Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

BERCERAI LALU SELINGKUH DENGAN MANTAN SUAMI

 

PELET SINDUKA

Tangan Sumiyati kian gemetar, dadanya semakin kencang berdetak, dan matanya juga mulai memanas.

Dia masih terpaku di tempatnya seolah tanpa daya. Suaminya yang bernama Maryono dan sangat dicintai benar-benar telah berpaling. Maryono pergi dengan perempuan lain, dan perempuan tersebut adalah kawannya sendiri, sahabat karib semasa SMA dulu yang bernama Mujilah.

Sebenarnya kecurigaan itu sudah sangat lama mengganggu pikiran Sumiyati, tapi dia masih bisa bersabar dengan berbagai omongan miring tentang suaminya hingga saat kesabaran itu semakin menipis ia pun mencoba mencari bukti-bukti konkrit.

Hari ini bersama putrinya yang bernama Sifa, Sumiyati telah menemukan bukti tersebut. Suami yang telah memberinya 3 buah hati itu melangkah ke bioskop bersama Mujilah kawannya yang selama ini dianggapnya setia.

Saat mereka sedang bergandeng tangan memasuki bioskop sebenarnya Sumiyati ingin menegur, tapi dia tidak memiliki kekuatan atau lebih te


pat tidak memiliki keberanian
. Bukan hanya itu, Sumiyati juga menjaga perasaan putrinya yang terlihat kecewa. Meski begitu sang putri yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu masih berusaha untuk membesarkan hati sang ibu. Dengan penuh sayang dia bangkitkan kekuatan di jiwa Sumiyati. Pada akhirnya sakit hati itu kembali tersimpan.

Ibu dan anak itu pun bergandengan menuju pulang dengan air mata kepedihan.

****

Ketika ayam berkokok kesekian kali barulah Maryono pulang ke rumah.

Saat ditanya, dengan ringan Maryono menjawab kalau menjamu tamu dari ibukota.

Tanpa bertele-tele Sumiyati mengatakan kalau ia dan Sifa melihatnya berada di bioskop bersama Mujilah.

Ucapan dengan nada gemetar itu tidak membuat Maryono gentar. Ia tampak tenang sambil merebahkan badan.

Tanpa berucap apapun Maryono tidak lagi bergerak, dia tidur.

Sumiyati terus mendesak agar Maryono mengakui seputar hubungannya dengan Mujilah, tapi tetap saja tidak mau mengaku.

****

Seiring berjalannya waktu.

Sumiyati mencoba bersabar. Dia alihkan perhatian pada anak-anak dan pekerjaan. Akan tetapi, semakin lama ocehan orang-orang dekat membuatnya tidak kuat. Perlakuan suami terhadapnya juga kian berubah. Kasih sayang yang dulu terasa sempurna semakin hilang sama sekali, itu pula yang dilakukan Maryono pada anak-anaknya, perhatian yang dulu hangat semakin hilang.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang kian menyakiti hatinya, Sumiyati memutuskan ke rumah Mujilah.

 Sumiyati menanyakan tentang apa yang terjadi pada kawannya itu hingga tega merebut suaminya.

Dengan terang-terangan Mujilah mengakui kalau hubungannya dengan Maryono sudah berjalan jauh. Mereka terlibat asmara ketika sama-sama berada di luar kota yang kala itu Rin masih memiliki dua anak dan hubungan itu kembali berlanjut saat Mujilah dipindah tugaskan.

Meskipun Mujilah meminta maaf karena cinta yang dirasakannya pada Maryono sangat kuat, tapi Sumiyati keluar dengan penuh amarah dan air mata kesedihan. Sumiyati tidak percaya lagi pada kawannya itu dan berucap tidak akan memberinya maaf sampai kapan pun.

****

Pengakuan Mujilah membuat hati Sumiyati dikuasai emosi.

Pertengkaran dengan suaminya pun kian beruntun. Maryono yang mulai jarang pulang menambah pertikaian semakin memuncak hingga akhirnya sampailah di pengadilan. Mereka pun bercerai.

Tiga anak diputuskan hak asuhnya pada Sumiyati. Setelah itu tanpa rasa malu sedikitpun Maryono menikah dengan Mujilah.

****

Setahun kemudian.

Sumiyati mengenal seorang lelaki yang bernama Giman.

Atas hubungan tersebut, Sifa putrinya menyarankan agar menikah saja. Mendengar restu dari putrinya membuat Sumiyati menangis.

Giman yang masih lajang merupakan seorang pendiam yang usianya lebih muda 2 tahun dari Sumiyati.

Setelah pernikahannya tersebut tentu saja Giman sangat menginginkan anak dari benih Sumiyati, tapi tidak demikian dengan Sumiyati, baginya tiga anak sudah cukup, apalagi si bungsu masihlah kecil, masih kelas 2 Sekolah Dasar.

Secara diam-diam Sumiyati pun menggunakan alat kontrasepsi.

****

Seiring berjalannya waktu.

