PETAKA PELET DARAH HAID BAGIAN 3
BAGIAN 3
PETAKA PELET DARAH HAID
Hingga suatu hari.
Jaka berniat menjual semua lahan warisan.
Jaka harus menuruti kemauan Nur untuk memberi barang mewah
termasuk perumahan berkelas.
“Kamu ini kenapa sih, Mas! Untuk apa semua uang itu?” tanya Lestari
yang menolak ikut tanda tangan, namun yang didapat justru kemarahan.
Tidak segan-segan Jaka bersikap kasar padanya sehingga dengan
terpaksa Lestari pun menurut.
Tidak ingin berlarut dalam duka, Lestari pun mencari
kejelasan tentang suaminya.
Beberapa rekan kerja yang ditanyai tidak tahu-menahu pribadi Jaka.
Merasa ada sesuatu yang benar-benar gawat, akhirnya Lestari
mengikuti suaminya. Ia akan mencari tahu apa yang telah membuat Jaka berubah,
tapi niat itu tidak terlaksana karena Jaka mendadak menghilang, suaminya itu
tidak pulang.
Dalam kebingungannya, sebisa mungkin Lestari berusaha mencari
keberadaan Jaka, namun pencariannya sia-sia. Orang yang dikagumi dan sangat
dicintai hilang tanpa kabar berita.
Di saat itulah Lestari teringat dengan Nur. Ia mengenang saat
mengusir Nur yang sedang bekerja di hari pernikahannya.
Dari situlah Lestari berprasangka kalau Nur dalang di balik
hilangnya Jaka.
****
Lestari mulai mencari tahu tempat tinggal Nur. Ia mendatangi
kantor di mana Nur bekerja, namun ternyata Nur sudah keluar sekitar seminggu
yang lalu.
Dari situ Lestari mendapat alamat kontrakan Nur.
“Yanti, apakah Nur masih tinggal di alamat ini?” tanya Lestari
saat berpapasan dengan Yanti.
Yang ditanya hanya menggeleng acuh.
Yanti segera berlalu tanpa bicara apa pun pada Lestari.
Lestari terduduk di dekat pagar dengan air mata berlinang.
****
Setelah tidak menemukan
Nur yang sudah keluar dari kontrakan, hari ini Lestari mencarinya di kampung
halaman.
Akan tetapi, hal itu juga sia-sia.
Beberapa kerabat Nur mengaku tidak tahu di mana Nur berada
bahkan sudah beberapa bulan lamanya Nur tidak pernah berkunjung ke kampung.
Lestari mulai menyesal dan merasa bersalah. Dulu ia merebut Jaka
dari Nur.
Perasaan cinta yang datang kala itu disambut oleh Jaka meski
sudah memiliki Nur dan Lestari tidak bisa memungkiri cintanya pada Jaka sangat
kuat.
Andainya apa yang dipikirkan benar, yakni Jaka kembali pada
Nur, maka ia harus bisa menerimanya, tapi setidaknya hubungan pernikahan yang
sudah berlangsung segera dituntaskan. Ia akan rela kehilangan daripada harus
menderita.
Isak tangis itu pun terhenti ketika terdengar suara Asmaul
Husna dilantunkan anak-anak di ruangan dalam sebuah pondok pesantren, kemudian
dilanjutkan dengan suara mengaji Tartil.
“Ya, Allah. Bagaimana ini,” gumamnya dengan suara bergetar.
Lestari terketuk hatinya. Ia yang selama ini jauh dari
keyakinan yang dianut mulai sadar dengan kesalahannya.
Tangisan itu kembali pecah seiring para santri kecil membaca
surat-surah pendek melintas di depannya.
Lestari benar-benar tersadar bahwa pada Tuhanlah seharusnya
ia bersandar sehingga hatinya yang gundah akan merasa tenang.
“Assalamualaikum. Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Suara
seorang Ustaz mengagetkannya.
Lestari menjawab salam itu disusul memperkenalkan dirinya.
Setelah itu Lestaria bertanya tentang pondok pesantren.
Apakah orang sepertinya diperkenankan ikut mengaji di sana.
Sang Ustaz yang bernama Zakaria menjelaskan bahwa pondok pesantren
tersebut adalah khusus untuk anak-anak, jikalau Lestari mempunyai niatan
mengaji maka beliau akan mengajarkannya secara khusus, hanya saja harus datang
ke rumah Ustaz Zakaria.
Mendengar itu, Lestari akan berpikir dulu karena ia tinggal
di kota maka akan kesulitan jika menjangkau tempat itu.
****
Di tempat lain.
Yanti dan Nur duduk di sisi kolam renang di belakang rumah
mewah bertingkat dua, rumah yang baru dibeli itu dirasa sangat nyaman bagi Nur.
Nur merasa berterima kasih pada Yanti yang dianggap telah
menunjukkan jalan baginya sehingga apa yang diimpikan pun terkabul, bahkan Nur
rela meninggalkan pekerjaan yang ditekuni selama bertahun-tahun dan memilih
bergantung pada Jaka, mantan kekasih yang kini telah menikah siri dengannya.
Selain itu, Nur masih selalu menemui Mbah Noto demi terus
memperkuat pelet yang dipakai karena ilmu tersebut selalu menggunakan media
yang sama di setiap Nur mengalami haid, tentu saja supaya tidak pudar
kekuatannya.
Nur harus terus mencampur darah haid pertama ke dalam minuman
Jaka.
Sebenarnya Yanti melarang perkawinan tanpa buku nikah itu,
tapi karena agam memperbolehkan, maka Yanti tidak bisa berbuat apa-apa, toh dia
maupun Mbah Noto juga ikut merasakan harta Jaka dan semenjak itulah Jaka
meninggalkan Lestari dan memilih tinggal bersama Nur.
