Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PART 1 MINTA TUMBAL SATU KELUARGA

 PART 1

Kenalkan, aku dilahirkan sebagai anak sulung dari empat bersaudara yang semuanya adalah laki-laki.

Orang tuaku bekerja sebagai petani dengan kehidupan yang sangat sederhana, sementara ibu telah mendahului berpulang sebabkan penyakit TBC sudah lama menggerogoti paru-parunya. Sedangkan ayah masih sehat.

Aku sendiri sudah berumah tangga beberapa tahun yang lalu.


Untuk menghidupi anak dan istri aku merantau ke kota Tangerang persisnya di daerah Ciledug.

Mulanya pekerjaanku sebagai penjual somay keliling, dan beberapa tahun berlalu akhirnya keberuntungan berpihak padaku, pekerjaan yang kutekuni semakin berkembang hingga sekarang.

Aku mempunyai sekitar 12 gerobak somay yang setiap hari dijalankan oleh para pekerja.

Orang-orang menjuluki aku sebagai Bos Somay, sementara ketiga adik laki-lakiku memilih berbeda denganku.

Adik pertamaku bernama Waluyo, membantu ayah bertani.

Satunya lagi sebagai guru bernama Sugiman, dan yang bungsu bernama Bambang, bekerja di kantor kecamatan.

Meski kami tinggal terpisah, namun hubungan persaudaraan tetap terjalin baik. Komunikasi selalu kami lakukan meski hanya melalui telepon.

Akhir-akhir aku menjalani hari seperti biasa, mengatur pekerjaan bersama istriku yang tengah mengandung anak kedua,  sementara anak pertama kami yang bernama Riska, sengaja tinggal di desa menemani eyangnya, dan dia sudah bersekolah Kelas 6 SD.

Itulah perkenalan singkat tentang aku dan keluargaku.

****

Untuk saat ini aku masih menyewa tempat dalam menjalankan pekerjaan yang rencananya lahan beserta bangunannya akan aku beli tahun depan.

“Mas, ada telepon dari rumah.” Istriku berucap dari belakang, sementara aku meninggalkan pekerjaan lalu masuk rumah.

Begitu mendengar suara Waluyo, adik pertamaku dari gagang telepon, seketika tubuh gemetaran. Ia tidak menyangka kalau ayah berpulang secara mendadak.

Kabar duka ini tentu memukul batinku sebab malam tadi aku masih berbincang dengan ayah dan tidak ada keluhan apa pun yang dirasakan, hanya saja ada sesuatu yang kuanggap aneh.

Dalam obrolan malam tadi beliau menitipkan pesan seperti hendak pergi jauh dan tampaknya beliau sudah punya firasat akan kepergiannya itu.

Aku tutup telepon, aku suruh istriku mempersiapkan apa pun untuk dibawa pulang, sementara satu pegawai yang menjadi salah satu kepercayaanku tetap bekerja selama aku pulang kampung. Aku tidak mau para pekerja yang sudah berkeluarga terhambat rezekinya.

“Semua sudah siap, Mas,” ucap istriku yang sudah mempersiapkan semua.

****

Di sepanjang perjalanan pulang.

Hal-hal menyeramkan bermunculan. Dimulai dari kemunculan sosok pengemis buntung, pria berusia sekitar setengah abad itu mendadak muncul di salah satu lampu lalu lintas. Tatapannya sangat aneh, sementara dia memakai sorban yang terbuat dari kain mori hingga menutupi kedua telinganya dan sosok pengemis itu kembali muncul di beberapa tempat yang kami lewati seolah memberi peringatan akan mara bahaya yang mengancam.

Hal menyeramkan selanjutnya adalah sosok boneka dari kayu.

Tiba-tiba saja istriku menemukan boneka tersebut tergeletak di kursi belakang mobil. Tidak pernah ada kejadian semacam itu sebelumnya.

Boneka tersebut terbentuk sosok bayi. Matanya sangat hidup yang membuat istriku merinding dibuatnya.

Istriku hendak membuangnya dan itu sengaja aku larang karena perasaanku tidak enak saat kepikiran bayi yang sedang dikandungnya. Aku takut ada sesuatu yang berakibat buruk pada janin istriku.

Segera boneka itu dikembalikan pada tempatnya dan hal menyeramkan yang terakhir adalah selalu tercium aroma anyir dan busuk. Bau itu datang dan pergi setiap saat menambah rasa heran kami disiangi itu.

“Teruslah berdoa, Mas. Semoga saja kita dijauhkan dari segala mara bahaya ini,” ucap istriku sambil membuka jendela mobil.

Dia merasa mual saat aromanya itu sangat kuat menusuk hidung.

****

Pemakaman ayah baru saja selesai ketika tiba di rumah.

Begitu mengambil barang bawaan, aku juga istriku sangat tercengang. Kami tidak menemukan boneka kayu yang tadinya berada di jok belakang. Jelas sekali bangku itu kosong, tapi kejadian itu segera hilang dari pikiran kami saat anakku datang mengajak masuk.

Di sana sudah berkumpul kerabat juga para tetanggaku.

Adik-adikku berkata kalau tadinya memang sempat menunggu kedatanganku, tapi karena aku tidak segera muncul maka dilaksanakanlah upacara pemakaman tersebut.

“Tidak usah menungguku datang karena menunda pemakaman adalah sesuatu yang tidak baik.”

Aku langsung berkumpul dengan adik-adikku termasuk Riska yang rindu pada ibunya.

Istri Waluyo yang memang tinggal serumah dengan ayah menceritakan kejadian sebelum ayah meninggal.

Selesai salat subuh seperti biasa ayah menyiapkan peralatan untuk berkebun kemudian menyiram tanaman di pekarangan rumah, tapi belum selesai kegiatan itu beliau masuk kembali ke dalam rumah dengan mengeluh dadanya sakit. Di susul kemudian beliau merasakan sesak nafas yang diikuti rasa sakit teramat sangat pada bagian perutnya.

“Ayah berguling-guling di tempat tidur menahan rasa sakit dan kejadian itu berlangsung sangat singkat, Mas,” kata istri Waluyo itu.

PART 2

PART 3

CERITA LAINNYA KLIK: DI SINI

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search