Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PART 4 AKHIR KEHIDUPANKU YANG MEMUASKAN ISTRI DAN JUGA JURAGAN NGADIMAN

 PART 4

SKANDAL SUAMI ISTRI MENJADI RAHASIA HIDUPKU

Maksudku aku suka sama Njenengan, Mbah. Aku jatuh cinta sama Njenengan,” balas  Juragan Ngadiman suaranya masih serak.

“Aku tetap suka perempuan, Mbah. Buktinya aku sudah menikah dan bahkan sudah punya dua orang anak, namun aku juga tidak bisa membendung keinginanku untuk bersama seorang laki-laki, Mbah.”

“Sebenarnya sudah sangat lama aku tidak melakukan hal tersebut dengan seorang lelaki, setidaknya sejak anak keduaku lahir, namun sejak pertama kali melihat Njenengan, entah mengapa aku jadi tertarik sama Njenengan, Mbah.”

“Tiba-tiba saja keinginan itu datang kembali.”

“Karena itu aku nekat untuk membawa Njenengan ke rumahku waktu itu.”

“Aku hanya berharap Njenengan bisa mengerti dan aku berharap dengan membantu Njenengan bisa membuat Njenengan membuka hati untukku.” Cerita Juragan Ngadiman panjang lebar.

“La sakniki bade nopo? Nopo kang dikersaaken saking kulo, Juragan?” tanyaku akhirnya setelah berpikir beberapa saat.

Aku menginginkan Njenengan malam ini, Mbah.”

“Sudah sangat lama aku tidak melakukan hal tersebut dengan seorang laki-laki. Sekarang aku tidak bisa lagi menahan diriku. Aku sudah coba memendamnya selama beberapa minggu ini, tapi selalu saja wajah gagah Njenengan ini hadir di setiap angan liarku, Mbah!” balasnya.

Aku terdiam berpikir lagi.  Jujur aku tidak ingin kehilangan kehidupan yang aku jalani saat ini, meski sebenarnya ini bukanlah kehidupan yang aku inginkan. Namun, aku benar-benar tidak mau hidup terlunta-lunta di jalanan lagi jika memang Juragan Ngadiman menginginkanku, tidak ada salahnya juga bagiku untuk memenuhi keinginannya itu.

Pada dasarnya aku ini bukanlah lelaki baik, apalagi aku juga sudah menjadi selingkuhan istri juraganku ini, dan saat ini justru Juragan Ngadiman juga menginginkanku.

Jika Njenengan mau menjalin hubungan denganku, aku akan memberi Njenengan uang yang banyak, Mbah. Njenengan tidak perlu bekerja keras lagi di kebun. Njenengan cukup menemaniku kapan pun aku membutuhkan Njenengan,” ucap Juragan Ngadiman menawarkan lagi.

“Ning kulo niki sanes homo, Juragan.”

Iya, Mbah. Aku tahu, tapi aku benar-benar menginginkan Njenengan, Mbah. Aku akan lakukan apa saja untuk bisa mendapatkan Njenengan!” tegas ucapannya.


Aku memang tidak akan bisa menolak keinginan Juragaan Ngadiman apapun itu, karena dia sudah sangat baik padaku, tapi aku ingin juraganku ini tahu kalau aku melakukan semua ini bukan karena aku benar-benar menginginkannya, tapi karena aku hanya ingin membalas setiap kebaikannya padaku selama ini.

“Aku tak peduli apapun alasan Njenengan, Mbah. Yang penting aku bisa mendapatkan Njenengan, aku bisa memiliki Njenengan seperti yang selalu aku khayalkan akhir-akhir ini,” ucapnya seakan tahu isi di pikiranku.

“Hanggih pripunmaleh. Menawi niku saget ndamel Juragan bungah, nggeh kulo manut mawon. Nanging kulo suwun niki dados rahasia kagem kito lan setungal panyuwun kulo …”

“Apa itu, Mbah?”

“Kulo taseh pingin medamel kados biasane supados rahasia niki tiyang-tiyang mboten ngertos, ugo garwonipun Njenengan, Juragan.”

“Jika itu yang menjadi permintaanmu, Mbah, bagiku tidak masalah selama Njenengan bersedia kapan pun aku menginginkan Njenengan untuk bersamaku,” balasnya.

****

Malam itu dengan perasaan berat aku pun terpaksa memenuhi keinginan Juragan Ngadiman. Bukan karena aku benar-benar menginginkannya, tapi terlebih karena aku ingin membalas semua kebaikannya padaku dan juga karena aku tidak ingin kehilangan kehidupanku yang sekarang

Semua baru saja kami mulai.

“Boleh aku pegang, Mbah?”

Aku hanya mengangguk saat juraganku meraih jimat keramat yang pernah aku pakai untuk memuaskan istrinya.

“Oh, Mbah.”

Juragan Ngadiman langsung memainkannya dengan ujung lidah, dan aku hanya memejamkan mata.

“Esst.” Aku hanya bisa mendesis saat Juragan Ngadiman memasukkannya lebih dalam ke mulut.

Seperti sudah terlatih, Juragan Ngadiman seakan tahu apa yang aku inginkan.

“Oh, Juragan.”

Jurgan Ngadiman menghentikan gerakkannya dan membawaku ke atas tempat tidur.

