Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ADIPATI BLAMBANGAN

 

 LEGENDA ADIPATI BLAMBANGAN

 


Damarwulan dan Minak Jinggo, kisah dari  Provinsi Jawa Timur.

****

Kebo Marcuet.

Pada saat Ratu Ayu Kencana Wungu bertakhta di Kerajaan Majapahit, tersebutlah sebuah daerah bernama Blambangan yang terletak di Banyuwangi.

Daerah itu dipimpin oleh seorang Adipati sakti yang punya tanduk kerbau di kepalanya, namanya Kebo Marcuet.

Lalu diadakanlah sebuah sayembara, barang siapa sanggup membunuh Kebo Marcuet, maka berhak menjadi Adipati di Blambangan dan akan dijadikan suami Ratu Ayu Kencana Wungu.

****

Jaka Umbaran menjadi Adipati Blambangan dengan sebutan Minak Jinggo.

Ratusan pemuda ikut dalam sayembara itu, termasuk Jaka Umbaran.

Semuanya tak mampu mengalahkan Kebo Marcuet, maka Jaka Umbaran pun maju. Dia cukup percaya diri karena tahu kelemahan Kebo Marcuet.

Ternyata Jaka Umbaran ini adalah cucu dari Ki Angger Pamengger yaitu guru dari Kebo Marcuet sendiri.

Pertarungan berjalan cukup seru, Jaka Umbaran memiliki senjata Gada Wesi Kuning. Dengan senjata itu ia berhasil mengalahkan Kebo Marcuet.

Kemenangan Jaka Umbaran disambut gembira oleh Ratu Ayu Kencana Wungu. Dia pun langsung diangkat menjadi Adipati Blambangan, yang kemudian dikenal dengan sebutan Minak Jinggo.

****

Akibat perang seru dengan Kebo Marcuet, wajah Minak Jinggo rusak, dan tubuhnya bungkuk.

Ketika Minak Jinggo menagih janji untuk menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu, sang ratu mengelak, sebab Ratu kecewa, Minak Jinggo tidak lagi tampan.

Merasa geram dengan penolakan Ratu Ayu Kencana Wungu, Minak Jinggo pun menyiapkan pemberontakan terhadap Majapahit.

Lagi-lagi Ratu Ayu Kencana Wungu mengadakan sayembara, “Barang siapa yang berhasil membunuh Minak Jinggo berhak menjadi Adipati Blambangan”, dan Ratu Ayu Kencana Wungu berkenan menjadikannya suami.

Para pemuda mengikuti sayembara itu.

Satu demi satu para pemuda mengikuti sayembara itu, namun tumbang. Mereka tak kuat menghadapi Gada Wesi Kuning milik Minak Jinggo.

****

Damarwulan.

Tersebutlah seorang pemuda bernama Damarwulan. Dia seorang penjaga kuda istana. Wajahnya tampan dan rupawan.

Damarwulan ingin mengikuti sayembara tersebut, bahkan dia pun minta izin pada Ratu Ayu Kencana Wungu untuk mengikuti sayembara itu.

“Baiklah, Damarwulan. Kamu boleh mengikuti sayembara itu, tapi ingat. Bawakan aku Gada Wesi Kuning senjata kebanggaan Minak Jinggo, supaya aku yakin kamu telah mengalahkannya,” ucap sang ratu.

****

Damarwulan pun berangkat, namun diam-diam Layang Seto dan Layang Kumitir mengikutinya. Mereka bermaksud merebut gada itu andainya Damarwulan menang melawan Minak Jinggo.

****

Singkat cerita, sampailah Damarwulan di Blambangan.

Damarwulan langsung menantang Minak Jinggo saat tiba di Blambangan.

“Ha ha ha. Anak kemarin sore menantangku! Ayo! Biar kukalahkan kamu sekarang juga!” gertak Minak Jinggo.

Maka pertarungan sengit berlangsung. Sayang kekuatan Gada Wesi Kuning tak mampu dilawan Damarwulan. Dia pingsan dalam pertarungan itu.

Minak Jinggo hanya membawa Damarwulan ke dalam penjara. Tanpa diduga dua Selir Minak Jinggo yakni Dewi Sahita dan Dewi Puyengan jatuh hati dengan Damarwulan. Diam-diam mereka menyelinap ke dalam penjara dan menyembuhkan luka Damarwulan.

“Jangan khawatir, Damarwulan. Kami tahu kelemahan Minak Jinggo. Sebenarnya dia tak berdaya tanpa senjatanya. Kamu harus mendapatkan senjata itu, tapi bagaimana caranya, kami akan mendapatkannya untukmu.”

Maka Dewi Sahita dan Dewi Puyengan pun menyelinap ke kamar Minak Jinggo dan mencuri Gada Wesi Kuning. Mereka menyerahkan senjata itu pada Damarwulan.

Mereka juga membebaskan Damarwulan.

Selepas dari penjara, Damarwulan sekali lagi menantang Minak Jinggo.

Minak Jinggo sangat terkejut, sebab Damarwulan memiliki senjatanya.

“Dari mana kamu mendapat senjataku, ha!”

Damarwulan tidak menjawab, namun justru langsung menyerang Minak Jinggo.

Pertarungan sengit berlangsung. Kali ini Damarwulan berhasil membunuh Minak Jinggo dengan senjatanya sendiri.

Damarwulan pun membawa senjata itu dan pulang ke Majapahit.

Saat dia sedang beristirahat Layang Seto dan Layang Kumitir yang sejak dulu membuntutinya mencuri Gada Wesi Kuning darinya.

Mereka segera membawa senjata itu ke hadapan Ratu Ayu Kencana Wungu.

Damarwulan yang merasa diperdaya segera menyusul ke istana. Dia menyanggah jika Layang Seto dan Layang Kumitir bukan orang yang mengalahkan Minak Jinggo.

“Ampun, Ratu. Mereka mencuri dari saya saat saya dalam perjalanan pulang ke Majapahit. Sebenarnya sayalah yang sudah mengalahkan Minak Jinggo,” ucap Damarwulan.

“Bohong! Damarwulan dipenjara! Dan kamilah yang berhasil mengalahkan Minak Jinggo. Buktinya gada ini di tangan kami!” bantah Layang Seto.

Pertengkaran terus berlanjut, sehingga Ratu menjadi bingung.



“Berhentilah kalian bertengkar. Sekarang begini saja, kalian bertarunglah untuk umum. Barang siapa yang menang, maka dialah yang berhak menjadi suamiku,” ucap sang ratu.

Maka pertarungan pun terjadi.

Damarwulan mengerahkan seluruh kesaktiannya saat dia dikeroyok oleh Layang Seto dan Layang Kumitir.

Sementara itu Layang Seto dan Layang Kumitir terus menyerang Damarwulan, namun mereka tak sebanding dengan kesaktian Damarwulan. Akhirnya Damarwulan pun berhasil melumpuhkan mereka. Layang Seto dan Layang Kumitir mengakui kesalahannya.

Damarwulan pun diangkat menjadi Adipati Blambangan. Kali ini Ratu Ayu Kencana Wungu mau diperistri Damarwulan yang masih tetap tampan setelah bertarung dengan Minak Jinggo. Mereka pun menikah dan memimpin Majapahit dengan baik

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search