Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

RANTAI BABI

PESUGIHAN RANTAI BABI

Rantai babi adalah benda mustika yang dikeramatkan karena keampuhannya.

Keberadaannya yang langka banyak orang mengaku memiliki barang mustika ini, tapi belum tentu semua asli dan memiliki tuah.


Dari banyak pengakuan para sahabat, Mbah Noto adalah satu di antaranya. Beliau mengaku memiliki mustika rantai babi yang benar-benar bisa dibuktikan keasliannya.

Mbah Noto bertutur jika pada suatu saat ketika beliau pulang dari bepergian, beliau memutuskan melewati hutan. Di tengah perjalanan Mbah Noto bertemu dengan segerombolan babi yang melintas. Tampak yang menjadi pemimpin adalah seekor babi besar yang lehernya seperti memakai kalung.

Seketika Mbah Noto menepi bersembunyi di balik pepohonan.  Dengan jelas beliau melihat babi-babi itu menuju sebuah sungai.

Ketika gerombolan binatang itu mandi, Mbah Noto melihat si raja babi hutan tersebut melepas kalungnya lalu ditaruh di bawah sebuah pohon.

Keanehan pun terjadi, raja babi tersebut berubah menjadi manusia, yakni sosok ksatria yang gagah perkasa. Di saat ksatria tersebut berbalik badan menuju sungai, secepat kilat Mbah Noto menyambar barang berupa kalung itu.

Suara gemerincing membuat ksatria babi menoleh dan ketika tahu kalungnya diambil dia pun langsung berhadapan dengan Mbah Noto.

Terjadilah pertarungan yang disaksikan oleh babi yang siap jika diutus pemimpinnya, tapi saat melihat sang pemimpin mampu dikalahkan oleh Mbah Noto semua terdiam tanpa ada reaksi.

Sang ksatria mengaku kalah karena barang yang selama ini dijaga telah berpindah tangan. Barang tersebut adalah sebuah mustika rantai babi.

Sang ksatria pun berjanji akan turut atas segala perintah Mbah Amin. Pada akhirnya dia kembali menjadi babi dan pergi bersama rombongan meninggalkan sungai, sedangkan Mbah Noto yang memiliki ilmu kebatinan mumpuni melanjutkan perjalanan pulang dengan membawa mustika rantai babi.

Mbah Noto menyebut, siluman babi tersebut penguasa Gunung Gelap.

Memang pada dasarnya mustika ini hanya sebagai media kesaktian dan kedigdayaan sehingga sangat jarang juga bisa digunakan untuk pesugihan. Hanya segelintir orang saja yang mampu dan mampu menjadikan mustika rantai babi sebagai sarana pesugihan.

Mungkin orang-orang tersebut punya alasan tersendiri sehingga menuruti kemauan para pelaku ritual. Bisa jadi mustika rantai babi memang mengharuskan hal tersebut bagi si pemilik.

******

Malam itu.

Seorang lelaki berusia sekitar 40 tahun datang bertemu ke rumah Mbah Noto.

Lelaki yang mengaku bernama Slamet berasal dari salah satu kota di Jawa Tengah itu datang seorang diri. Dia mengaku tahu tentang keadidayaan Mbah Noto dari seorang kawannya yang tidak lain adalah tetangga Mbah Noto, yang mana sekitar setengah tahun yang lalu dia bertemu di perantauan tambang di Kalimantan.

Slamet berbicara jika dia dihadapkan banyak masalah perekonomian dan alasan utama yang membuat datang menemui Mbah Noto untuk meminta bantuan adalah karena dia sering dipinggirkan oleh mertuanya.

Ucapan-ucapan pedas sering ia dapatkan, baik dari mertua laki-laki maupun perempuan, termasuk pula dari dua saudara istrinya.

Saat ini Slamet yang sudah memiliki dua anak masih satu rumah dengan mertuanya.

Semenjak pernikahannya dulu dia merasa ada saja yang membuat sulit untuk mengumpulkan uang. Hasil dari pekerjaannya selalu mengalir deras sehingga tidak pernah memiliki tabungan ataupun sisa uang untuk membeli lahan dan membangun rumah sendiri.