Sumiyati mulai menyadari kalau dia benar-benar cinta pada Giman. Sumiyati hanya ingin menunjukkan pada suaminya maupun teman-teman dekatnya bahwa dia bisa mendapatkan lelaki yang baik dan lajang pula. Hubungan Giman dengan anak-anaknya sudah demikian harmonis sebagaimana ayah dengan anak-anak kandungnya.

****

Tanpa terasa hampir tiga tahun rumah tangga Sumiyati dan Giman sudah terlewati.

Tidak nampak ada kecurigaan tentang KB yang dilakukan Sumiyati. Giman tidak pernah membahas akan hal itu hingga datanglah hari yang tidak terduga.

Pertemuan Sumiyati dengan Maryono secara tidak sengaja di sebuah pertokoan menumbuhkan kembali benih cinta yang masih utuh. Tidak dipungkiri Kerinduan Sumiyati akan cinta kasih seakan terobati, apalagi tatapan mata Maryono juga sangat teduh.

Semenjak hari itu wajah Maryono terus membayang dalam setiap waktu.

Memang selama ini Maryono hanya beberapa kali saja menemui anak-anaknya, itu pun kebetulan kalau Sumiyati dan Giman tidak di rumah, tapi meskipun begitu Maryono masih menunjukkan tanggung jawab pada ketiga anaknya. Walaupun tidak terlalu sering, Maryono masih berkirim uang untuk kebutuhan mereka.

Hari-hari menjadi siksaan bagi Sumiyati. Cinta yang belum padam pada mantan suaminya membuatnya terjebak kembali dalam nostalgia kenangan.

Semakin hari semakin membuatnya tersiksa. Sumiyati pun sudah mencoba sekuat tenaga mencintai suami barunya, tapi kenyataan tidaklah seperti harapan. Suatu hari kembali Sumiyati dipertemukan dengan Maryono, tapi kali ini Maryono sedang bersama Mujilah yang menggendong putri mereka. Sumiyati benar-benar terpukul, dia redam cemburu dan mencoba bersikap baik.

Percakapan sebentar dengan Maryono mampu membuat hatinya sejuk.

Sumiyati benar-benar bingung. Ada apa dengan dirinya? Mengapa dia menjadi berat berpisah dengan Maryono?

Sumiyati pun mulai berpikir realistis bahwa inilah cinta, tidak bisa berpaling dan tidak tergantikan.

Memang perjalanan asmaranya dengan Maryono dulu sangatlah romantis, bahkan mereka curi-curi waktu untuk memadu kasih.

Dulu, Maryono yang tergolong pewaris usaha sang ayah banyak dikejar oleh para gadis kala itu, tapi hanya Sumiyati yang mampu membuatnya terjungkal dengan ganasnya api asmara.

Selama berpacaran lebih dari 2 tahun, Maryono merupakan sosok yang penuh kejutan dan sosok yang setia. Hal itulah yang mungkin membuat Sumiyati tidak mampu melupakan begitu saja mantan suaminya itu. Cinta itu masih utuh, bahkan Sumiyati menyematkan dengan bingkai emas yang selain itu ternyata Maryono juga kekasih pertama sekaligus terakhirnya.

Merasa ada kesempatan, Sumiyati mencoba terus berhubungan dengan Maryono, tapi anggapannya keliru. Maryono disibukkan dengan pekerjaan dan juga dengan berbagai masalah keluarganya. Hal itu pun membuat Sumiyati semakin tersiksa akan kerinduan.

Secara diam-diam Sumiyati menceritakan tentang cara memikat seseorang dari salah satu kawan karibnya.

Banyak usulan yang diberikan, mulai dari pasang susuk, menggunakan ajimat, mengasian, dan juga mengamalkan ajian pelet.

Hati yang diselimuti kabut pekat membuat Sumiyati mengajak kawannya ke rumah orang pintar, tentu saja yang dikenal ahli dalam hal ilmu memikat.

Dari orang pintar yang bernama Mbah Suro, diberitahu bahwa Mujilah memiliki satu barang mustika pemikat, barang bertuah itulah yang dipakai untuk memikat Maryono.

Penjelasan itu membuat Sumiyati tidak habis pikir sama sekali. Benar-benar kecewa Sumiyati dengan Mujilah.

Orang pintar itu pun memenuhi permintaan Sumiyati agar menghilangkan benda bertuah tersebut secara jarak jauh.

Setelah itu barulah Sumiyati diperkenalkan dengan salah satu ajian yang disebut dengan pelet sinduka, sebuah ajian pemikat yang sederhana dan mudah penggunaannya. Selain itu, tidak ada efek yang ditimbulkan, juga tidak ada pantangan khusus.

Setelah dilakukan ritual pembersihan serta penyaluran transfer energi, Sumiyati diberitahu satu mantra yang harus diamalkan ketika hendak tidur, amalan tersebut dibaca 7 kali sebelum tidur sambil menahan nafas dilanjutkan dengan menepuk bantal yang akan digunakan tidur sebanyak tiga kali sambil menyebut namanya. Ilmu ini diyakini membuat sukma target akan saling bertemu di alam mimpi.

