ABU NAWAS DAN DEWA BUMI
Kabar tentang kecerdikan Abu Nawas dalam menyelesaikan
masalah kian santer.
Nama Abu Nawas pun mulai dikenal hampir di seluruh kota
Baghdad. Meskipun cara menyelesaikan masalah terbilang sangat unik dan tak
lazim, tapi selalu menghasilkan keputusan yang adil. Tidak ada pihak yang
dirugikan.
Oleh sebab itulah Abu Nawas sangat dicintai dan dihormati
oleh seluruh penduduk Baghdad.
Di mana pun tempat Abu Nawas selalu menjadi perbincangan termasuk para menteri istana yang tak henti-hentinya saling memuji kecerdasan Abu Nawas.
Kala itu sang raja belum mengenal, namun ia sering kali
mendengar namanya terutama saat para menterinya sedang duduk berbincang-bincang.
Rasa penasaran pun hinggap di benak Baginda Raja.
“Memangnya seperti apa sih Abu Nawas?” tanya Baginda Raja
dalam hati.
Ia pun kemudian bertanya kepada para menterinya.
“Adakah di antara kalian yang paham dengan Abu Nawas?”
Mendengar pertanyaan Baginda Raja hampir seluruh para
menterinya berdiri itu menunjukkan bahwa mereka paham dengan Abu Nawas.
“Saya sangat penasaran dengan Abu Nawas. Adakah yang tahu di mana
rumahnya?” tanya Baginda Raja.
“Saya tahu, Baginda,” jawab salah satu menterinya.
“Baiklah. Sekarang juga kita ke sana. Suruh para prajurit
untuk menyiapkan kuda!” titah Baginda Raja.
Setelah siap,
rombongan kerajaan langsung berangkat menuju rumah Abu Nawas.
Saat mereka sampai di pintu gerbang kota tempat tinggal Abu Nawas,
masyarakat menjadi heboh dengan kehadiran rombongan kerajaan.
Para penduduk berduyun-duyun mendekati rombongan kerajaan
hanya sekedar ingin melihat sosok Baginda Raja.
Sementara Abu Nawas yang sedang duduk asyik di depan rumahnya
diberitahu tetangganya kalau Baginda Raja dan rombongan istana akan mendatangi
rumahnya dan sekarang mereka sudah memasuki gerbang kota.
“Ada maksud apa Baginda Raja ingin menemuiku?” tanya Abu
Nawas dalam hati.
Ia pun segera keluar rumah melihat arak-arakan rombongan
istana dengan melilitkan handuk di kepala layaknya sorban.
Abu Nawas berdiri dipinggir jalan bersama orang-orang.
Wajarnya kalau sorban bahannya pakai kain, tapi Abu Nawas
malah memakai handuk untuk dijadikan sebagai sorban. Namanya saja Abu Nawas
tingkahnya memang aneh dan kocak, namun dengan tampilannya yang nyeleneh inilah
justru menyita perhatian Baginda Raja.
Ketika Baginda Raja melintas tepat di depan Abu Nawas ia
sempat ketawa melihat penampilannya.
Baginda Raja lalu menyuruh prajuritnya untuk membawa Abu
Nawas berdiri di hadapannya.
“Siapa kamu?” tanya Baginda Raja.
Salah satu menteri yang berdiri di samping Baginda
membisikkan kepadanya kalau orang itulah yang bernama Abu Nawas, namun jawaban
yang diberikan Abu Nawas membuat Baginda Raja tertawa.
“Ampun, Paduka Yang Mulia. Saya ini Dewa Bumi,” jawab Abu
Nawas.
Baginda Raja tak kalah cerdik dengan Abu Nawas. Ia pun
membalas jawaban Abu Nawas.
“Kalau kamu memang Dewa Bumi, tentunya kamu mempunyai
kesaktian. Saya ingin kamu mengubah agar mata prajuritku yang sipit ini menjadi
besar,” tinta Baginda Raja.
Rupanya Abu Nawas lebih cerdik lagi.
“Kalau begitu berarti Baginda tidak memahami apa yang saya
katakan. Saya ini Dewa Bumi, Paduka Yang Mulia. Bukan Dewa Langit.”
“Dewa Bumi tugasnya dari pusar sampai ke bawah kaki, kalau
dari pusar sampai ke atas kepala itu tugasnya Dewa Langit,” ujar Abu Nawas
menjelaskan.
Baginda Raja pun langsung tertawa terpingkal-pingkal.
Semenjak kejadian itu Abu Nawas sering diundang ke istana
hanya untuk sekedar menghibur Baginda Raja.
No comments:
Post a Comment