Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS TERSESAT DI HUTAN ANGKER

Dikisahkan Baginda Raja baru saja melantik Hakim istana yang baru. Hakim tersebut terkenal jujur dan juga baik hati. Yang paling disukai Baginda dari Hakim baru ini ia gemar berburu di hutan seperti dirinya.

Suatu hari di sela-sela waktu santai Baginda Raja ia memanggil Hakim baru tersebut untuk menghadapnya. “Bagaimana pekerjaanmu? Apakah ada kasus yang sulit diselesaikan?” tanya Baginda Raja.

“Alhamdulillah, Paduka. Semua pekerjaan masih bisa saya atasi,” jawab Hakim istana.

“Bagus. Awas jangan main-main dengan jabatanmu. Kalau kamu sampai ketahuan menerima sogokan, saya bukan hanya akan memecatmu tapi juga akan memenjarakanmu,” ancam Baginda Raja.

“Jangan khawatir, Paduka. Saya ini bukan tipe orang yang suka disogok. Malah saya justru membenci perbuatan itu. Saya ini sudah kaya, Paduka. Buat apa menerima sogokan? Bukankah Paduka, tahu sendiri gajian saya sebagai Hakim sepenuhnya saya sumbangkan untuk fakir miskin,” ujar Hakim istana.

“Baiklah saya percaya padamu. Oh iya. Saya dengar katanya kamu gemar berburu di hutan? Bagaimana kalau besok kita berburu bersama-sama,” ajak Baginda Raja.

“Dengan senang hati, Wahai Paduka Yang Mulia. Saya terima ajakan Paduka,” balas Hakim istana.

“Baiklah. Besok kita berangkat, tapi saya akan mengajak serta Abu Nawas,” timpal Baginda Raja.

****

Abu Nawas yang saat itu sedang cekcok dengan istrinya langsung menerima ajakan Baginda Raja, dengan begitu ia bisa menghindari omelan sang istri.

Singkat cerita Abu Nawas, Hakim istana, dan Baginda Raja, pergi meninggalkan istana. Ketiganya memulai perjalanan menuju hutan.

“Abu Nawas, Apa kamu punya saran? Hutan mana yang akan kita tuju?” tanya Baginda Raja.

“Ada, Paduka. Hutan di seberang lautan. Di sana banyak hewan kijang, tapi hutan tersebut terkenal angker,” jawab Abu Nawas.

“Sama setan saja masa takut. Ayo kita ke sana,” balas Baginda Raja.

Ketiganya lalu menuju hutan yang terkenal angker. Saat akan memasuki hutan tersebut Abu Nawas mulai merasakan aura mistis. “Paduka, apa Paduka, yakin akan masuk ke dalamnya?” tanya Abu Nawas.

“Tenang saja, Abu Nawas. Saya dan Hakim istana sudah pengalaman keluar masuk ke dalam hutan,” jawab Baginda Raja.

Tidak berapa lama tampak seekor kijang muncul di hadapan mereka. Baginda Raja dan Hakim istana langsung mencabut anak panah dan membidiknya, tapi sayang bidikan mereka meleset sehingga membuat kijang tersebut berlari ke tengah hutan.

“Ayo! Kita kejar!” teriak Baginda Raja.

Mereka pun mengikuti arah larinya kijang.

Sedang asyik-asyiknya mengejar hewan buruan, tiba-tiba muncul seekor harimau.

Melihat ada mangsa di depannya harimau itu langsung mengejarnya. Baginda Raja dan Abu Nawas serta Hakim istana spontan kabur menghindari kejaran harimau.

Setelah beberapa lama kemudian akhirnya mereka bertiga pun selamat, namun mereka dihadapkan permasalahan baru, pasalnya mereka tidak tahu arah. Mereka bertiga tersesat di tengah hutan yang angker.

Baik Baginda Raja, Hakim istana, dan Abu Nawas mereka tidak tahu harus minta tolong kepada siapa apalagi langit sudah mulai terlihat gelap.

Di tengah situasi yang genting tiba-tiba entah datangnya dari mana muncul kakek tua misterius yang berpakaian serba putih. “Kenapa kalian sampai ke tempat ini? Tahukah kalian kalau tempat ini sangat berbahaya,” tanya Kakek tua tersebut.

“Kami tersesat, Kek. Apakah Kakek, bisa membantu kami?” kata Baginda Raja.

“Aku bisa membantu kalian, tapi masing-masing dari kalian hanya dibatasi satu permintaan,” balas Kakek tua.

Kemudian Baginda Raja mengungkapkan keinginannya, “Begini, Kek. Saya ingin pulang ke istana. Saya ini adalah raja. Saya tidak ingin kehilangan istana saya,” minta Baginda Raja.

“Baiklah. Keinginanmu saya kabulkan,” jawab Kakek tua.

Seketika Baginda Raja langsung menghilang. Ia kini sudah berada di istananya. Duduk di singgasana bersama sang permaisuri. “Syukurlah. Akhirnya aku bisa kembali berada di sini,” ucap Baginda Raja.

Sekarang giliranmu. Apa permintaanmu?” tanya Kakek tua kepada Hakim istana.

“Saya adalah Hakim istana yang kaya raya. Saya ingin pulang ke rumah saya yang megah. Saya tak mau kehilangan harta kekayaanku. Saya ingin secepatnya berkumpul dengan istri dan anak-anakku,” minta hati istana.

“Baiklah. Keinginanmu saya kabulkan,” jawab Kakek tua.

Seketika Hakim istana langsung menghilang. Ia kini berada di rumah megahnya berkumpul dengan istri dan anak-anaknya.

Kini tinggallah Abu Nawas seorang diri di dalam hutan.

“Sekarang giliranmu. Apa permintaanmu?” tanya Kakek tua kepada Abu Nawas.

“Saya ini orang miskin, Kek. Rumah saya kecil dan tidak ada harta yang berharga. Di rumah saya juga sedang cekcok sama istri. Saya tidak tahan dengan omelannya. Hal inilah yang membuat saya tidak betah di rumah. Jadi saya meminta supaya Baginda Raja dan Hakim istana dikembalikan ke sini untuk menemaniku,” minta Abu Nawas.

Seketika permintaan Abu Nawas terkabul.

Baginda Raja dan Hakim istana tiba-tiba kembali berada di sampingnya.

Hakim istana dan Baginda Raja terkejut dengan kejadian ini.

“Kenapa kami kembali berada di sini?” tanya Baginda Raja dan Hakim istana.

“Itu atas permintaan kawanmu. Katanya dia sedang tidak betah di rumah. Dia ingin kalian berdua menemaninya di sini,” jawab Kakek tua.

“Abu Nawas, kamu kurang ajar!” teriak Hakim istana dan Baginda Raja.

Sementara si Kakek tua misterius itu langsung menghilang dari hadapan.

 


PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search