Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

KATEMI EPISODE 4

 DENDAM KATEMI



Sementara itu dengan sekuat tenaga Sarinah telah melarikan diri.

Begitu tiba di pesisir yang dirasa benar-benar aman Sarinah mencari ramuan kembali untuk mengobati luka Katemi. Dia kembali masuk ke hutan untuk mencari dedaunan, tapi beberapa menit sepeninggalnya, tanpa Sarinah tahu seorang yang tidak dikenal menemukan Katemi dan dia adalah anak buah kapal yang hendak buang air, kapal yang mengangkut dagangan para wanita siap berlayar di dunia hari itu, dan tentu saja mereka sangat senang karena mendapat tambahan seorang wanita yang terlihat cantik dengan gaun bangsawan.

Lelaki itu akhirnya memberi tahu kepada teman-temannya, dan tidak peduli dengan keadaan Katemi, mereka pun mengangkut Katemi ke dalam kapal.

Sarinah yang kembali dan melihat kapal sudah berada di lautan hanya bisa berpasrah. Dia berharap akan berjumpa kembali dengan Katemi kelak.

Sarinah hanya bisa diam seraya mencari cara untuk meredam kejahatan Demang Karto, dan bagaimanapun juga dia harus memenuhi amanat Nyi Bayan, orangnya telah merawatnya semasa dalam kondisi memprihatinkan dulu.

****

Saat rombongan di lautan.

Katemi pun tersadar dengan kesakitan yang dirasakan. Dia mencoba bangkit dari keterpurukan.

Dia tidak menolak dengan makanannya diberikan oleh salah satu anak buah kapal demi membaiknya kondisi.

****

Begitu tiba di daratan.

Katemi kuatkan tekad untuk kabur. Bermodalkan satu ilmu yang telah dikuasai, dia pun mampu menghilang dari pandangan.

Saat tersadar kalau dirinya sudah jauh melarikan diri, saat itu pula dia sudah cukup jauh dari kapal sehingga mereka tidak dapat menemukannya.

Katemi baru tersadar kalau dia sudah jauh meninggalkan Jawa dan ketika seorang nelayan berteriak memanggilnya, Katemi segera mendekat.

Dia merapal mantra untuk mempengaruhi mereka, lalu mengutarakan maksudnya, ikut mereka berlayar, yang sudah pasti ke wilayah Jawa.

Karena mereka sama dengan logatnya, akhirnya Katemi kembali mengarungi samudra menuju pulau seberang. Dia berharap pulau tersebut adalah tanah kelahirannya. Dia akan menuntaskan semua permasalahan yang dihadapi, yakni menghabisi Demang Karto.

Setelah berminggu-minggu berlayar, dengan perut yang semakin membuncit Katemi berpamitan pada seluruh awak kapal. Sebenarnya mereka sudah menawarkan pakaian untuk Katemi, tapi Katemi memilih gaun kotor itu sebagai pembalut tubuhnya.

Entah apa yang membuatnya selalu memakai gaun putih polos itu, padahal ada bercak darah mengering di sekitar selangkangannya.

****

Katemi berhasil kembali ke kampung di mana dia dibesarkan.

Angin bertiup kencang saat Katemi tidak tahu harus ke mana mencari tempat untuk tinggal.

Dia pun berjalan mengarah pada hutan. Di sana dia akan memulihkan tenaga sebelum melancarkan aksinya.

Setiba di tengah hutan, dia beristirahat di bawah pohon beringin besar. Tiba-tiba saja angin bergemuruh membawa rintik gerimis yang seketika itu tubuhnya menggigil hebat.

Dalam hitungan menit, Katemi pun roboh.

Dengan sangat mudah ruhnya melayang meninggalkan jasad dan tidak beberapa lama kemudian terdengar suara tawanya yang lebih menakutkan disusul suara tangisannya tidak kalah mengerikan.

