KATEMI EPISODE 4
DENDAM KATEMI
Sementara itu dengan sekuat tenaga Sarinah telah melarikan
diri.
Begitu tiba di pesisir yang dirasa benar-benar aman Sarinah
mencari ramuan kembali untuk mengobati luka Katemi. Dia kembali masuk ke hutan
untuk mencari dedaunan, tapi beberapa menit sepeninggalnya, tanpa Sarinah tahu
seorang yang tidak dikenal menemukan Katemi dan dia adalah anak buah kapal yang
hendak buang air, kapal yang mengangkut dagangan para wanita siap berlayar di
dunia hari itu, dan tentu saja mereka sangat senang karena mendapat tambahan
seorang wanita yang terlihat cantik dengan gaun bangsawan.
Lelaki itu akhirnya memberi tahu kepada teman-temannya, dan
tidak peduli dengan keadaan Katemi, mereka pun mengangkut Katemi ke dalam kapal.
Sarinah yang kembali dan melihat kapal sudah berada di lautan
hanya bisa berpasrah. Dia berharap akan berjumpa kembali dengan Katemi kelak.
Sarinah hanya bisa diam seraya mencari cara untuk meredam
kejahatan Demang Karto, dan bagaimanapun juga dia harus memenuhi amanat Nyi
Bayan, orangnya telah merawatnya semasa dalam kondisi memprihatinkan dulu.
****
Saat rombongan di
lautan.
Katemi pun tersadar dengan kesakitan yang dirasakan. Dia mencoba
bangkit dari keterpurukan.
Dia tidak menolak dengan makanannya diberikan oleh salah satu
anak buah kapal demi membaiknya kondisi.
****
Begitu tiba di daratan.
Katemi kuatkan tekad untuk kabur. Bermodalkan satu ilmu yang
telah dikuasai, dia pun mampu menghilang dari pandangan.
Saat tersadar kalau dirinya sudah jauh melarikan diri, saat
itu pula dia sudah cukup jauh dari kapal sehingga mereka tidak dapat
menemukannya.
Katemi baru tersadar kalau dia sudah jauh meninggalkan Jawa
dan ketika seorang nelayan berteriak memanggilnya, Katemi segera mendekat.
Dia merapal mantra untuk mempengaruhi mereka, lalu
mengutarakan maksudnya, ikut mereka berlayar, yang sudah pasti ke wilayah Jawa.
Karena mereka sama dengan logatnya, akhirnya Katemi kembali
mengarungi samudra menuju pulau seberang. Dia berharap pulau tersebut adalah
tanah kelahirannya. Dia akan menuntaskan semua permasalahan yang dihadapi,
yakni menghabisi Demang Karto.
Setelah berminggu-minggu berlayar, dengan perut yang semakin
membuncit Katemi berpamitan pada seluruh awak kapal. Sebenarnya mereka sudah menawarkan
pakaian untuk Katemi, tapi Katemi memilih gaun kotor itu sebagai pembalut
tubuhnya.
Entah apa yang membuatnya selalu memakai gaun putih polos itu,
padahal ada bercak darah mengering di sekitar selangkangannya.
****
Katemi berhasil kembali
ke kampung di mana dia dibesarkan.
Angin bertiup kencang saat Katemi tidak tahu harus ke mana
mencari tempat untuk tinggal.
Dia pun berjalan mengarah pada hutan. Di sana dia akan
memulihkan tenaga sebelum melancarkan aksinya.
Setiba di tengah hutan, dia beristirahat di bawah pohon
beringin besar. Tiba-tiba saja angin bergemuruh membawa rintik gerimis yang
seketika itu tubuhnya menggigil hebat.
Dalam hitungan menit, Katemi pun roboh.
Dengan sangat mudah ruhnya melayang meninggalkan jasad dan
tidak beberapa lama kemudian terdengar suara tawanya yang lebih menakutkan disusul
suara tangisannya tidak kalah mengerikan.