“Seseorang yang dalam keadaan tidur bisa dikatakan memiliki pertahanan yang lemah, maka saat itu juga alam bawah sadar bisa dimasukkan dan dipengaruhi dengan membacakan dua pelet sinduka,” ujar Mbah Suro.

“Dia akan terpengaruh secara perlahan. Jika benar-benar menguasai ilmu pelet ini, maka bisa dengan mudah mengajak si target bersetubuh dalam mimpi, Nduk,” imbuhnya.

****

Sumiyati yang paham betul kapan mantan suaminya tidur mengamalkan mantra tersebut dengan waktu yang tepat.

Seminggu kemudian usahanya membuahkan hasil.

Pertemuan demi pertemuan dengan Maryono membuat mereka dekat kembali. Sumiyati pun merasa puas karena Maryono sudah berkeluh kesah tentang kondisi rumah tangganya yang sedang tidak baik.

Jiwa Sumiyati yang rapuh tidak dapat disembunyikan, cinta yang tulus kembali subur, dia persembahkan pada Maryono dan dia pun tidak mampu menghindari perselingkuhan yang seharusnya tidak terjadi.

****

Sumiyati menangis ketika Maryono kembali menyentuhnya untuk yang pertama kali begitupun dengan Maryono yang menitikkan air mata sembari menyesali kesalahannya yang dulu.

Meskipun begitu Sumiyati tidak ingin jika rumah tangganya berantakan, dia sadar telah membuat kesalahan besar, dia telah menghianati Giman yang setia, dia juga mengabaikan keinginannya untuk memiliki buah hati dari rahimnya.

Perselingkuhan telah terjadi. Ingin rasanya Sumiyati bersatu kembali dengan Maryono. Sebenarnya tidaklah sulit mencari alasan untuk itu, tapi tetap saja ada anak-anaknya menjadi pertimbangan.

****

Pada akhirnya Giman pun menaruh curiga pada Sumiyati.

Perubahan sikap Sumiyati membuat hatinya terombang-ambing. Lelaki pendiam itu yakin betul jika istrinya telah berkhianat dan meski tidak tahu siapa sosok yang dicurigai namun Giman bersikap jantan dan berucap, “Kalau hubungan ini kita pertahankan, hatimu akan semakin sakit. Aku tahu kamu tidak bersungguh-sungguh mencintaiku. Janganlah membohongi dirimu sendiri, Rin. Kalau memang kita harus berpisah, mengapa dipaksakan untuk tetap bersatu.”

Sumiyati menangis mendengar ungkapan Giman dan hampir setiap malam Giman yang tidak nyaman selalu mengungkapkan keinginannya untuk berpisah, alasannya tetap sama, dia tidak ingin membuat Sumiyati tertekan dengan mempertahankan hubungan tanpa cinta.

****

Semakin lama mereka pun tidak dapat menghindari pertengkaran yang mulai muncul.

Kecurigaan Giman semakin kental dan perselingkuhan Sumiyati dengan mantan suaminya juga terus berlanjut.

Puncaknya perceraian pun terjadi.

Hubungan Sumiyati dengan Maryono semakin dekat. Maryono juga sering berkunjung ke rumah bahkan kerap memanfaatkan liburan ke luar kota bersama anak-anak.

Sepintas mereka seperti keluarga utuh, tanggung jawab Maryono telah dipenuhi, dia juga memberikan sebuah mobil bagi Sumiyati demi untuk mengantar anak-anak ke sekolah.

Saat kebahagiaan dirasakan, Sumiyati dikejutkan dengan berita duka atas meninggalnya Giman. Mantan suami keduanya itu kecelakaan di sebuah jalan tol lintas ibukota juga bersamaan dengan Mujilah melabrak Sumiyati ke rumah dengan kasar. Mujilah menuduh kalau Sumiyati telah menggoda Maryono dan mengguna-gunanya.

Mujilah mengancam akan bunuh diri jika sampai ia bercerai dengan Maryono dan ternyata ancaman itu bukan isapan jempol belaka.  Berkali-kali Mujilah mencoba bunuh diri.

Kini yang dilakukan Sumiyati adalah memadamkan bara asmara bersama Maryono, dia harus menerima takdir bahwa sudah saatnya merelakan Maryono untuk menjauh, tapi sekali lagi Maryono adalah ayah dari anak-anaknya. Bagaimana bisa dia menghindar dari kenyataan tersebut ditambah lagi jika dalam seminggu saja tidak berjumpa, maka pellet sinduka membuatnya bermimpi berhubungan badan dengan Maryono.

Ilmu pelet yang diberikan telah menyatu dengan jiwanya. Tidak ada penawar, kecuali doa yang diijabah.

Sumiyati termenung. Ini semua tergantung pada sang pencipta.

END

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search