Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PELARIAN KI JAMBRONG

 SIMPATISAN PKI



Tahun 1965 setelah Partai Komunis Indonesia gagal melakukan kudeta terjadilah pembantaian yang amat mengerikan kala itu pemerintah melakukan pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang yang diduga sebagai simpatisan PKI.

Bukan hanya itu saja, para anggota PKI yang ada di struktur pemerintahan dilucuti dari jabatannya lalu mereka dihabisi secara massal ada juga yang dipenjara seumur hidup.

Pembersihan itu bukan hanya terjadi di kota-kota besar namun di wilayah pelosok juga sangat gencar dilakukan pembersihan dari kroni-kroni PKI. Mereka ditangkap lalu dibantai satu persatu.

Menurut kesaksian masyarakat, tempat-tempat pembantaian PKI sering kali menjadi angker karena banyak sekali simpatisan PKI yang mati tak wajar. Diperkirakan korban pembantaian itu mencapai 500.000 hingga tiga juta orang. Ada yang dikubur masal, ada juga yang dibuang ke dalam Goa dan dibiarkan mati begitu saja.

Kisah horor tentang korban pembantaian terhadap PKI telah diangkat ke dalam film yang mengisahkan tentang korban pembantaian 1965 yang terus menghantui penduduk Banjar Masean Desa Batu Agung, Bali.

Kawasan itu juga dikenal sebagai bekas kuburan massal para anggota PKI.

Selain di Bali, Jawa juga menjadi tempat pembantaian simpatisan PKI yang begitu masif. Salah satu bukti pembantaian bisa kita temukan di Semarang.

Di sana terdapat kuburan massal yang ditemukan oleh para pegiat hak asasi manusia.

Kuburan massal itu diyakini berisi jenazah para simpatisan PKI.

Beberapa orang menyebutkan kalau kuburan massal tersebut berupa dua sumur yang berisi 24 jenazah.

Kedua sumur itu berada di hutan Plumbon Kelurahan Wonosari, Semarang.

Dulu keberadaan sumur tersebut sempat ditutup-tutupi oleh warga sekitar karena mereka takut pada rezim orde baru.

Salah satu warga pernah menyaksikan betapa mengerikannya pembantaian massal itu.

Kala itu ia minta petugas untuk menutupi lubang kuburan tersebut dengan tanah.

Menurutnya orang-orang yang diduga simpatisan PKI dibawa ke tengah hutan dengan mata tertutup kemudian satu persatu mereka dihabisi menggunakan pistol.

Aktivis kemanusiaan dan pegiat HAM dari kumpulan masyarakat Semarang mengaku sudah tiga tahun mencari jejak kuburan massal korban tragedi 65. Untung saja mereka berhasil mengidentifikasi nama-nama jenazah yang diduga dikubur di hutan tersebut.

Mereka ingin kuburan itu diberi batu nisan dengan nama-nama korban tertulis di batu nisan tersebut.

Untungnya pemerintah Semarang mengizinkan mereka untuk memberi batu nisan pada kuburan massal itu dan kini kuburan massal Plumbon menjadi daya tarik masyarakat yang penasaran dan ingin mengetahui sejarah peristiwa yang terjadi di tahun 1965, namun tak jarang lokasi yang menjadi tempat pembantaian itu beraura mistis dan sangat angker.

****

 

Ki Jambrong Sudarsana, dalam kisah ini Ki Jambrong diceritakan sebagai salah satu simpatisan PKI yang dieksekusi, namun ia punya ilmu gaib yang membuatnya bergentayangan dan meneror warga.

Di tahun 1964 Ki Jambrong Sudarsana hidup bahagia bersama keluarganya di sebuah desa kecil tepatnya di Jawa Tengah. Ki Jambrong ini bisa dibilang orang yang terpandang. Masyarakat mengenalnya sebagai guru spiritual. Ia sering didatangi masyarakat untuk berbagai urusan gaib seperti menyembuhkan orang yang terkena santet, meruwat rumah angker, dan menyembuhkan orang yang kesurupan. Ia juga sering dipinta untuk membuat jimat pelaris

Ki Jambrong sangat dihargai oleh masyarakat. Di sisi lain ia juga merupakan orang kaya di desa tersebut. Rumahnya besar, kebunnya banyak, sawahnya juga luas.

Semua orang segan pada Ki Jambrong, tapi ia tidak sombong. Ki Jambrong tetap menjadi pribadi yang ramah dan baik kepada siapa pun.

Selain menjadi guru spiritual, Ki Jambrong juga dikenal sebagai salah satu pimpinan Partai Komunis Indonesia. Di desanya, pengaruh Ki Jambrong membuat banyak pemuda di desa itu bergabung dengan PKI.