Erat ia memelukku seakan enggan kehilangan seraya terus menciumi wajah dan kumis tebalku.

“Oh, Juragan.”

“Mbah pernah melakukannya dengan lelaki lain?”
Aku menggeleng.

“Sini.” Dia kembali meraih jimat keramatku.

Aku hanya menurut saja.

Perlahan aku mulai memperlakukan juraganku seperti aku melakukan kepada istrinya.

“Oh …!” pekikku tertahan.

“Enak, Mbah?”

“Nggeh, sami mawon, Juragan.”

Selanjutnya aku melaksakan tugasku untuk kepuasan diriku sendiri dan berkali-kali juraganku mengelus dada dan mengecup bibirku

Sejak saat itu aku dan Ngadiman mulai menjalin hubungan rahasia.

“Bade medal, Juragan, Oh ….”

“Oh, Juragan.”

****

Juragan Ngadiman semakin sering mengajakku untuk ikut dengannya, sementara hubunganku dengan istrinya masih terus berjalan.  Ada malam-malam tertentu istrinya selalu menyempatkan waktu untuk menyelinap ke kamarku.

Aku harus menjalankan dua peran dalam hidupku. Meski sulit, namun aku sangat menikmati hal tersebut, apalagi aku juga mendapatkan sejumlah uang setiap kali aku selesai melakukan hal tersebut, baik bersama istrinya ataupun bersama Juragan Ngadiman

Sebenarnya ini bukanlah kehidupan yang kuimpikan, namun sekali lagi aku ini bukanlah lelaki baik yang harus mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan sesuatu.

Aku sadar akan resiko, atas semua yang aku lakukan saat ini, tapi bukankah hal itu, bukan keinginanku sendiri. Istri dan Juragan Ngadiman sendiri yang menginginkanku, dan aku tidak bisa menghindari mereka terlebih aku memang tidak ingin menghindarinya, lagipula hal itu terlalu indah untukku hindari terutama saat aku bersama istrinya.

Aku terlena dengan segala perlakuan istrinya padaku. Dia begitu pandai membuatku tidak bisa melupakannya, dia selalu bisa membuatku selalu menginginkannya.

Menjalani dua hubungan yang berbeda sedikit membuatku kesulitan karena aku harus bisa mengatur waktu dengan baik.

Aku tidak ingin salah satu dari mereka curiga. Aku harus bisa menjaga rahasia itu dengan baik agar kehidupanku tetap aman.

****

1 tahun kemudian.

Hari-hari pun terus berlalu. Aku masih tetap menjalankan kedua peranku dengan baik, bahkan sudah lebih dari setahun. Hal itu terus terjadi. Aku juga sangat menikmati hal tersebut.

Aku merasa kehidupan yang aku jalani ini sungguh luar biasa. Aku juga selalu menyimpan setiap uang hasil pemberian dari istri ataupun dari Juragan Ngadiman.

Uang hasil kerjaku di kebun juga aku tabung karena aku yakin pada saatnya nanti semua ini pasti akan berakhir.

Untuk itu aku butuh persiapan, untuk hidupku ke depannya jika aku tidak lagi dibutuhkan oleh istri maupun oleh Juragan Ngadiman.

Setelah lebih dari setahun ketakutanku pun terjadi.

Juragan Ngadiman pada akhirnya mengetahui kalau aku punya hubungan dengan istrinya. Hal itu ia saksikan sendiri ketika suatu malam ia memergoki kami sedang bergumul di kamarku.

Juragan Ngadiman tentu saja marah besar. Ia pun mengusirku dari rumahnya.

 “Tua renta tak tahu balas budi! Pergi dari rumahku sekarang!”

Aku pun terpaksa pergi dari rumah itu, sementara aku tidak tahu apa yang dilakukan Juragan Ngadiman terhadap istrinya, dan aku juga sebenarnya juga tidak peduli lagi, tapi aku yakin Juragan Ngadiman tidak akan berani bertindak macam-macam padaku karena biar bagaimanapun, dia juga punya hubungan denganku, dan itu merupakan rahasia besar dalam hidupnya.

Aku yakin Juragan Ngadiman tidak akan mau menanggung resiko rahasianya terbongkar jika ia berbuat macam-macam padaku dan aku sudah memperhitungkan hal itu sejak lama.

Aku pun pergi dengan perasaan campur aduk.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang aku rasakan saat ini. Entah marah, kecewa, atau bahkan mungkin lega, lega karena aku tidak lagi harus terikat dengan sepasang suami istri yang punya kelainan itu.

****

Aku memang sudah mempersiapkan kepergianku. Uang yang aku simpan rasanya sudah cukup untukku memulai kehidupanku yang baru, hanya saja aku memang harus pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Juragan Ngadiman. Aku harus memulai hidupku di tempat yang baru dan jauh.

Aku pun menaiki sebuah bus antar provinsi untuk pergi dari daerah tersebut

Aku ingin meninggalkan kehidupanku bersama sepasang suami istri itu, meskipun aku belum benar-benar tahu ke mana sebenarnya tujuanku.

 END

SAMPAI JUMPA DI CERITA LAINNYA. JANGAN LUPA IKUTI BLOG, NGGEH.

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search