Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MISTERI PENUNGGU BERINGIN SEPARUH

 

Suatu malam Minggu pada awal tahun 2002 dengan membawa camilan yang telah dibeli, Ferdy tengah bersiap menuju kediaman Wagiman.

Mereka adalah kawan akrab semenjak kecil dulu. Mereka selalu bersama-sama sedari bersekolah TK hingga lulus SMK.

Selain itu, hobi mereka juga sama, yakni bermain musik.

Malam itu Ferdy merasa tidak seperti biasanya. Angin berembus lebih dingin dan langit terasa lebih gelap. Dia pun mulai melangkahkan kaki melalui pemukiman warga yang sebagian bangunan masih menggunakan anyaman bambu.

Ada dua jalan menuju rumah Wagiman, dan kali ini yang Ferdy tempuh adalah jalan pintas, bukan jalan utama perkampungan.

Sengaja Ferdy jalan kaki karena setelah servis di bengkel resmi, motornya dibawa oleh Wagiman yang tadi rencananya akan sekalian Ferdy bawa saat pulang nanti.

Suara jangkrik dan hewan malam lain bersahut-sahutan ketika melewati ladang dan kebun warga sebelum akhirnya sampai di rumah Wagiman.

****

Terlihat di sana sudah ada Nurdin dan Cerly yang keduanya adalah teman nge-band dari lain kecamatan.

Memang di setiap malam Minggu mereka yang masih jomblo sering berkumpul untuk sekedar main gitar bareng. Terkadang menciptakan lagu sendiri untuk di aransemen lalu dipraktikkan di studio.

Ferdy langsung tertawa sambil menyodorkan camilan yang dibawa.

Malam itu pun mereka bermain genjrang-genjring gitar dan mengaransemen lagu-lagu baru yang belum juga selesai.

Lagu-lagu mereka telah dikenal di berbagai macam Channel radio bahkan dua di antaranya ada yang meledak dan menjadi lagu wajib.

Ketika mendekati jam 23.00  mereka memilih bersantai untuk sekadar mengobrol dan mengopi.

Biasanya mereka mengobrol hingga sekitar pukul 23.45.

Tapi kali ini Cerly yang merupakan vokalis juga sangat mengantuk, maka dia dan Nurdin pun berpamitan pulang terlebih dahulu. Tinggallah Wagiman ada Ferdy saja sekadar menghabiskan kopi dan camilan yang tersisa.

Masih kurang 15 menit lagi untuk tengah malam dan mereka berdua lanjut lagi mengobrol di tengah keheningan.

Anak-anak yang nongkrong di pertigaan juga sudah pada bubar. Biasanya mereka tidak langsung pulang, namun pindah ke warung sambil mengopi atau main kartu hingga dini hari.

****

Pukul 01.05.

Ferdy pamit undur diri dan akan pulang dengan berkendara motor.

Dia pun memutuskan lewat jalan selatan bukan jalan perkampungan yang dilewati waktu berangkat tadi.

Entah kenapa dia memilih jalan tersebut, padahal biasanya selalu dihindari.

Jalan selatan adalah jalan utama yang ada pohon beringin separuh yang sudah lama menjadi momok menyeramkan bagi warga setempat. Disebut pohon beringin separuh karena pohon tersebut hanya ditebang separuh saja. Entah mengapa tidak dilanjutkan sampai habis, dan anehnya pohon tersebut masih kokoh meskipun terlihat sudah kering dan lapuk.

Menurut kisah warga dari zaman dahulu pohon beringin itu dipercaya banyak penunggunya. Atas kesepakatan para tetua kampung di lokasi tersebut akan dibangun pondok pesantren sehingga mengharuskan ditebang. Sebelum menebang pohon untuk dibangun pagar permanen pondok pesantren terlebih dahulu dilakukan ritual untuk memindahkan penunggunya.

Aura mistis masih terasa. Pernah suatu hari sekitar pukul 22.00  seorang warga mengaku melihat obor berjalan menuju arah pohon. Pada saat diperhatikan dengan saksama dia terkejut bukan kepalang karena obor tersebut berjalan sendiri tanpa ada orang yang memegang.

Cerita lain lagi seorang penjual bakso keliling. Setiap malamnya melewati pohon itu mengaku pernah melihat penampakan berupa sosok makhluk hitam. Semula sosok itu terlihat kecil, namun lama-lama menjadi semakin besar dan semakin besar bahkan setinggi pohon kelapa. Seiring dengan peristiwa itu terdengar suara gemerincing kereta kuda. Akhirnya penjual bakso itu pun pingsan di tempat.