Sudah beberapa kali ia melakukan ritual buang sengkolo sesuai anjuran orang pintar, tapi tetap saja tidak ada perubahan, termasuk pula melakukan bangun nikah di hari yang baik.

Sayangnya tidak juga ada hasil hingga hari ini ketika bekerja di tambang tidak membuahkan hasil malahan justru terlilit banyak hutang.

Slamet pun putus asa dengan cobaan hidupnya dan atas kisah dari kawannya itulah dia nekat menemui Mbah Noto. Dia akan minta bantuan melakukan pesugihan mustika rantai babi.

Sebenarnya ada banyak pilihan tentang pesugihan yang akan dilakoninya. Akan tetapi, dia lebih mantap pada kemampuan Mbah Noto.

Mendengar penuturan Slamet untuk sesaat Mbah Noto terdiam. Suasana hening sejenak.

Setelah menyuruh beberapa teguk kopi barulah Abang Amin ganti bertutur. Beliau memberi nasihat pada Slamet agar menenangkan hati dan jangan putus asa.

“Tekadku sudah bulat, Mbah,” kata Slamet.

“Aku ingin penderitaanku di dunia segera berakhir.”

Slamet menyela Mbah Noto yang melihat tamunya memiliki semangat berapi-api.

Mbah Noto kemudian melanjutkan tuturnya. Memang selama ini ritual malam berkah lewat barang azimat yang dimilikinya tidaklah pernah gagal, setidaknya sudah ada lebih dari 8 tamu yang datang padanya dan berhasil, hanya saja Mbah Noto putus silaturahmi setelah pertemuan beberapa kali sehingga tidak tahu kelanjutan para pelaku pesugihan tersebut.

Atas hal itulah Mbah Noto menyuruh agar Slamet berpikir ulang. Beliau tidak tahu apa yang harus ditanggung oleh para pasiennya setelah mendapat banyak harta.

Karena Slamet berulang kali berucap tentang kemantapan hatinya maka Mbah Noto meminta hari weton serta nama ibu.

Selang beberapa menit setelah melakukan perhitungan barulah Mbah Noto mengabulkan permintaan Slamet.

Beliau akan menuruti kemauan Slamet dan berharap prosesnya lancar seperti yang lain.

Setelah itu Mbah Noto menjelaskan tentang syarat dan hari pelaksanaan ritual.

Syarat utamanya adalah Slamet harus mencuri Segenggam tanah milik sasaran yang akan dikuras hartanya maksimal 7 orang, sedangkan sesaji yang dibutuhkan cukuplah banyak.

Namun, yang terpenting adalah dua ekor kambing dan darah ayam cemani di dalam labu. Untuk pelaksanaannya dilakukan pada malam Jumat Kliwon.

Kemudian setelah paham Slamet mengucap terima kasih lalu berpamitan.

******

Hari itu pun tiba.

Sesuai amanah Mbah Noto, Slamet datang sekitar pukul 3 dini hari dengan membawa dua ekor kambing. Kemudian lewat jalan setapak ditunjukkanlah lokasi di mana kambing-kambing itu harus ditaruh. Di lokasi ujung hutan itu pula nantinya ritual akan dilaksanakan.

Setelah sampai di lokasi Mbah Noto menyuruh agar Slamet menunggunya di sana sambil berpuasa sampai dia datang menemuinya lagi.

Sebelum meninggalkan Slamet, Mbah Noto memberinya kain untuk menaruh sesaji yang lain.

******

Pukul 23.00.

Mbah Noto sudah kembali ke lokasi. Beliau membawa nasi dibungkus daun jati beserta minuman untuk Slamet, tapi tampaknya Slamet tidak merasakan lapar ataupun haus. Yang ada di otaknya hanya secepatnya melakukan ritual dan menjadi seorang kaya raya, menjadi orang yang tidak dipandang sebelah mata lagi oleh mertua, kerabat, maupun para tetangganya. Dia ingin ritual malam ini segera terlaksana dan berhasil sepenuhnya.

Mbah Noto mulai berkonsentrasi pada janjinya. Dia membuka kain yang berisi sesajen kemudian meletakkan labu yang sudah dibelah dua dan di lubangi pada bagian tengahnya.

