Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS HUTANG DAGING

 

Kebun sayur milik Abu Nawas mengalami gagal panen, akibatnya ia harus menanggung kerugian yang cukup besar, uang simpanannya juga ikut ludes untuk menutupi kerugian yang dialaminya.

Untuk makan sehari-hari saja terpaksa ia dan istri harus makan seadanya.

"Hari ini kamu masak apa, Istriku?” tanya Abu Nawas.

“Seperti kemarin. Hanya nasi dan sayur singkong,” jawab istrinya.

Mendengar itu Abu Nawas menghela nafasnya.

“Padahal aku ingin sekali makan daging,” ucap Abu Nawas.

“Mau beli pakai apa? Sedangkan uang kita tinggal sedikit,” timpal sang istri.

“Baiklah. Aku akan ke pasar sebentar. Barangkali aku bisa membeli sesuatu,” balas Abu Nawas.

Maka berangkatlah Abu Nawas menuju pasar. Sesampainya di sana ia menghampiri toko penjual daging.

“Berapa 1 kilonya?” tanya Abu Nawas.

“1000 Dinar,” jawab penjual daging.

“Boleh aku beli sesuai dengan uang yang aku punya?” tanya Abu Nawas.

“Memangnya kamu punya uang berapa?” tanya penjual daging balik bertanya.

“Aku hanya bawa 50 Dinar,” jawab Abu Nawas.

“Kalau kamu mau 1 kilo nanti saya kasih,” balas penjual daging.

“Tapi uangku cuma 50 Dinar,” ujar Abu Nawas.

“Kita ini, ‘kan kawan, Abu Nawas. Nanti kurangnya gampang. Kapan-kapan saja,” tutur penjual daging.

“Terima kasih, Kawan. Saya janji. Nanti kalau aku punya uang, saya akan membayar kekurangannya,” timpal Abu Nawas dengan perasaan bahagia.

Abu Nawas pulang ke rumah membawa daging 1 kilo. Sang istri pun kaget bercampur senang melihat suaminya pulang membawa daging.

“Kamu beli daging satu kilo dapat uang dari mana?” tanya sang istri.

“Aku tidak membelinya. Penjual daging menghutangiku,” jawab Abu Nawas.

****

Beberapa hari kemudian.

Abu Nawas kembali pergi ke pasar. Ia melewati toko penjual daging.

Melihat Abu Nawas lewat di depan tokonya, si penjual daging ini berteriak, “Hai, Abu Nawas! Kapan kau akan memberikan hakku!”

“Sabar, Kawan. Di lain waktu, ya. Jika Allah melapangkan rezekiku,” jawab Abu Namwas.

Hari berikutnya.

Abu Nawas kembali ke pasar untuk menemui kawan-kawannya.

Ia sengaja menghindari rute jalan depan toko penjual daging supaya dirinya tidak ditagih.

Melihat kedatangan Abu Nawas kawan-kawan tongkrongannya langsung menyambutnya dengan ceria. Semua orang yang ada di tempat tongkrongan merasa senang dan gembira. Mereka sudah terbiasa mendengarkan Abu Nawas mendongeng tentang pengalaman dan kisah jenakanya.

Ketika Abu Nawas sedang asyik duduk bersama kawan-kawannya, tiba-tiba penjual daging lewat dari arah depan dan dia pun melihat Abu Nawas lalu memberikan sinyal seraya berkata, “Aku ingin hakku.”

Abu Nawas segera berdiri dari tempat duduknya dan bergeser ke tempat lain agar terhindar dari gangguan penjual daging, namun penjual daging juga ikut bergeser mengikuti Abu Nawas.

Penjual daging mulai memberikan sinyal lagi kepada Abu Nawas sambil mengancam akan membongkar hutang dia di depan kawan-kawannya.

Abu Nawas pun mulai berpikir mencari cara agar tidak ada kesempatan penjual daging mengganggunya.

Akhirnya Abu Nawas memutuskan berpamitan kepada kawan-kawannya akan pulang ke rumah, namun kawan-kawannya ini menahannya mereka meminta agar Abu Nawas menyelesaikan cerita jenakanya.

Mau tak mau, Abu Nawas menuruti kemauan kawan-kawannya itu, tapi yang membuat Abu Nawas kesal penjual daging selalu mengganggunya.

Merasa kesal dengan tingkah laku penjual daging Abu Nawas mulai membalasnya. Ia pun berkata “Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”

Kawan-kawannya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Lalu salah seorang dari mereka bertanya, “Kenapa kau, Abu Nawas? Apa yang menjual daging itu inginkan darimu?”

Abu Nawas selalu berkata kepada kawan-kawannya, “Kalian akan mengetahuinya sekarang.”

“Hai, kau penjual daging. Aku hutang sama kamu 950 Dinar bukan?” tanya Abu Nawas.

“Iya betul,” jawab penjual daging.

“Kalau begitu datanglah besok. Aku akan memberimu 900 Dinar, dan lusa kau datang lagi aku akan memberimu 48 Dinar. Setelah itu berapa sisa hutanku?” tanya Abu Nawas.

“Tinggal 2 Dinar,” jawab penjual daging.

“Apa kau tidak malu kamu memperlakukanku dengan jelek di depan kawan-kawanku demi uang 2 Dinar?” tanya Abu Nawas.

Kawan-kawan Abu Nawas pun tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya.

Sementara si penjual daging langsung pergi meninggalkan Abu Nawas. Niatnya mau mempermalukan Abu Nawas malah dirinya yang ditertawakan.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search