Yang masih menjadi misteri adalah tentang penebangan pohon yang hanya separuh saja dan sampai saat ini belum juga dibangun pondok pesantren.

Di sana ada yang mengabarkan kalau yang menebang dihantui mimpi buruk lalu memutuskan berhenti dan pindah ke kampung lain, namun akhirnya dia meninggal dunia setelah sekitar seminggu dari kepindahannya.

Ada juga yang mengabarkan kalau setelah ditebang separuh pohon tersebut mengeluarkan darah selayak daerah manusia berwarna merah, kental, dan berbau anyir, sehingga tidak berani lagi melanjutkan.

Kabar terakhir adalah tentang teror dari para penunggu. Setelah pohon tersebut ditebang separuh, sosok-sosok menyeramkan mengganti warga sekitar sampai-sampai ada yang kritis meskipun akhirnya terselamatkan, namun dari penuturan, yang pasti para penunggu gaib benar-benar sudah dipindahkan.

****

Saat melewati pohon tersebut Ferdy merasakan aura yang tidak enak. Perasaannya semakin tidak karuan ketika tercium aroma kemboja yang sangat kuat.

Dalam ketakutan itu, mendadak semua berubah. Ferdy seperti hilang ingatan.

Tiba-tiba dia berada di sebuah jalan raya yang sangat luas dengan kanan kiri berupa hutan.

Anehnya tidak ada seorang pun yang , meskipun jalan tersebut merupakan jalan utama antar kota. Jelas ini bukanlah arah menuju ke rumahnya.

Sadar bahwa sedang berada di alam lain, dia pun berusaha berdoa sebisanya.

Dia makin ciut nyali ketika tahu ada sosok makhluk halus yang tengah membonceng di belakang.

Dia menyadari ketika suara sosok itu membimbing untuk menuju sebuah tempat.

Ferdy tidak tahu lagi harus berbuat apa selain pasrah dan mengikuti ucapan menggema sosok perempuan misterius itu.

Dia hanya mengikuti arahan demi arahan tanpa berani menoleh sedikit pun.

Entah berapa lama kemudian sampailah di pertigaan jalan sebuah kampung yang berbentuk seperti huruf Y.

Lokasi tersebut berada di sebuah tempat yang rendah, sementara Ferdy yang melaju dari tanjakan atas melihat keramaian seperti pasar malam.

Di tempat tersebut terlihat ada beberapa mainan anak dan terdengar bahak tawa anak-anak bermain odong-odong.

Di satu sisi juga terlihat pertunjukan layar tancap yang tidak kalah ramai pengunjungnya. Dengan tertib semua duduk menghadap layar tancap yang belum dimulai, namun ketika sampai di tempat percabangan huruf Yulia tersebut semua yang dilihat tadi mendadak hilang, berubah menjadi pekat malam. Yang ada hanya sebuah pohon asem Jawa nan rindang dengan rumput lalang di sekelilingnya.

****

Ferdy tetap melajukan sepeda motor mengikuti arahan sosok penumpang gaib yang membonceng hingga akhirnya tibalah di sebuah perkampungan yang tampak remang-remang.

Semua rumah di sana bangunannya sama, yakni berdinding anyaman bambu beratapkan daun tebu.

Beberapa penghuninya yang berada di luar rumah jelas kalau bukan sosok manusia. Mereka berwujud kerdil dengan tatapan yang sangat mengerikan. Tubuhnya berwarna abu-abu dengan kulit yang menggelimbir.

Sosok di belakang menyuruhnya berhenti setiba di ujung desa.

Sejenak Ferdy menarik nafas dalam-dalam tanpa berani menengok sedikit pun bersamaan dengan aroma kemboja yang semakin menyeruak.

Sosok tersebut menyuruhnya agar kembali melaju lurus tidak putar balik.

Di tengah rasa takut yang semakin mendalam, Ferdy terus saja melaju mengikuti arahannya.

Sekitar setengah kilometer kemudian dia masuk di jalanan yang luas dan beraspal halus, namun sangat sepi. Tidak tampak ada pengendara lain yang melintas hingga ketika melihat satu titik cahaya dia putuskan untuk mampir di sana. Tempat tersebut adalah sebuah gubuk yang berada di pinggir jalan.

Setelah memarkir motor Ferdy mengucap salam beberapa kali dan muncullah seorang lelaki renta dengan membawa lampu teplok di tangan.

Lelaki itu menyuruhnya masuk dan menyuruh cuci muka di sumur belakang.

Sebenarnya Ferdy hanya ingin memastikan, mencari tahu arah jalan pulang, tapi entah kenapa dia mengikuti ucapan lelaki renta itu tanpa berani bertanya apa pun.

