KATEMI EPISODE 3
DEMANG KARTO
Sejenak Nyi Bayan tersenyum setelah melirik ke arah Sarinah. Nyi
Bayan mulai menjelaskan tentang dosa yang dilakukan Demang Karto di masa lalu
terhadap keluarganya.
“Demang Karto telah melakukan tindakan keji terhadap suami
dan anakku.”
“Kala itu aku yang sudah memiliki ilmu kesaktian melakukan
pemberontakan pada kaum Kompeni.”
“Ilmu santet beberapa kali aku kirimkan dan mampu membuat
para penjajah itu mati, namun kedatangan Demang Karto sebagai antek yang dibayar
mahal menghentikan setiap serangan yang aku lancarkan, bahkan Demang Karto mampu mengembalikan beberapa telur yang aku
kirim padanya.”
“Aku mampu menyelamatkan diri, namun pada akhirnya Demang Karto tahu tentang keberadaanku.”
“Dari situ, kejadian buruk menimpa relawan yang berjuang
melawan Kompeni.”
“Di tengah malam, Demang
Karto diam-diam menyambangi rumahku. Dia tidak menemukan anakku, namun yang
ditemuinya suami dan dua anakku.”
“Tanpa ampun, suamiku dibantai hingga tewas, sedangkan kedua
anakku dinodai bergantian sebelum akhirnya ikut dibunuh.”
Katemi dan Sarinah terdiam mendengar cerita kelam yang telah
dialami Nyi Bayan berikut kisah tragis keluarganya akibat kekejaman Demang Sryo
dan para antek-anteknya.
“Aku yang menyempurnakan satu ritual di malam itu terhindar
dari pembantaian yang terjadi, namun aku sempat kalap juga saat menemukan keluargaku habis
dibunuh.”
“Sejak saat itulah dendam kesumat ini disulut. Aku
mengasingkan diri untuk menunggu waktu yang tepat untuk balas dendam,” sambung Nyi
Bayan.
“Berulang kali aku ingin menghabisi Demang laknat itu, tapi selalu gagal.”
“Demang Karto mampu melawan dan menghindar dari serangan gaib
yang kukirim. Dari situlah aku selalu berpindah tempat menghindari kejaran Demang
Karto yang menginginkan kematianku.”
“Hingga akhirnya aku tempatkan
Sarinah di rumah Demang Karto sebagai pembantu di sana. Sayang tidak ada
kesempatan bagus untuk menyingkirkan antek Kompeni itu, hingga bujukan itu dilakukan
Sarinah kepadamu, Katemi.”
Jelas sudah, Katemi paham kenapa Nyi Bayan sangat
mengharapkannya untuk mewarisi segala ilmu yang dimiliki Nyi Bayan waktu itu.
Meski menempatkan Sarinah, rupanya usaha Nyi Bayan pun gagal.
Demang Karto yang dikenal sakti lebih tahu tentang ancaman yang datang.
Nyi Bayan lalu menceritakan hal itu kepada Katemi dan
memintanya untuk menghabisi Demang Karto.
Mendengar permintaan itu Katemi dengan tegas menolak.
“Tidak, Nyi. Aku tak sanggup bila harus membunuh suamiku
sendiri.” Katemi tidak mungkin menyingkir Demang Karto hanya demi satu hal yang
tidak dia alami.
“Demang Karto gur gawe rakyat sengsoro, Nduk. Keluargaku
dipateni Demang Karto. Aku njalok tulong karo awakmu kango rakyat, kanggo bojo
lan anakku!”
Katemin terdiam kali ini.
Sarinah mendekat padanya. Pembantunya itu juga menceritakan
tentang kekejian Demang Karto pada keluarga dan kerabatnya, sehingga Sarinah
hidup sebatang kara dan menaruh dendam kesumat pada Demang Karto.
Sarinah berharap Katemi berpikir jernih dalam menentukan
sikap dan jika Demang Karto tahu kalau Sarinah bersamanya, maka sudah dapat
dipastikan Sarinah pasti akan dihabisi juga oleh Demang Karto.
****
Pagi menjelang.
Katemi yang dalam kekalutan sedikit demi sedikit mulai
terpengaruh akan ucapan Sarinah juga Nyi Bayan.
Sedangkan Hernowo yang ternyata terlanjur ikut dalam pusaran
kebencian kepada Demang Karto pada akhirnya ditugaskan Nyi Bayan sebagai
mata-mata yang bertugas memantau keadaan desa dan tentang apa yang dilakukan Demang
Karto.
