan si Keledai dengan sepenuh hati layaknya ia memperlakukan sahabatnya yang telah meninggal itu.

Tidak berselang lama, Abu Nawas kembali dirundung duka. Keledai pemberian sahabatnya juga ikut mati.

Ia pun lalu menguburkannya di kampung sahabatnya yang telah meninggal.

Setelah usai mengubur, Abu Nawas bersimpuh di pusara sambil meratapi keledainya.

Untuk beberapa lama Abu Nawas terlihat khusuk berdoa dengan bercucuran air mata.

Di saat situasi demikian lewatlah rombongan warga melintas di tempat itu. Mereka berpikir pasti yang dimakam tersebut adalah makam orang suci sebab Abu Nawas yang terkenal alim dan pintar saja sampai rela datang ke kampung mereka hanya untuk menziarahi makam itu, apalagi ketika mereka melihat Abu Nawas tampak sedih sampai sebegitunya meratapi kepergian orang di makam itu.

Rombongan warga ini lalu berhenti dan ikut berdoa di makam tersebut.

Ada yang minta keberkahan. Ada pula yang berdoa agar hajatnya terkabul.

Tentu saja hal ini membuat Abu Nawas kaget. “Hai, apa yang kalian lakukan?” tanya Abu Nawas heran.

“Kami juga ingin mendapatkan berkah seperti dirimu. Kami yakin kalau makam ini adalah bukan makam orang sembarangan,” jawab mereka.

Bertambah kagetlah Abu Nawas mendengarnya.

Kemudian Abu Nawas memberitahu bahwa kuburan tersebut bukanlah kuburan siapa-siapa melainkan kuburan keledai miliknya, tapi mereka tak mempercayainya.

“Mana mungkin ini makam keledai. Buktinya kamu sampai sebegitu sedihnya. Kamu pasti ingin mencari keuntungan dari makam ini hanya untuk dirimu saja,” ujar mereka.

Abu Nawas sudah berkali-kali meyakinkan mereka, tapi mereka tidak menghiraukannya yang akhirnya membuat Abu Nawas kewalahan.

Ia pun akhirnya menyerah dan meninggalkan kampung tersebut.

****

Bertahun-tahun kemudian.

Abu Nawas diajak kawannya jalan-jalan mengunjungi kampung tempat keledai Abu Nawas dimakamkan.

Sesampainya di sana Abu Nawas dan kawannya merasa heran kenapa ada banyak orang mengunjungi sebuah makam.

Ratusan orang terlihat antre bergantian menziarahi makam tersebut.

Abu Nawas dan kawannya pun menjadi penasaran. Mereka berdua ingin mengetahuinya.

“Makam siapa yang kau kunjungi?” tanya Abu Nawas kepada seseorang yang kebetulan melintas di hadapannya.

“Itu makam keramat,” jawab orang itu singkat.

“Ayo, Abu Nawas. Kita ke sana. Saya sangat penasaran,” ajak kawannya.

Mereka berdua lalu mendekati makam keramat yang dimaksud yang ramai dikunjungi sampai ribuan orang dan ternyata makam tersebut adalah makam keledainya Abu Nawas yang telah bertahun-tahun meninggal.

Melihat hal itu spontan Abu Nawas tertawa terpingkal-pingkal.

“Hai, Abu Nawas! Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu?” ujar kawannya heran.

“Kamu tahu tidak? Makam siapa itu?” tanya Abu Nawas.

“Memangnya kamu tahu?” kata kawannya balik bertanya.

“Tentu saja saya tahu. Aku sangat mengenali makam itu,” jawab Abu Nawas.

Abu Nawas pun lalu menceritakan kisah tentang makam keledai pemberian sahabatnya.

Mendengar cerita Abu Nawas kawannya itu seketika ikut tertawa terpingkal-pingkal.

Tingkah Abu Nawas dan kawannya ini membuat ratusan peziarah merasa terganggu dan menganggap Abu Nawas mengolok-olok makam keramat.

Orang-orang lalu menegur Abu Nawas agar menjaga sikap, tapi Abu Nawas justru malah tertawa lebih kencang.

Tentu saja hal ini membuat orang-orang emosi. Mereka segera menangkap Abu Nawas dan hendak memukulinya.

“Tunggu dulu! Kalian jangan cepat emosi. Kalian tahu tidak makam yang kalian anggap keramat itu bukan makam orang alim, tapi makam keledaiku yang mati. Aku sengaja menguburkannya di situ.”

“Kalau kalian tidak percaya gali saja kuburan itu kalau saya berbohong silakan kalian boleh membunuh saya,” ucap Abu Nawas.

Ratusan orang yang hadir saling tatap satu sama lain. Ada yang percaya. Ada pula yang tidak percaya.

Akhirnya untuk membuktikan ucapan Abu Nawas mereka beramai-ramai menggali tanah makam tersebut dan ternyata memang benar yang mereka temukan adalah tulang belulang seekor keledai.

Kemudian salah seorang warga bertanya kepada Abu Nawas.

“Kenapa bisa seperti ini, Abu Nawas?”

Abu Nawas pun lalu menjelaskan awal mulanya dan kenapa keledainya dimakamkan di kampung mereka itu, dikarenakan keledai miliknya adalah pemberian sahabatnya yang telah meninggal yang juga merupakan penduduk kampung itu.

Sejak saat itulah akhirnya orang-orang menjadi sadar dan tidak lagi menganggap keramat makam tersebut.


Baca juga cerita lainnya ➡️ Di sini

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search