“Lestari itu mungkin setia dan mungkin akan terus mencari Jaka,”
ucap Yanti setelah menceritakan tentang Lestari yang dirundung kebingungan.
Sementara Nur tertawa-tawa sumbar. Ia puas karena telah
berhasil melakukan balas dendam mampu menaklukkan kembali Jaka dan membuat
kehidupan Lestari jatuh di titik terendah.
****
Lestari yang bingung
saat rumahnya disita rentenir dengan terpaksa meninggalkan rumah tersebut.
Lestari yakin kalau Jaka sudah menggadaikan sertifikatnya
hingga harus disita.
Lestari memutuskan untuk menemui Ustaz Zakaria, Lestari juga
sengaja tidak pulang ke rumah orang tuanya di kota karena sang ibu sedang sakit
keras.
Tentu permasalahannya akan menjadikan sang ibu semakin
mengkhawatirkannya.
Lestari mulai melakukan pertobatan di rumah Ustazah Zakaria.
Ia menghapus kenangan masa lalunya yang penuh dosa sebagai seorang model. Ia
pun berhijab dan memulai hidup baru dan ia diizinkan tinggal di sana untuk
mulai memperdalam ajaran agama. Lestari tidak mau lagi terjerumus dalam lubang
yang sama yang menjauhkan dirinya dengan Tuhan.
“Bagaimanapun juga carilah Jaka. Jika memang tidak berjodoh maka selesaikanlah
dengan baik-baik sehingga statusmu itu jelas, Nduk,” pesan Ustaz Zakaria.
Lestari akan mengikuti anjuran tersebut. Ia pun berencana kembali
mencari Jaka.
****
Matahari menyengat
membakar jalan beraspal.
Entah mengapa Lestari yakin kalau Jaka bersama Nur dan ia
juga yakin kalau Yanti sering menemui Nur karena setahunya, Yanti dan Nur
adalah sahabat yang sangat dekat.
Siang menjelang sore itu, Lestari yakin kalau Yanti ke rumah Nur
dan benar saja saat mobil masuk di sebuah rumah mewah, di teras tampak Nur dan Jaka
sedang bersantai, sementara Lestari membayar sang ojek dan segera menyuruhnya
kembali.
Dari depan gerbang ia memandangi Nur dan Jaka. Hatinya
teriris perih, sekuat mungkin ia berusaha tenang mengendalikan keadaan.
“Assalamualaikum!” Setelah berteriak Lestari mengucap salam.
Baik Nur maupun Yanti tidak tahu kalau sosok itu adalah Lestari,
penampilannya yang memakai hijab membuat keduanya pangling.
Setelah Nur mendekat dan membuka pintu gerbang barulah
mengenali kalau itu adalah Lestari, perempuan yang telah merebut Jaka darinya.
Saat teringat dengan semua yang diperlakukan atas dirinya di
masa lalu, Nur langsung mengusir Lestari.
Lestari menunjukkan niat baiknya. “Aku ingin bertemu dengan Mas
Jaka dan menyelesaikan masalah rumah tangga kami, setelah itu terserah pada Mas
Jaka.”
“Aku tidak mempermasalahkan hartaku yang dihabiskan olehnya.
Aku hanya ingin kejelasan dari pernikahanku.”
“Kalau memang Jaka lebih memilih kamu, biar aku yang mengalah,
Nur.”
“Aku rela jika diceraikan oleh Mas Jaka.”
Ucapan itu membuat Nur tersenyum penuh kemenangan. Ia pun
mengabulkan permintaan Lestari untuk menemui Jaka.
Yang ada di pikiran
Nur saat itu, adalah status nikah siri akan naik tingkat menjadi buku nikah
yang sah di mata hukum.
Begitu melangkah masuk, Lestari merasakan hawa yang
membuatnya tercekat panas yang disusul bau anyir darah menyeruak.
Semakin ke dalam, suasana semakin panas. Begitu pun dengan
bau anyir.
Sebisa mungkin Lestari coba bertahan dengan suasana tersebut.
Ia mulai fokus pada rencana awal untuk menegaskan hubungannya dengan Jaka.
Setelah berhasil menemui Jaka, lestari mengutarakan maksud
kedatangannya.
“Aku akan urus perceraian kita!” ucap Trio tegas.
Lelaki itu tampak sangat asing bagi Lestari, masih sama
sifatnya ketika usia menikah dulu, berubah jauh saat masih berpacaran dulu.
Lestari yang sudah siap dengan segala risiko langsung
berpamitan dengan menutup hidungnya.
Sementara Nur dan Yanti saling pandang dengan senyum
mengembang.
****
Sepanjang perjalanan menuju
kampung, Lestari mulai curiga kepada Nur.
Hatinya berkata bahwa Jaka sudah diguna-guna, akan tetapi Lestari
tidak ingin gegabah dalam hal ini.
Keadaan aneh yang ditemui di rumah Nur diceritakan oleh Lestari
pada Ustaz Zakaria yang kemudian sang ustaz meminta bantuan seorang Ustaz untuk
menilai kejadian sebenarnya. Beliau adalah Ustaz Sopyan, seorang yang mengajar
di sebuah pondok pesantren yang juga dikenal memiliki ilmu kebatinan.
Dari kecil dulu Ustaz Sopyan termasuk keturunan orang berilmu
tinggi sehingga keilmuan itu menurun padanya.
Melalui foto yang diminta dari Lestari, Ustaz Sopyan melakukan pendeteksian gaib.
BERSAMBUNG KE BAGIAN 4
No comments:
Post a Comment