Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MISTERI RUMAH BELAKANG

 NINGRUM

Ini adalah kisah nyata Ningrum dari Indramayu, pengalaman horor pribadinya ketika sedang bekerja di Timur Tengah tepatnya di negara Kuwait, menjadi satu kisah yang tidak akan bisa dilupakan.

Pada awal tahun 2008 Ningrum memutuskan mencari nafkah ke perantauan. Setelah melalui pertimbangan pada akhirnya dia memutuskan menjadi TKW sebagaimana yang dilakukan kebanyakan tetangganya. Memang perempuan di kampungnya termasuk di beberapa desa yang masih satu kecamatan rata-rata menjadi tenaga kerja di wilayah Timur Tengah.

Baik yang sudah menikah maupun yang masih gadis memilih mencari uang di negeri orang, hal itu dilakukan demi kebutuhan yang semakin sulit, sedangkan lapangan kerja di dalam negeri selain sulit upahnya juga tidak sebanding dengan menjadi TKW.

Setelah melalui berbagai proses selama beberapa bulan berangkatlah Ningrum ke negeri tujuan yakni Kuwait. Di sana dia bekerja dengan seorang majikan dengan tiga anak yang harus diasuh, 2 perempuan berumur 6 tahun dan 9 tahun, sedangkan yang satu laki-laki berumur 7 tahun.

Ningrum merasa senang karena tahu ada dua pembantu lain yang juga berasal dari Indonesia.

****


Hari-hari pun dilalui dengan penuh kerinduan pada kampung halaman, namun demi mencapai apa yang didambakan dia pun berusaha kuat. Tidak lupa dia selalu meminta perlindungan pada Sang Pencipta setiap kali merasa khawatir akan keadaannya.

Memang pada waktu itu santer terdengar kabar tentang hukuman berat yang diterima oleh para TKI bahkan banyak pula yang dihukum pancung di Arab Saudi padahal jika ditelusuri sumber masalah bukanlah dari para budak, namun entah mengapa justru hukuman diarahkan pada pahlawan devisa itu.

Pemberitaan itulah yang membuat Ningrum memilih negara Kuwait sebagai sumber kebutuhannya. Dia pun bersyukur karena majikannya adalah orang yang sangat baik, dia memperhatikan betul ketika pembantunya.

****

Sekitar 4 bulan Kemudian.

Datang seorang tamu yang ternyata adalah adik laki-laki dari sang majikan.

Karena libur kerja tamu itu akan menginap 2 Minggu di rumah majikan.

Dalam waktu yang bersamaan kedua majikan Ningrum akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari, ada pekerjaan penting yang harus mereka kerjakan sekaligus akan mampir dan menginap ke rumah kerabat.

Pada hari kedua saat menginap entah mengapa adik majikannya itu meminta untuk tidur di rumah belakang padahal ada kamar khusus keluarga atau tamu jika ingin menginap.

Memang rumah sang majikan sangat luas dan ada satu pintu yang menghubungkan antara rumah belakang.

Sudah pasti rumah belakang sangat kotor dan berdebu karena lama tidak ada yang menempati bahkan tidak pernah dibuka.

Selama Ningrum dan dua pembantuan bekerja di sana mereka belum pernah membuka pintu itu sekalipun. Entah kenapa lelaki itu ingin sekali tidur di sana.

Dengan terpaksa Ningrum dan seorang temannya membersihkan terlebih dahulu rumah belakang itu agar bisa ditempati.

Saat membuka pintu hawa tidak biasa langsung menyambut keduanya. Mereka merasakan hawa sangat dingin menusuk tulang. Tercium pula aroma aneh yang membuat kepala terasa pusing.

Tanpa berpikir macam-macam mereka langsung memulai membersihkan dan mengganti seprai serta bantal di sana.

Dalam kesibukan tersebut Ningrum mendengar benda-benda yang bergerak dengan sendirinya, namun setiap kali dia mencari sumber suara semua masihlah pada tempatnya, tidak ada yang berpindah ataupun yang bergerak.

Kawannya sempat menanyakan setiap kali melihat gelagat Ningrum.

Ningrum menjawab kalau tidak ada apa-apa.

“Sedikit merinding juga ini rumah.”

Setelah semua beres mereka bergegas meninggalkan kamar.

Lagi-lagi Ningrum dibuat terkejut saat mematikan lampu kamar sangat jelas dia melihat sosok manusia berada di pojokkan kamar. Sosok tersebut tidaklah jelas wanita atau lelaki, tapi yang pasti memakai jubah berwarna putih.

