Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS MENGENCINGI WARUNG

 

Seperti biasa kalau tidak ada undangan ke istana Abu Nawas menghabiskan waktunya nongkrong di warung Tuan Hamid karena di sanalah Abu Nawas bisa tahu tentang semua kabar berita dari kawan-kawannya.

Pada suatu hari saat Abu Nawas duduk santai di depan rumah, datanglah beberapa kawannya menghampiri Abu Nawas, kemudian salah satu dari mereka berkata, “Abu Nawas, Aku ada tantangan untukmu. Apakah kamu berani melakukannya?”

Dengan entengnya Abu Nawas menjawab. “Tentu saja saya berani. Tantangan apa yang akan kalian berikan?” tanya balik Abu Nawas.


“Begini, Abu Nawas. Kamu tahu, ‘kan warung Tuan Hamid dan kamu pasti tahu kalau Tuhan Hamid orangnya sangat galak dan tantangannya adalah kalau kamu berani mengencingi warung Tuan Hamid maka kami akan memberikanmu hadiah, tapi ada syaratnya, Abu Nawas. Saat kamu mengencingi seluruh ruangan warungnya Tuan Hamid harus tertawa. Kalau sampai Tuan Hamid jengkel berarti kamu gagal,” ucap mereka.

“Kalian gila, ya. Tantangan macam apa itu?” protes Abu Nawas.

“Bilang saja kalau kamu takut, tidak usah banyak alasan, Abu Nawas,” ujar mereka.

Sejenak Abu Nawas terdiam. Kalau ia menolak tantangan tersebut kawan-kawannya akan menganggapnya sebagai pengecut, tapi kalau ia menerima tantangan itu risikonya sangat berbahaya mengingat Tuan Hamid terkenal galak dan kejam.

Setelah merenung agak lama akhirnya Abu Nawas mendapatkan ide yang cemerlang.

“Begini, Kawan-kawan. Karena tantangannya sangat berisiko, berapa hadiah yang akan kalian berikan bila aku berhasil melakukannya?” tanya Abu Nawas.

“Kami akan memberikanmu uang 1000 Dinar, Abu Nawas, jawab mereka.

“1000 Dinar uang yang lumayan banyak,” kata Abu Nawas dalam hati.

Tanpa pikir panjang Abu Nawas langsung menerima tantangan tersebut. “Baiklah, aku terima tantangan kalian, tapi aku minta bayarannya sekarang,” ucap Abu Nawas.

Setelah Abu Nawas mendapatkan bayarannya mereka segera berangkat menuju warung Tuan Hamid.

Sesampainya di warung Tuan Hamid, Abu Nawas berkata kepada kawan-kawannya. “Kalian tunggulah di luar sebentar.”

Kemudian Abu Nawas masuk ke dalam warung untuk menemui Tuan Hamid.

“Menurut kalian apakah Abu Nawas akan berhasil? Tuan Hamid, ‘kan terkenal galak,” bisik salah satu dari mereka.

“Kita lihat saja nanti. Paling-paling Abu Nawas digebuki pakai kayu sampai pingsan,” timpal lainnya.

Mendengar itu mereka pun saling tertawa.

Tidak lama kemudian terdengar keras suara tawa Yuan Hamid dari dalam warungnya, hal ini membuat kawan-kawan Abu Nawas heran dan tak percaya.

Karena penasaran mereka pun melongok ke dalam warung Tuan Hamid.

Betapa terkejutnya mereka ketika melihat Abu Nawas sedang mengencingi seluruh ruangan warung Tuan Hamid, sedangkan Tuan Hamid sendiri malah tertawa terpingkal-pingkal melihat ulah Abu Nawas yang konyol itu.

“Bagaimana mungkin ini terjadi?” ucap mereka keheranan.

“Jangan-jangan Tuan Hamid dipelet Abu Nawas makanya dia malah tertawa saat warungnya dikencingi,” sahut kawan lainnya.

Setelah Abu Nawas berhasil menjalankan tantangannya ia pun pergi meninggalkan warung Tuan Hamid.

Salah satu kawahnya yang penasaran dengan kejadian tadi segera menyusul Abu Nawas.

“Hai, Abu Nawas. Tunggu dulu!” teriaknya sambil berlari menghampiri Abu Nawas.

Abu Nawas pun menghentikan langkahnya.

“Ada apa lagi? Bukankah tantangannya sudah berhasil aku jalani,” ucap Abu Nawas.

“Iya, benar. Saya cuma penasaran, Abu Nawas. Kenapa Tuhan Hamid bisa tertawa padahal, ‘kan dia sangat galak, tapi ia malah tertawa saat kau kencingi warungnya?” tanya kawannya penasaran.

“Oh, itu? Caranya Mudah saja. Saat aku menemui Tuan Hamid di dalam warung aku menantang dia sebuah permainan dengan hadiah 500 Dinar, tentu saja Tuhan Hamid langsung tergiur dan permainannya adalah barang siapa paling banyak memasukkan air kencing ke dalam gelas di hadapannya maka dialah pemenangnya."

"Lalu aku dan Tuhan Hamid meletakkan gelas di hadapan masing-masing."

"Giliran pertama adalah Tuan Hamid, ia kencing fokus ke arah gelas di hadapannya tentu saja gelasnya penuh berisi air kencing, kemudian saat giliranku aku kencing ke sana kemari tak tentu arah hampir seisi ruangan aku kencingi kecuali gelas yang ada di hadapanku."

"Melihat ulah konyolku ini membuat Tuan Hamid tertawa terpingkal-pingkal karena ia merasa akan memenangkan lomba dan mendapatkan hadiah 500 Dinar. Tentu saja Tuan Hamid pemenangnya, lalu aku beri dia hadiah uang 500 Dinar dan uang seribu dinar yang kalian berikan padaku tinggal tersisa 500 Dinar. Sisa uang tersebut kini mau aku bawa pulang,” kata Abu Nawas menjelaskan.

“Oalah, otakmu memang cerdik, Abu Nawas,” puji kawannya sambil geleng-geleng kepala.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search