Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PENGHUNI BERINGIN ANGKER

 DISETUBUHI GENDERUWO

BAGIAN 1

Pekat malam bergerak semakin naik.

Tidak tampak rembulan yang biasa memberi cahaya temaram, terkalahkan oleh gumpalan mendung yang bertengger di ujung cakrawala.

Setelah sekian lama terpaku dengan tatapannya yang kosong, Saripah menyudahi lamunannya kemudian beranjak masuk ke dalam.

Perlahan diusap air mata dengan ujung baju.



Pikirannya sedang kalut karena baru saja melepas seseorang yang dia sayangi, mungkin dalam jangka waktu yang lama. Orang tersebut adalah Sutopo suaminya.

Saripah seakan tidak rela berpisah dengan belahan jiwanya itu.

Sungguh sesuatu hal yang berat baginya karena baru sebulan setengah mereka melangsungkan pernikahan, kini Sutopo harus kembali bergabung dengan para pejuang lain demi misi merebut kemerdekaan.

Saripah melangkah gontai menuju ranjang bambu dengan tikar anyaman pandan sebagai alas, dia langsung merenggut bantal.

Khayalan untuk bersama dalam jangka waktu lama seakan pupus. Sutopo masih memiliki jiwa pejuang yang setiap waktu malaikat pencabut nyawa mengintainya.

Meskipun sebelum menikah sudah ada pertimbangan matang, namun pada kenyataannya sangat sulit diterima, kini perasaan waswas akan selalu menghantuinya sebagai istri seorang gerilyawan.

Dengan air mata yang kembali menetes dia menatap usuk bambu kamarnya. Masih disimpan rasa rindu mendalam pada sang suami. Harapan Tak henti-hentinya dipanjatkan hingga dia pun lelah dan pulas tidur.

Angin berembus pelan menerobos pori-pori dinding anyaman bambu rumah Saripah hingga secara perlahan masuk ke dalam kamar tempatnya terlelap.

Saripah pun terjaga dan berniat menutup pintu kamar agar wawa dingin tidak memenuhi ruangan, namun niat itu diurungkan saat terdengar suara derap kaki di luar rumah disusul kemudian dengan munculnya aroma ubi bakar yang sangat menyengat.

Saripah yang penasaran segera menengok keluar rumah, namun karena pekat malam dia tidak mampu melihat siapa pun di sana, hanya saja ada sepasang cahaya merah yang berbentuk seperti bola api seolah bersembunyi di balik pohon beringin besar di seberang jalan.

Perasaan semakin cemas, bergegas dia kembali masuk ke dalam, namun dia dikejutkan dengan suara ketokan pintu sebelum masuk ke kamar.

Tok!

Tok!

Tok!

Ada jeda beberapa saat sebelum kembali terdengar suara ketukan susulan.

Tok!

Tok!

Tok!

“Sopo kui!” Saripah bertanya dengan suara keras dan gemetar, namun tidak ada jawaban.

Hal itu membuat Saripah semakin merasa takut.

Dia segera mengambil sabit sebagai senjata, bersiap jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan karena pintu masih saja diketuk.

Tok!

Tok!

Tok!

Saripah melangkah menuju daun pintu.

Ada ketakutan luar biasa yang ia rasakan apalagi di kampungnya jarak satu rumah dengan rumah lainnya sangat berjauhan ditambah lagi suara lolongan anjing liar tentunya saling bersahutan meski begitu, dengan memberanikan diri dia pun mengintip melalui celah pintu.

Dia tidak melihat dengan jelas siapa sosok di luar, namun dari perawakan dan baju yang dikenakan jelas sekali kalau mirip dengan suaminya dan meskipun ragu-ragu Saripah memberanikan diri untuk membuka pintu.

Krek ...

“Lho! Sampean, kok wes balik, Kang?” tanya Saripah begitu dia mendapati sang suami berada di hadapannya.

Pria itu hanya tersenyum saja tanpa menjawab.

Dia pun langsung masuk dan duduk di balen bambu ruang tamu, nafasnya tersengal seakan telah berjalan kaki cukup jauh.

Melihat itu, Saripah langsung mengambil kendi dan gelas, disuguhkannya pada sang suami Saripah sangat heran dengan apa yang dilihatnya, Sutopo menenggak isi kendi sampai habis, padahal setahu dia suaminya selalu memakai gelas setiap kali minum karena Sutopo pasti tersedak jika tanpa gelas.

Kembali Saripah berjalan ke dapur untuk mengambilkan pisang rebus sisa tadi malam sekalian dia membuatkan teh panas untuk suaminya.

Memang selama menjalin hubungan asmara, Sutopo sering kali pulang menjenguknya secara tiba-tiba apalagi kalau sedang kangen berat, hampir setiap hari Sutopo mendatanginya. Mungkin dia curi-curi waktu dari kawan-kawannya.