Ketika Ningrum kembali menyalakan lampu tidak terlihat siapa pun yang berada di dalam kamar.

Dia langsung beranjak membiarkan lampu tetap menyala, dia berharap itu hanya perasaannya saja.

****

Di malam harinya.

Seperti biasa kalau pukul 20.00  mereka membuatkan makan malam untuk anak-anak yang sedang menonton televisi. Hal itu selalu dilakukan bergantian dan malam itu Ningrum yang akan memasak. Dia pun menuju dapur lalu mulai melakukan kegiatan memasak.

Dari awal dia merasa jika ada sepasang mata yang mengawasinya, namun berulang kali dia berpaling dan tidak tampak siapa pun di sekitar.

Sejenak perasaannya mulai tidak enak ditambah lagi pikirannya yang teringat kejadian sewaktu di kampung dulu.

Dia ingat betul kisah mistis yang dialami ketika kakeknya meninggal dunia dulu yang mana pada waktu itu dia merasa seperti diawasi setiap kali berada di rumah sang kakek dan ujung-ujungnya di suatu malam saat dia menginap di sana dia yang terjaga dari tidur langsung menuju kamar mandi di belakang rumah.

Ningrum yang merasa diawasi akhirnya menjadi sekuat tenaga saat menjumpai sosok pocong disisi pintu. Seketika Ningrum pingsan dan atas kejadian tersebut dia mengalami demam lebih dari seminggu lamanya.

Bayangan masa-masa itu mengingatkannya pada malam ini.

Dia merasakan hal yang sama yaitu seolah-olah ada yang mengawasi setiap gerakannya.

****

Ningrum menghirup nafas panjang dan merasa lega saat masakannya sudah matang.

Segera dia mengambil beberapa peralatan untuk menyajikannya. Di saat itulah dia menjadi terkaget dengan kemunculan  Diah, sahabatnya yang lebih dulu menjadi pembantu di rumah itu.

Perempuan yang berusia lebih tua darinya itu tiba-tiba muncul di tengah-tengah pintu dapur. Dia menatap Ningrum sambil tersenyum sejenak itu lalu balik badan melanjutkan kesibukannya.

Pada saat menoleh tidak didapati lagi sosok Diah di sana. Setelah diingat-ingat Ningrum baru sadar kalau malam itu Diah memakai baju berwarna ungu sedangkan yang dilihat tadi memakai baju hijau muda.

Seketika Ningrum menjadi gemetar. Dia yakin ada yang tidak beres dengan apa yang baru saja terjadi.

Ningrum pun beranjak memastikan sambil minta bantuan untuk menyiapkan makanan tadi.

Benar saja, ternyata Diah sedang duduk mengawasi anak-anak dan memang baju yang dikenakan berwarna ungu.

Dengan panik Ningrum bertanya pada Diah apakah dia tadi ke dapur atau tidak, dan dengan santai Diah menjawab kalau dari tadi dia berada di sana. Begitu pula dengan Riyatun, pembantu yang satunya. Jawaban itu diperkuat dengan kejujuran kalau Diah selalu bersamanya.

Ningrum menjadi berdebar bercampur takut dan  pada saat ditanya balik dia hanya menggeleng disusul minta bantuan untuk menyajikan makanan yang dibuat.

****

Di keesokan hari.

Kejadian yang sama menimpa Diah. Pada saat bersih-bersih di rumah belakang, Diah melihat Ningrum sedang membersihkan kamar mandi. Tampak wajah Ningrum yang pucat.

Diah yang heran pun menegurnya, tapi Ningrum hanya terdiam saja, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Sebenarnya Diah merasa ada yang aneh, tapi dia sembunyikan perasaan itu.

Setelah selesai bersih-bersih Diah meninggalkan Ningrum yang masih berada dalam kamar mandi. Dia menuju depan untuk membersihkan halaman sesuai tugasnya hari itu.

Namun, alangkah terkejutnya ia saat mendapati Ningrum berada di sana sedang menyiram tanaman.

Segera Diah menghampiri Ningrum sambil bertanya heran.

Dengan masih menyiram Ningrum menjawab kalau sehabis sarapan tadi dia langsung ke depan mengurus tanaman.

Pada akhirnya dua pembantu itu merenung sendiri. Pada saat saling berbagi kisah tentang apa yang mereka temui, mereka pun saling menguatkan satu sama lain dan berharap gangguan yang ditemui tidak berlanjut.