Saat ruh Katemi melayang jauh, sosok perempuan muncul di
samping jasad Katemi. Perempuan yang tak lain adalah Sarinah, lalu membawa
tubuh Katemi untuk dirapikan dan dibersihkan.
Rupanya Sarinah juga telah menguasai beberapa ilmu dari Nyi
Bayan, sehingga kepekaan itu membuatnya
tahu kalau Katemi telah kembali, dan ternyata dia telah mengikuti saran dari
gurunya untuk menggunakan Katemi, yakni sebagai sarana balas dendam, karena
janin yang di perut Katemi menjadikan salah satu kekuatan untuk menghabisi Demang
Karto.
Sosok bayi itu akan memperkuat dalam memusnahkan Demang Karto dan dendam yang ikut tertanam,
juga akan membuat Katemi lebih kejam dari pada Demang Karto.
****
Malam itu.
Keadaan di kediaman Demang Karto sudah sangat riuh. Para
penari berlenggak-lenggok memaparkan pesonanya. Di depan mereka masing-masing
para anak buah Demang Karto yang berbau tuak begitu liar menari sambil
tertawa-tawa, berfoya-foya tanpa beban. Tidak seperti warga lain yang berpikir
keras memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk berpikir menyingkirkan para
penjajah dari bumi nusantara.
Kegaduhan gembira itu menjadi mencekam tatkala terdengar
suara teriakan dari dalam rumah.
“Akhhhh!”
Dengan segera Demang Karto masuk.
Terlihat kondisi istri dan dua anaknya sudah tidak bernyawa. Mereka
tertimpa balok kayu yang disimpan di atas belandar rumah.
Sekelebat Demang Karto melihat bayangan putih terbang
melintas.
“Setan sialan!”
Dengan ilmu yang dimiliki dia tahu ada yang tidak beres
sedang terjadi. Acara yang berubah menegangkan pun dihentikan.
Demang mengerahkan semua anak buahnya untuk mengejar pelaku
pembunuhan istri dan anaknya.
Situasi makin mencekam saat datang beberapa orang yang
melaporkan hal buruk, bahwa istri dan anak Demang Karto yang lain juga
ditemukan tewas, termasuk beberapa wanita simpanannya.
Bersamaan dengan itu terdengar suara tawa mengerikan, disusul
teriakan anak buahnya bersahutan, yang semuanya mati dengan keadaan sangat
mengerikan. Mereka berlumuran darah seperti diterkam binatang buas. Sementara
matanya melotot seolah ketakutan dengan mulut menganga.
Mendengar suara tawa yang melengking makin menjauh, Demang
Karto segera menghunus keris dan keluar rumah. Dia yakin suara yang terdengar
jauh itu sebenarnya sangat dekat dengannya, dan itulah yang dia lihat,
kuntilanak itu bertengger di dahan pohon sambil tertawa lepas.
Tanpa banyak bicara, Demang Karto langsung menyerang dengan
amarah dengan membabi-buta. Dia terus memburu keberadaan kuntilanak yang tak
lain adalah Katemi, namun serangan demi serangan yang dilontarkan tidaklah
mempan.
Ilmu kedigdayaan yang dimiliki Demang Karto selama ini seakan
tiada kekuatannya, dan senjata keris yang dipegang Demang Karto terlepas,
melayang ke atas, lalu menancap di kepalanya.
Jleb!
“Akh!”
Seketika itu Demang Karto meregang nyawa.
****
Sementara itu di tengah embusan angin, Sarinah masih duduk di
hadapan Katemi.
Begitu mengetahui sang pemilik tubuh datang, Sarinah
mengeluarkan barang berupa paku kuningan dan segera dia menancapkan paku
tersebut tepat di selangkangan Katemi.
Roh itu kembali menyatu lalu bangkitlah jasad Katemi.
Kemudian digandengnya tangan Katemi, diajak melangkah
menyusuri jalan setapak untuk meninggalkan kampung halaman menuju sebuah tempat
yang tidak seorang pun mengenal siapa sebenarnya mereka.
SELESAI
No comments:
Post a Comment