Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PASANGAN DUA DUNIA BAGIAN 2

 JIWA YANG DIKUASAI JIN

Di tengah kebimbangan itu, Mayang berpamitan untuk kembali ke alamnya.

Sebelum benar-benar pergi ia meninggalkan pesan pada Heru bahwa untuk bisa bertemu dengannya lagi maka harus ada syarat khusus yang harus dilakukan, yakni menyiapkan sesajen dengan niat mengundang dirinya.

Heru diam terpaku.


Sama sekali ia tidak pernah menyangka jika akan datang waktu seperti ini di dalam hidupnya. Sebuah pilihan yang sulit, tapi ia sudah terlanjur mencintai Mayang.

Heru menerima tawaran pemilik vila. Namun, secara mengejutkan sehari sebelum pengerjaan proyek tersebut dibatalkan tanpa alasan yang jelas.

Si pemilik yang bernama Sudiro itu justru berniat menjual vilanya.

Heru yang merasa tertarik karena berdekatan dengan kawasan Mayang tanpa pikir panjang langsung menanyakan tentang pembeli dari vila tersebut dan saat diberitahu kalau belum ada calon pembeli ia pun menyatakan kalau bersedia membelinya.

Setelah melalui tawar-menawar harga pada akhirnya Heru menjadi pemilik sah lahan tersebut.

Ia merasa sangat senang.

Ia berniat menemui Mayang. asanya ia sudah menemukan pujaan hati walau bukan manusia. Wanita yang ia anggap cantik luar biasa yang selalu menjelma di setiap geraknya.

Sungguh cinta itu tidak dapat disangka lagi. Mayang memang ditakdirkan untuk dirinya. Begitulah pikiran yang selalu mendera.

Sore itu Heru berencana naik setelah menemui warga sekitar untuk meminta izin membuat jalan agar sampai ke vila supaya tidak berjalan kaki lagi, dan mobil bisa langsung sampai ke sana.

Heru segera menyiapkan berbagai macam sesajen sebagai syarat menemui Mayang sang Ratu Jin.

Setelah semua lengkap, dirinya tinggal menunggu waktu yang pas untuk memanggil Jin itu.

Sambil menunggu malam tiba, ia menyiapkan diri di bawah pohon yang rindang.

Seperti biasanya, ia pun termenung sendiri sejenak. Ia mengecek ponsel. Namun, tidak ada sinyal sama sekali.

Dalam kesendirian itu, ia dikejutkan dengan datangnya suara telapak kaki hewan diiringi dengan bunyi gemerincing lonceng.

Suara yang semula di kejauhan itu semakin mendekati dirinya dan ia pun tertegun dengan apa yang disaksikan.

Tampak seorang wanita sangat cantik menaiki kereta kencana bak putri raja yang tidak lain ia adalah Mayang dengan didampingi para penjaganya.

Dengan gemulai nan anggun, Mayang turun perlahan dari kereta tersebut disusul kemudian para penjaga memberinya hormat padanya lalu beranjak pergi.

Rupanya mereka hanya mengantarkan Mayang saja.

Heru seperti tidak percaya bahwa ini adalah nyata ketika Mayang tersenyum manis padanya hingga mereka pun saling mengungkapkan kesediaan sebagai sepasang kekasih.

Janji-janji manis pun terucap dari bibir Heru.

Ia yang telah dibutakan oleh cinta lupa bahwa alam mereka tidaklah sama hingga terjadilah persetubuhan di antara dua sejoli itu.

Heru bahkan tidak memikirkan tentang risiko yang akan ia hadapi nantinya. Yang jelas Heru sudah terbuai oleh kecantikan Ratu Jin tersebut.

****

Tidak terasa setelah malam yang dirasa panjang itu pagi pun datang.

Kembali Heru yang sudah terbangun merasa terheran saat menemui dirinya berada di tengah hutan.

Ia pun menyambar baju dan lekas memakainya.

Ia mulai mengenali tempat tersebut yakni tempat pertama kali ia bertemu dengan Mayang.

Di sanalah dulu ia membaur dalam pesta para Jin. Namun, tidak terlihat keberadaan Mayang di sekitar.

Heru berpikir kalau gadis pujaannya itu sudah pergi sewaktu ia terlelap.

Bahkan Mayang pun tidak berpamitan terlebih dahulu.

Heru menghela nafas panjang. Ia meninggalkan lokasi tersebut.

Ia merasa berbahagia jika teringat kejadian semalam. Sebuah percintaan yang membuatnya selalu merindukan sosok Mayang.

Lamunan Heru buyar saat ia disapa oleh salah seorang warga.

“Maaf, Pak. Sebaiknya hindari tempat itu. Bahaya!” ujar warga tersebut memperingatkan.

Warga itu memberi alasan bahwa di sana merupakan tempat para Jin berkumpul.

Jika sudah menjadi bagian dari mereka, maka akan sulit untuk hidup dengan tenang kembali karena bangsa Jin itu menyesatkan.

Warga itu juga menceritakan bahwa beberapa kali pernah ada kejadian mengenaskan.

Warga menemui orang yang meninggal dengan tubuh telanjang dan kurus kering tinggal tulang. Di beberapa bagian tubuhnya tampak memar, bahkan ada yang dimakan belatung.