Setelah itu Slamet mendekat dengan ayam cemani yang siap disembelih di atas labu. Darah pun mengucur dan menetes masuk ke labu.

Setelah pisau kecil menggorok leher ayam tersebut Mbah Noto menaruh pisau di samping labu dan menyuruh Slamet menaruh ayam tersebut.

Setelah darahnya tuntas Mbah Noto mundur beberapa langkah lalu membuka seluruh pakaiannya, sementara itu auratnya sudah ditutupi dengan anyaman daun sirih pertanda ritual akan segera dimulai.

Beliau menyilangkan tangan di depan dada disusul komat-kamit membaca mantra.

Di satu sisi barang berupa mustika rantai babi tampak seperti berputar sendiri. Terdengar suara berisik keluar dari benda tersebut.

Semakin lama angin semakin kencang yang mengakibatkan ranting kering berjatuhan dan sebuah dahan yang cukup besar patah menimpa dua kambing sekaligus. Dua hewan tersebut seketika pun mati dan karena hal itu ritual pun tidak bisa dilanjutkan.

Slamet harus menunggu bulan depan untuk melaksanakan ritual yang sama.

******

Setelah cukup bersabar selama sebulan.

Akhirnya Slamet sudah bersiap-siap untuk melakukan ritual kembali. Kali ini dia membawa segenggam tanah yang berasal dari luar pulau Jawa sesuai perintah.

Mbah Noto kembali melucuti pakaiannya dan hanya anyaman daun sirih yang menutup auratnya.

Angin kembali berembus kencang disusul suara tawa menggema dari dua sosok.

Dalam sekelebatan mata saja keduanya sudah menerkam kambing yang disajikan.

Seketika kambingnya di serangnya itu pun mati menggelepar.

Setelah itu satu sosok melanjutkan dengan menghisap darah ayam cemani di dalam labu sedangkan sosok satunya mencium aroma tanah yang dibawa oleh Slamet.

Secepat kilat kedua sosok itu melesat dan menghilang di kegelapan malam dengan diikuti suara tawa.

Tak berapa lama kemudian dua karung goni tiba-tiba sudah berada di samping sesajen.

Angin kencang kembali muncul dan menandakan ritual telah berakhir.

Mbah Noto mengenakan pakaiannya kembali kemudian mengambil mustika rantai babi yang sudah tergeletak di antara karung goni, sedangkan Slamet masih mengubur kambing-kambing yang tergeletak bersimbah darah.

Setelah itu Mbah Noto menutup kesuksesan ritual dengan berkomat-kamit kemudian menyarungkan kembali Mustika azimatnya.

Slamet sangat bahagia dengan hasil yang didapatkan, di mana karung goni tersebut berisikan uang bermacam pecahan.

Mbah Noto sendiri tidak pernah mau mendapat bagian dari hasil ritual yang dilakoni, mungkin ada alasan tersendiri dari apa yang dilakukannya. Yang pasti semua adalah tuntutan dari mustika rantai babi.

Untuk selanjutnya Mbah Noto menyerahkan seluruh pertanggungjawaban pada si pelaku pesugihan dan sampai sekarang dia tidak pernah tahu bagaimana nasib dari mereka yang pernah melakukannya termasuk Slamet.

*****

Dari penalaran tentang pesugihan, sudah barang tentu ada hal buruk jika bersekutu dengan iblis.

Hal itu pasti juga berdampak pada pelaku pesugihan mustika rantai babi.

Tidaklah mungkin mereka bisa menikmati hasil pesugihan dengan bahagia, sementara bagi Mbah Noto, Slamet adalah orang terakhir yang dibantu dalam ritual mustika rantai babi.

Setelah itu beliau melakukan perenungan lebih dari 3 bulan lamanya yang pada akhirnya Mbah Noto memutuskan menaruh kembali mustika rantai babi di pohon di mana beliau merebutnya dulu.

Beliau merelakan barang azimat tersebut demi kebaikannya.

Mbah Noto tetap dipandang sebagai orang pintar dan beliau mulai mempergunakan bakat pemberian Tuhan tersebut ke jalan yang lebih baik.

Mbah Noto sadar jika yang dilakukan bersama mustika rantai babi selama ini adalah satu keburukan.

 SELESAI

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search