****

Seiring berjalannya waktu.

Baik Diah maupun Ningrum merasa tenang karena tidak ada lagi penampakan.

Perlahan mereka mulai melupakan kejadian terutama pada saat  majikan pulang dari keluar kota, namun keanehan itu kembali dijumpai Ningrum pada saat adik majikan tidak lagi menginap.

Pada saat ia selesai membersihkan kamar di rumah belakang, dia menjadi bergidik ketika terdengar suara barang berjatuhan yang kemudian disusul suara tangis seorang perempuan.

Suara menyayat tersebut terdengar sangat jelas di telinga. Dengan memberanikan diri Ningrum kembali membuka pintu untuk memastikan, namun ruangan tersebut kosong, tidak tampak siapa pun di dalam. Barang-barang yang ada juga dalam kondisi baik-baik saja, tidak ada satu pun yang rusak ataupun tergeletak di lantai.

Dengan jantung berdebar-debar Ningrum yang merasa penasaran pun masuk kembali ke dalam rumah. Dia mengecek setiap ruangan yang ada. Ketika sampai di dapur hampir dibuat pingsan saat melihat penampakan sosok wanita berdiri di ujung ruangan. Wanita berwajah Timur Tengah itu tidak berkerudung dengan rambutnya yang keriting, sedangkan di wajahnya yang pucat pasi ada beberapa luka lebam yang menghitam.

Yang membuat Ningrum merasa ngeri adalah darah yang terlihat merembes di bagian selangkangannya, darah kental itu bahkan sampai ke lantai.

Ningrum yang yakin jika apa yang terlihat adalah sesuatu yang tidak wajar segera beranjak dengan tubuh gemetar hebat dan langsung keluar lalu mengunci rumah misteri tersebut.

Ketika malam menjelang penampakan itu masih membayang. Sebisa mungkin Ningrum harus kuat menghadapi gangguan gaib yang ditemuinya.

Saat Ningrum membaur dengan kawan dan anak majikannya di depan televisi tiba-tiba mereka dikejutkan dengan teriakan majikan perempuan.

“Akhhhh!”

Saat mereka hendak beranjak untuk mengecek ke kamar, sang majikan sudah keluar terlebih dahulu menemui mereka dengan nafas tidak beraturan.

Sang majikan memberitahukan jika dia melihat sosok perempuan dengan baju serba hitam berada di kamar mandi pribadinya. Yang membuat sang majikan berteriak adalah perempuan tersebut mengeluarkan darah yang membanjiri lantai kamar mandi.

Usai bercerita sang majikan menyuruh ketiga pembantunya melihat ke kamar mandi.

Ningrum yang masih terbayang-bayang atas apa yang menimpanya tadi pagi sebenarnya merasa takut, tapi dia tetap beranjak mengikuti kedua kawannya dengan ragu-ragu.

Akan tetapi, tidak ada siapa pun di dalam kamar mandi.

Pada saat keluar ruangan Ningrum menceritakan apa yang dialaminya tadi pagi.

Kedua rekannya menjadi merinding mendengar kisah Ningrum di rumah belakang itu.

****

Hari-hari selanjutnya.

Suasana tegang menyelimuti rumah di mana Ningrum bekerja.

Penampakan wanita pucat pasti dengan darah memerah di lantai meneror setiap penghuninya Bahkan sang majikan juga menjadi sasaran teror sosok tersebut hingga pada akhirnya sang majikan membuat keputusan yang berat yakni menjual rumah mereka itu.

Sang majikan perempuan mengisahkan kalau dulu rumah belakang pernah disewa sepasang suami istri, tapi sayangnya selalu terjadi keributan berujung pertengkaran hampir setiap hari. Pertikaian itu berakhir dengan kematian. Sang istri yang diketahui sedang hamil muda ditemukan tewas mengenaskan di ruang dapur di antara barang-barang yang berserakan. Wanita itu tidak bernyawa dengan luka lebam di wajah dan darah membanjir dari selangkangannya.

Semenjak saat itu Ningrum dan yang lain mengikuti sang majikan ke rumah baru. Gangguan itu pun sudah tidak pernah terjadi sampai dia pulang ke Indonesia.

Ningrum tidak habis pikir jika ternyata kejadian-kejadian di luar nalar yang hampir sama di wilayahnya juga ada di luar negeri dan dia percaya karena dia sendiri yang mengalami kejadian tersebut.

 SELESAI

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search