Saat ruh Katemi melayang jauh, sosok perempuan muncul di samping jasad Katemi. Perempuan yang tak lain adalah Sarinah, lalu membawa tubuh Katemi untuk dirapikan dan dibersihkan.

Rupanya Sarinah juga telah menguasai beberapa ilmu dari Nyi Bayan,  sehingga kepekaan itu membuatnya tahu kalau Katemi telah kembali, dan ternyata dia telah mengikuti saran dari gurunya untuk menggunakan Katemi, yakni sebagai sarana balas dendam, karena janin yang di perut Katemi menjadikan salah satu kekuatan untuk menghabisi Demang Karto.

Sosok bayi itu akan memperkuat dalam memusnahkan  Demang Karto dan dendam yang ikut tertanam, juga akan membuat Katemi lebih kejam dari pada Demang Karto.

****

Malam itu.

Keadaan di kediaman Demang Karto sudah sangat riuh. Para penari berlenggak-lenggok memaparkan pesonanya. Di depan mereka masing-masing para anak buah Demang Karto yang berbau tuak begitu liar menari sambil tertawa-tawa, berfoya-foya tanpa beban. Tidak seperti warga lain yang berpikir keras memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk berpikir menyingkirkan para penjajah dari bumi nusantara.

Kegaduhan gembira itu menjadi mencekam tatkala terdengar suara teriakan dari dalam rumah.

“Akhhhh!”

Dengan segera Demang Karto masuk.

Terlihat kondisi istri dan dua anaknya sudah tidak bernyawa. Mereka tertimpa balok kayu yang disimpan di atas belandar rumah.

Sekelebat Demang Karto melihat bayangan putih terbang melintas.

“Setan sialan!”

Dengan ilmu yang dimiliki dia tahu ada yang tidak beres sedang terjadi. Acara yang berubah menegangkan pun dihentikan.

Demang mengerahkan semua anak buahnya untuk mengejar pelaku pembunuhan istri dan anaknya.

Situasi makin mencekam saat datang beberapa orang yang melaporkan hal buruk, bahwa istri dan anak Demang Karto yang lain juga ditemukan tewas, termasuk beberapa wanita simpanannya.

Bersamaan dengan itu terdengar suara tawa mengerikan, disusul teriakan anak buahnya bersahutan, yang semuanya mati dengan keadaan sangat mengerikan. Mereka berlumuran darah seperti diterkam binatang buas. Sementara matanya melotot seolah ketakutan dengan mulut menganga.

Mendengar suara tawa yang melengking makin menjauh, Demang Karto segera menghunus keris dan keluar rumah. Dia yakin suara yang terdengar jauh itu sebenarnya sangat dekat dengannya, dan itulah yang dia lihat, kuntilanak itu bertengger di dahan pohon sambil tertawa lepas.

Tanpa banyak bicara, Demang Karto langsung menyerang dengan amarah dengan membabi-buta. Dia terus memburu keberadaan kuntilanak yang tak lain adalah Katemi, namun serangan demi serangan yang dilontarkan tidaklah mempan.

Ilmu kedigdayaan yang dimiliki Demang Karto selama ini seakan tiada kekuatannya, dan senjata keris yang dipegang Demang Karto terlepas, melayang ke atas, lalu menancap di kepalanya.

Jleb!

“Akh!”

Seketika itu Demang Karto meregang nyawa.

****

Sementara itu di tengah embusan angin, Sarinah masih duduk di hadapan Katemi.

Begitu mengetahui sang pemilik tubuh datang, Sarinah mengeluarkan barang berupa paku kuningan dan segera dia menancapkan paku tersebut tepat di selangkangan Katemi.

Roh itu kembali menyatu lalu bangkitlah jasad Katemi.

Kemudian digandengnya tangan Katemi, diajak melangkah menyusuri jalan setapak untuk meninggalkan kampung halaman menuju sebuah tempat yang tidak seorang pun mengenal siapa sebenarnya mereka.

SELESAI


PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search