Heru mendengarkan ucapan warga itu. Namun, ia tidak menggubrisnya.

Mungkin karena tengah dilanda cinta sehingga apa pun yang dibicarakan orang hanya dianggap sebagai angin lewat saja.

****

Hari berlanjut.

Heru Masih betah berada di vila meski beberapa kali orang kepercayaannya datang untuk meminta agar ia mengecek pekerjaannya sudah selesai sebagian.

Namun, Heru yang sudah terbius dengan api asmara menyuruh agar semua pekerjaannya dilanjutkan. Ia sudah tahu hasilnya tanpa datang mengecek.

Perubahan sikap itu membuat para pekerja merasa aneh. Ditambah lagi wajah Heru yang semula berseri kini menjadi kuyu seperti orang yang capek dan kurang tidur.

Namun, mereka hanya bergumam dalam hati saja.

Tanpa sepengetahuan mereka, hubungan dua dunia terus berlanjut di setiap malam.

Hubungan layaknya suami istri terus terjadi dan jika pagi datang Mayang sudah hilang tanpa berpamitan.

Heru juga menemukan dirinya berada di hutan yang sama ketika ia terbangun dan malam ini menjadi awal petaka bagi Heru.

Mayang yang biasanya datang seorang diri dengan diantar para pengawalnya, kali ini datang membawa tiga Anak Jin yang berbentuk aneh.

Mayang memberitahu bahwa ketiganya adalah anak-anak hasil dari hubungan mereka.

Heru benar-benar tidak menyangka bahwa itu adalah anak-anaknya. Ia tidak percaya jika antara Jin dan manusia bisa menghasilkan seorang anak.

“Mana mungkin mereka anak-anakku,” ucap Heru merasa tidak yakin.

Rupanya perkataan Heru tersebut membuat Mayang sakit hati dan marah.

Sang Ratu Jin itu pun tidak terima.

Malam itu Mayang tidak melakukan hal yang berbahaya bagi Heru, tapi ia menyimpan kemarahan yang sangat besar.

Sengaja ia tidak menyakiti Heru karena ia menikmati kebersamaannya bersama ini. Tidak seperti orang lain yang melakukan hubungan demi sesuatu yang diinginkan bukan atas dasar cinta.

Mayang pun menghilang dari pandangan dan tidak kembali. Ia tidak menghiraukan Heru yang terus berteriak memanggil sembari meminta maaf.

Merasa sia-sia, Heru terduduk sembari menenangkan pikiran. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Tentu saja tidak mungkin Jika ia mengasuh anak-anak itu. Pastilah akan menjadi bahan cemoohan orang, apalagi rupa anak-anak itu tidaklah seperti manusia wajar.

Akhirnya Heru memutuskan untuk pulang meninggalkan vila.

Ia akan menjauh dari tempat Mayang dan berniat menjernihkan pikiran di rumah.

Sesampai di parkiran mobil tampak warga dengan memperhatikan Heru.

Meskipun hari menjelang tengah malam, tetapi mereka masih bergerombol di sana, mungkin juga sedang membicarakan Heru.

Kelihatannya para warga tersebut tahu dengan apa yang Heru alami. Mereka juga sering melihat jauh dari kejauhan secara sembunyi-sembunyi. Mereka tahu bahwa Heru sedang diganggu oleh Ratu Jin.

“Jam segini mau ke mana, Mas?” tanya salah seorang warga pada Heru.

Dengan agak linglung Heru baru menjawab setelah beberapa saat.

****

Setelah mobil melaju, warga yang merasa khawatir berdiskusi untuk melakukan hal yang terbaik.

Mereka hanya tidak mau bila kejadian yang sama terulang lagi.

Mereka yang melihat keadaan Heru masih baik-baik saja merasa yakin jika masih ada kesempatan untuk menyelamatkannya.

Di antara mereka juga saling melempar tanda tanya mengapa Heru masih diberi kesempatan tidak seperti para pemuja lainnya?

Merasa iba, mereka memutuskan untuk memberitahu keluarga ataupun teman dekat Heru.

Setelah melakukan perundingan para warga itu pun bersepakat menuju salah seorang untuk menemui kerabat Heru di esok hari.

****

Sementara itu, sepanjang perjalanan pulang, Heru merasa ada yang mengikuti.

Beberapa kali yang mendengar suara gaduh anak-anak bermain di jok belakang, tapi tidak tampak siapa pun berada di sana.

Ia yang merasa dari jenggala segera tancap gas. Ia ingin secepatnya sampai di rumah.

****

Ketika sampai di sebuah tikungan, ia dikejutkan dengan seekor domba yang melintas.

Sungguh suatu hal yang aneh bila hewan itu muncul di malam hari dan di tempat yang jauh dari pemukiman.

Seketika itu pula Heru banting setir.

Beruntung mobil tidak ada yang menyimpang. Namun, kecelakaan tetap tidak bisa dihindari mobilnya terguling masuk dalam parit cukup dalam.

Braak!

Heru hanya bisa berteriak kencang bersamaan dengan suara kaca pecah.

Prakk!

Setelah itu hanya suara klakson mobil yang terdengar tanpa henti.

Tinnnn!

****

Di luar ruang rumah sakit.

Pakde Wasis berbincang dengan seseorang yang tidak lain adalah seorang warga dari vila Heru berada.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 3

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search