Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS SUP PEDAS

 

Abu Nawas memanglah bukan orang kaya raya  lebih tepatnya ia hanya keluarga yang  sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan  pokoknya sehari-hari bisa dikatakan  sangat tercukupi, tapi kalo untuk  kebutuhan mewah Abu Nawas, belum bisa  terpenuhi.

Ia tidak mempunyai barang  mewah dan makanan mewah di rumahnya.  Semua serba cukup dalam kadar yang  sederhana, namun nasib apes menimpa Abu  Nawas.

Tidak ada hujan, tidak ada angin,  sang istri tiba-tiba minta dibelikan  kalung. Hal ini membuat Abu Nawas pusing  tujuh keliling.

Bagaimana mungkin bisa ia memenuhi  keinginan istrinya. Untuk  makanan mewah saja ia tidak mampu,  apalagi membelikan perhiasan kalung.

“Wahai, Istriku. Maafkan saya.”

“Saya tidak  mungkin bisa menyanggupi keinginanmu.  ‘Kan kamu tahu sendiri kita adalah  keluarga sederhana yang hidupnya hanya  pas-pasan,” tutur Abu Nawas dengan lemah  lembut,  namun keputusan Abu Nawas ini ternyata  membuat istrinya tidak terima, karena ia  sangat menginginkan perhiasan kalung dan  selama ini ia merasa tidak pernah  menuntut apa pun, tidak pernah meminta  yang macam-macam.

Ia ingin satu kali ini  saja permintaannya dituruti. Entah  bagaimana caranya, pokoknya ia ingin  dibelikan kalung.

Tapi lagi-lagi Abu  Nawas tidak berani mengiyakan. Ia hanya  meminta istrinya supaya selalu bersyukur  dengan apa yang ada.

Marah  istri Abu Nawas. Ia terus  mengomel dan memarahi suaminya.  Tak  tahan dengan omelan sang istri, Abu Nawas  lalu pergi meninggalkan rumah.

Istrinya yang masih marah kepada Abu  Nawas berniat membalas dengan memasak  sop yang sangat pedas.

Saat malam tiba, Abu Nawas pun pulang.

Sang istri berpura-pura tersenyum hangat  menyambut kedatangannya.  Abu Nawas lalu diajaknya duduk di meja  makan, kemudian sang istri menghidangkan  sop yang pedas tersebut.

Melihat sikap istrinya yang sudah tidak  marah lagi, Abu Nawas tersenyum ceria. “Kamu  memang istriku yang sangat sholehah,” puji   Abu Nawas  tapi, sungguh malang, sang istri lupa  dengan jebakannya sendiri.

Ia menyendok  sop pedas itu ke dalam piringnya dan  memakannya.

Air mata pun meleleh di kedua  pipinya karena rasa pedas yang luar  biasa.

Abu Nawas seketika itu kaget dan  heran melihat istrinya tiba-tiba  menangis sesenggukan.  “Kenapa kamu menangis wahai, Istriku?” tanya  Abu Nawas khawatir.

Dengan mengusap air  matanya yang menetes di pipi sang istri  menjawab. “Dulu almarhum ibu sangat  menyukai masakan sop ini.”

“Setiap kali aku  makan sop seperti ini, aku jadi teringat  almarhum ibu. Itulah yang membuat aku  menangis,” ujar sang istri berpura-pura.

“Sudahlah wahai, Istriku. Ibumu itu orang  baik. Insyaallah dia meninggal dalam  keadaan khusnul khotimah,” balas  Abu Nawas  menenangkan istrinya.

Kini giliran Abu Nawas yang memakan sop  pedas itu. Betapa terkejutnya ia ternyata  sop yang ia makan pedasnya bukan main.

Kedua mata Abu Nawas langsung meneteskan  air mata tanpa henti, bahkan air matanya  lebih banyak dari sang istri.

Tak mau  kalah dengan sandiwara istrinya,  Abu Nawas  meluapkan rasa pedasnya dengan menangis  terisak-isak. 

“Kenapa kamu menangis wahai, Suamiku?” tanya  sang istri.

“Heran. Aku juga teringat  almarhum ibu kamu. Kenapa dia mati  meninggalkanmu, tanpa mengajak dirimu,”  jawab Abu Nawas.

Mendengar jawaban Abu Nawas, sang istri  yang tadinya jengkel mendadak tertawa  terpingkal-pingkal.

Keduanya akhirnya  rukun dan mesra kembali.

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search