Bahkan Hernowo bercerita kalau diketahui Demang Karto juga
telah menghabisi orang-orang yang dulu menjadi rombongan penari Katemi.
Dari situlah Katemi benar-benar yakin dengan langkah yang
diambil. Dia yang tahu sifat Demang Karto bertekad untuk membalaskan dendam
para teman-teman rombongan penarinya dulu.
Katemi makin menaruh kebencian. Rasa cinta yang pernah dia
berikan untuk Demang Karto berubah menjadi dendam.
Dia pun bertekad mewarisi ilmu dari Nyi Bayan. Dia berjanji
akan menghabisi Demang Karto, suaminya sendiri, dan itu adalah keputusan yang
membanggakan bagi Nyi Bayan, Sarinah, termasuk Hernowo.
****
Sebagian besar ilmu
telah dikuasai oleh Katemi.
Seiring dengan ilmu terakhir yang dipelajari, hubungan
terlarang pun terjadi.
Entah iblis mana yang membawa persetubuhan antara Hernowo dan
Katemi berlangsung atau memang telah diatur oleh Nyi Bayan sebagai penyempurnaan
ritual.
Bahkan dari hubungan tersebut diketahui kalau Katemi hamil dengan
sangat mudah.
Katemi merasakan tanda-tanda kehamilan yang menurut Nyi Bayan
itu memang benar-benar hamil dan memang
itulah yang dikehendaki oleh Nyi Bayan.
Sang dukun itu telah merencanakan sesuatu untuk membalaskan
dendamnya.
****
Tepat di malam purnama,
ilmu pun disempurnakan.
Segala ubo rampei sudah tersaji di hadapan Katemi yang
memakai daster khas gaun tidur bangsa Kompeni. Katemi selalu memakai daster
putih polos dari suaminya itu, yang merupakan baju kesayangannya.
Nyi Bayan yang sudah melakukan semadi sedari tadi mendekat ke samping Katemi. Hanya mereka
berdua saja yang berada di sana.
Tadi pagi, Sarinah sengaja menjauh dari lokasi tersebut atas
permintaan dari Nyi Bayan. Begitu pun dengan Hernowo, ia memilih membaur ke
kampung.
Sarinah sendiri diberi sesuatu barang dengan pesan khusus
yang mana barang berupa paku kuningan dan hanya Sarinah sendiri yang dikasih
tahu akan rahasia kekuatannya.
Malam makin larut.
Saat itu ritual akan selesai, tiba-tiba sebuah serangan
diterima oleh Nyi Bayan. Sekelebat bayangan putih yang tak lain adalah Demang
Karto yang dengan sigap langsung menyerang dengan serangan secara bertubi-tubi
pada Nyi Bayan.
Katemi tak tinggal diam. Dendamnya makin membara begitu
mengetahui Demang Karto ada di hadapannya.
Katemi yang coba bantu gurunya harus terdiam saat sebuah
tendangan membuat perutnya sakit dan mengalami pendarahan.
Duk!
“Akh!”
Pertarungan yang berlangsung selama beberapa menit itu
membuat Nyi Bayan meninggal dunia.
Keilmuan yang diwariskan pada Katemi membuatnya sedikit lemah,
sehingga dengan mudah Demang Karto mampu menghabisinya, namun ketika akan
membunuh istrinya, Katemi telah menghilang entah ke mana.
Semua anak buah Demang Karto dikerahkan untuk menyisir
sekitar hutan, namun tidak ditemukan.
Kekecewaan yang dirasakan membuat Demang melampiaskan pada Hernowo,
pria yang babak belur itu pun dihabisi yang ternyata dari Hernowo itulah Demang
Karto mengetahui tempat kediamannya Nyi Bayan.
****
Pencarian Katemi terus
berlanjut.
Anak buah Demang Karto terus mencari keberadaan Katemi.
Pencarian itu akhirnya terjawab oleh kecurigaan mereka di
sebuah warung. Para centeng Demang Karto bertanya kepada semua pengunjung
warung apakah melihat sosok istri juragannya itu.
Pak Darmo namanya. Pada malam itu mengaku melihat Sarinah
mencari daun-daun ramuan.
Kemudian Pak Darmo membawa Demang Karto dan anak buahnya ke
tempat tersebut, namun Pak Darmo harus membayar dengan nyawa meski telah
melakukan perintah Demang Karto dengan menunjukkan gubuk yang pernah dilihatnya
saat Sarinah masuk membawa bahan ramuan penyembuh luka.
No comments:
Post a Comment