“Monggo, Kang,” ucapnya menyuguhkan dan hal aneh kembali Saripah rasakan.

Hanya sekali minum, teh panas itu langsung habis, padahal Saripah yakin Sutopo tidak tahan dengan makanan ataupun minuman panas, dia pasti menunggu hangat baru meminumnya, itu pun hanya sedikit-sedikit saja, tapi kali ini berbeda, begitu pun dengan pisang rebus, Sutopo melahapnya hanya dalam sekejap.

Saripah hanya menggelengkan kepala. Dia menganggap kalau semua itu akibat dari suaminya yang kelelahan karena berjalan jauh.

Di sisi lain Saripah berpikir kalau suaminya sedang dalam bahaya mungkin saja pihak penjajah menyerbu markas dan mengejar para pejuang termasuk Sutopo.

Sutopo berkata kalau kondisi markas aman, sedangkan alasannya pulang adalah karena merasa kangen pada Saripah. Dia merasa kalau 6 minggu belum cukup untuk berbulan madu dan hal itu juga dirasakan oleh Saripah.

Sejenak kemudian Saripah bangkit lalu memeluk suaminya dari belakang, setelah itu dia beranjak menuju kamar tidur seperti halnya pengantin baru lainnya.

Saripah juga mengharapkan waktu yang lebih untuk bersama, tapi dia tidak menyangka jika Sutopo mengulur waktu untuk berlayar dalam samudra cinta. Saripah berpikir kalau suaminya itu mungkin akan mandi terlebih dahulu di sumur belakang rumah.

Mendadak aroma ubi bakar kembali datang menyengat dan bersamaan dengan itu, Saripah merasakan suaminya masuk.

Dalam erotika kamasutra, Saripah merasakan ciuman hangat menyentuh leher dan punggung lalu beranjak pada bagian tubuh lain.

Saripah terus memejamkan mata saat Sutopo terus bermandikan peluh di atas tubuhnya.

Saripah merasakan nikmat luar biasa, terlebih suaminya kali ini sangat bersemangat, tapi meski mendapat sensasi luar biasa, Saripah tetap dalam posisi terbungkam, sama sekali dia tidak bisa membuka mata dan hanya bisa mendesah. Dia hanya merasakan kalau suaminya jauh lebih perkasa malam itu.  

Kokok ayam bersahutan membangunkan Saripah. Dia bangkit dengan menyambar jarit sebagai selimutnya ketika mendapati dalam keadaan tidak berbusana. Sedangkan sang suami tidak tampak berada di ranjang bambu, dia berpikir kalau suaminya mandi terlebih dulu, tapi suasana sumur sepi tidak terdengar suara seseorang beraktivitas di sana.

Saripah pun langsung menuju sumur untuk membersihkan diri sebelum membuat teh panas untuk suaminya.

Pada akhirnya teh itu pun menjadi dingin karena Sutopo tidak menampakkan diri.

Saripah berpikir jika suaminya telah pergi tanpa pamit waktu dia masih tertidur nyenyak. Bisa saja Sutopo tidak mau mengganggu lelapnya.

Saripah pun kembali menyibukkan diri seperti biasa, membersihkan kamar mandi, hingga halaman rumah, barulah kemudian mencuci.

Saat aktivitas dimulai di kamar tidur, dia merasa heran dengan apa yang ditemui.

Tampak layak rambut dengan ukuran tidak biasa berceceran di ranjang. Rambut yang lebih besar dari milik manusia itu menebarkan aroma tidak sedap.

Saripah hampir muntah dengan bau yang menusuk tersebut.

“Uek!”

“Uek!”

Setelah dibersihkan dan memberi wewangian daun salam, Saripah duduk termangu di teras rumah. Dia merasakan nyeri di sekujur tubuh seakan telah ditindih sesuatu yang besar juga berat, dia juga menemukan memar di bagian badan dan lengannya.

Saripah pun kembali mengingat peristiwa semalam di mana kenikmatan luar biasa telah ia dapatkan dan dia tidak mengingat apa pun selain wajah suami tercinta.

Saripah menepis semua pikiran aneh lalu kembali menyibukkan diri.

Belum lama ia menyapu pelataran rumah tampak Pakde Joyo, pemilik pohon besar di seberang jalan.

Beberapa kali tetangganya itu mengitari pohon beringin tua dengan akarnya yang menjuntai seperti mencari celah yang tepat untuk memangkas.

“Wonten nopo toh, Pakde?” tanya Saripah.

Pakde Joyo menjawab Kalau pohon tersebut akan ditebang esok hari.

BERSAMBUNG KE BAGIAN 2

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search