Setelah selesai cuci muka dia kembali ke depan.

Tidak tampak ada seorang pun di sana.

Beberapa kali dia memanggil, sosok lelaki tersebut tidak juga menampakkan diri.

Pada akhirnya dia putuskan duduk di bangku depan rumah, tepatnya di depan tempat motor terparkir.

Ferdy akan menunggu si tuan rumah di sana sekaligus menunggu jika ada mobil ataupun motor yang melintas.

Tidak berapa lama mendadak Ferdy merasa sangat mengantuk dan tidak kuat menahan hingga akhirnya dia pun tertidur.


****

Pagi sekali Wagiman dibangunkan oleh ibunya.

Bu Rini, ibunya Ferdy datang mencarinya dengan penuh kepanikan.

Wagiman langsung menemui Bu Rini yang masih menunggu di sisi luar pintu.

Wagiman mempersilahkan untuk masuk dan duduk di dalam.

Belum sempat Wagiman berbicara, Bu Rini langsung bertanya dengan raut wajah yang panik dan suara sedikit gemetar. Ia menanyakan tentang keberadaan Ferdy, apakah semalam menginap di rumahnya.

Wagiman kaget lalu menceritakan kepulangan Ferdy semalam.

Bu Rini  semakin panik dan tampak kebingungan. Sejenak kemudian terdiam dan terlihat seperti berpikir dalam.

Setelah itu dia meminta Wagiman agar ikut mencari keberadaan putranya yang semalam tidak pulang,

Wagiman minta izin untuk salat subuh terlebih dahulu.

Bu Rini pamit pulang.

Dengan langkah lemas dipenuhi pikiran-pikiran negatif tampak jelas ada rasa khawatir atas keselamatan putranya.

Anak yang sebelumnya jarang bahkan belum pernah pergi seenaknya mendadak semalam tidak pulang dan tidak tahu keberadaannya.

Setelah melakukan kewajiban salat subuh, Wagiman langsung mengeluarkan motor untuk mengetahui kelanjutan pencarian kawannya yang hilang. Dia pun melaju menuju rumah Ferdy.

Sepanjang perjalanan dia berpikir keras ke mana kira-kira Ferdy menghabiskan malam, sedangkan selama ini tempat dan kawan nongkrongnya hanya dia saja. Kalaupun pergi ke tempat lain pastilah akan mengajak dirinya.

Sesampai di rumah Ferdy terlihat beberapa tetangga termasuk kerabat yang dekat dengan rumah berkumpul di teras. Mereka berencana melakukan pencarian di beberapa titik terdekat terlebih dahulu.

Setelah melakukan diskusi beberapa orang yang dibagi dalam beberapa tim pun akan mencari di sekitar perkampungan, sedangkan Wagiman mencari di rumah salah satu kerabat untuk menyisir berbagai lokasi termasuk menemui Nurdin.

****

Pukul 07.00 pagi Ferdy ditemukan oleh warga di lokasi Watu Semar dalam keadaan tertidur.

Motornya terparkir di sisi batu.

Sangat tidak masuk akal jika motor bisa sampai di sana. Tidak ada akses jalan, kecuali jalan setapak.

Sedangkan untuk membangunkan Ferdy dari tidur tidaklah mudah. Didatangkan seorang ketua kampung yang juga melakukan sebuah ritual.

Barulah sekitar 5 menit kemudian Ferdy terbangun dengan masih gemetaran.

Setelah kesadarannya benar-benar pulih dia pun menceritakan apa yang dialami.

Semalam dia terjerumus ke alam lain ketika melewati pohon beringin separuh dan telah mengantarkan sosok penghuninya untuk pulang.

Wagiman yang teringat bahwa kemarin motor Ferdy usai di servis langsung melihat catatan pada spedometer.

Saat stiker panduan servis yang ditempel di sisi dalam jok motor dicek, ternyata motor itu telah melalui pemakaian 49 KM, sementara dari bengkel menuju rumah hanya sekitar 8 KM, berarti motor tersebut benar-benar berkeliling di alam lain.

Wagiman pun makin merasa terkejut saat melihat tangki bahan bakar yang terisi penuh.

Sebelum warga membawa Ferdy dan motornya pulang, ketua Kampung memberi sedikit pencerahan bahwa peristiwa yang dialami oleh Ferdy agar menjadi pelajaran di mana pun berada, terutama di tempat-tempat yang ditengarai sebagai tempat tinggal Jin. Haruslah selalu berdoa meminta perlindungan pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search