Memang di tahun 1964 Partai Komunis Indonesia sedang subur suburnya

Kroni-kroni TKI banyak yang berkuasa di parlemen. Kampanye partainya ada di seluruh penjuru Indonesia sehingga dengan cepat PKI yang tadinya partai kecil berubah menjadi partai besar yang kian mendominasi dunia perpolitikan di Indonesia, dan Ki Jambrong ini adalah salah satu simpatisan yang amat fanatik pada PKI. Dia bahkan mengajak seluruh keluarga besarnya untuk mendukung partai itu.

Istri dan kedua anak laki-lakinya yang kini sudah dewasa, juga didoktrin untuk mencintai Partai Komunis agar kelak kedua anak laki-lakinya itu bisa menjadi kader yang membanggakan.

Kehidupan Ki Jambrong sangat nyaman dan sempurna. Dia hidup bahagia bergelimang harta, dihormati masyarakat, juga punya keluarga yang sangat ia cintai, namun setahun kemudian kebahagiaan Ki Jambrong seketika saja pudar.

Kala itu Tragedi G30S PKI meletus para PKI itu ingin melakukan kudeta, untung saja gagal, namun sayangnya ada beberapa Jenderal dan satu perwira yang gugur dibantai oleh PKI.

Masyarakat pun marah mereka memboikot PKI dan mengecam semua simpatisannya. Pemerintah juga tak tinggal diam, pembersihan mulai dilakukan ke seluruh pelosok Indonesia.

 Ki Jambrong sudah tahu kalau keluarganya dalam bahaya. Ia menyuruh istrinya untuk pulang ke rumah orang tuanya yang ada di desa seberang, sementara kedua anak Ki Jambrong dibawa kabur ke tengah hutan.

Ki Jambrong tahu para petugas itu pasti akan membunuhnya beserta kedua anak laki-lakinya karena kedua anak Ki Jambrong ini sudah dewasa dan pasti dianggap berbahaya oleh para petugas. Komplotan petugas itu tidak mau ada cikal bakal PKI. Mereka ingin menghabisi PKI sampai ke akar-akarnya.

“Kita mau ke mana, Pak?” tanya Tomo anak pertamanya Ki Jambrong

“Ke hutan. Biar enggak ditangkap petugas,” balas Ki Jambrong.

Ki Jambrong berjalan di depan kedua anaknya, sementara Tomo dan Saripin berjalan di belakang papak mereka.

Ki Jambrong sengaja tidak membawa istrinya karena ia tahu petugas itu tidak akan membunuh seorang wanita.

“Apa masih jauh, Pak?” tanya Saripin. Anak paling bungsu itu tampak mulai kelelahan.

Umur Tomo dan Saripin tidak jauh berbeda. Tomo berumur 23 tahun sementara Saripin 20 tahun. Mereka adalah adik-kakak yang selalu akur dan juga saling menyayangi.

“Kita harus pergi sejauh mungkin dari desa, karena bakal ada razia PKI oleh para petugas,” ucap Ki Jambrong.

****

Malam itu.

Mereka menggunakan senter untuk menerangi jalan setapak. Suara burung hantu bekuk terdengar di kejauhan.

Kuk!

Kuk!

Angin Malam juga terasa sangat dingin.

Wus!

Ki Jambrong mulai terengah-engah.

Tak terasa Ki Jambrong dan kedua anaknya tiba di sebuah air terjun.

Ki Jambrong pun mengeluarkan botol dari dalam tas.

“Isi airnya buat persediaan kita di jalan,” ucap Ki Jambrong sambil menyodorkan botol air minum pada Tomo. Anak itu pun langsung mengisi botol tersebut dengan air. Lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan.

****

Selang beberapa jam.

Ki Jambrong dan kedua anaknya melihat sebuah gubuk reot. Bilik gubuk itu sudah bolong di sana-sini, atap yang terbuat dari rumbia sudah tampak usang. Entah siapa yang membangun gubuk di tengah hutan seperti ini.

Ki Jambrong dan kedua anaknya berdiri di kejauhan sambil menyoroti gubuk menggunakan cahaya senter.

“Tampaknya gubuk itu kosong. Kita istirahat di sana saja. Lagi pula kita sudah sangat jauh dari desa,” ucap Ki Jambrong.

“Baik, Pak,” kata Tomo.

Mereka mendekati gubuk, dan benar saja gubuk itu sudah tidak berpenghuni.

Banyak sarang laba-laba di dalamnya. Tak ada alas apa pun, hanya ada rerumputan yang tumbuh subur Di dalam gubuk tersebut.

Ki Jambrong mengeluarkan arit dari dalam tas yang ia bawa kemudian dengan cekatan Ki Jambrong membersihkan gubuk.

Setelah bersih ia dan kedua anaknya masuk ke dalam gubuk.

Mereka berbaring di sana tanpa alas apa pun.

“Padamkan sentermu!” ucap Ki Jambrong pada Saripin.

Anak itu pun menuruti apa perintahkan bapaknya.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 2

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search