SEWA PEMBUNUH KARENA SERING SAKIT HATI SAAT SUAMI MENIKAH LAGI
Malam semakin larut.
Hari itu Rabu 27 Oktober 2021 Khairul Amin seorang pria paruh
baya mengendarai sepeda motor seorang diri di jalan sepi menuju rumahnya yang
berlokasi di Jalan Jeruk Nagasari Karawang Barat.
Tiba-tiba dua pria yang berboncengan dengan sepeda motor
menyalip Khairul dan berusaha menghalangi laju sepeda motornya.
Khairul berusaha mengelak dan berhasil. Sepeda motornya terus
melaju, tapi ternyata ada dua pria lain yang juga bersepeda motor mengejarnya.
Khairul terus memacu sepeda motornya, sebab rumahnya semakin
dekat, namun sial, sekitar 4 meter dari rumah, komplotan pria yang mengejarnya
membacok lalu menikamnya.
Khairul sempat melawan dan berteriak, namun sia-sia.
Para pelaku bergegas pergi meninggalkannya begitu saja,
Khairul sekarat di atas aspal.
****
Sementara itu di rumah.
Sekitar pukul 11.00
malam, Riska anak perempuan Khairul mendengar teriakan seseorang dari luar
rumah. Mirip suara ayahnya.
Riska juga mendengar
suara sepeda motor, sepertinya lebih dari satu.
Riska bergegas keluar dan menemukan pemandangan mengerikan.
Ayahnya terkapar di jalan bersimbah darah tertindih motor miliknya.
Riska langsung mengangkat motor. Riska melihat bagian kepala
sang ayah mengeluarkan banyak darah. Sang ayah masih bergerak, menjulurkan
tangan, namun kemudian tangan itu terkulai, sang ayah tidak bergerak lagi.
Riska bergegas membangunkan ibunya Nelly Wati yang sedang
tidur. Riska juga minta bantuan karyawan rumah makan milik mereka. Lalu semuanya
bergegas menuju lokasi melihat kondisi Khairul.
Sang istri Nelly Wati histeris melihat kondisi suaminya yang
mengerikan.
Saat itu warga sekitar sudah berkumpul. Nelly Wati akhirnya
meminta tolong agar Pak RT segera dipanggil.
Singkat cerita, Khairul dilarikan ke RSUD Karawang.
Kejadian itu juga dilaporkan kepada polisi yang langsung
datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi korban.
Di rumah sakit, Chairul dinyatakan meninggal dunia.
****
Usai otopsi.
pada Kamis siang, 28 Oktober 2021, Pihak kepolisian mengantar
jenazah Khairul ke rumah duka di Jalan Jeruk Nagasari Karawang.
Sang istri Nelly Wati dan anak-anaknya serta pihak keluarga lainnya
sudah menunggu. Nelly Wati sempat membuka kain yang menutupi wajah suaminya,
dia menjerit menangis.
Dan hari itu juga jenazah Khairul dimakamkan.
Khairul Amin meninggal di usia 54 tahun.
****
Tampaknya semuanya
berjalan sesuai rencana.
Suaminya tewas sudah.
Nelly Wati segera menghubungi orang suruhannya yang bernama Otong,
untuk sementara jangan hubunginya. Tujuannya
tentu saja agar polisi tidak curiga terhadap Nelly Wati.
5 hari setelah sang suami tewas, tepatnya pada 01 November
2021, siang hari Nelly Wati memutuskan menemui orang suruhannya, yaitu Otong
dan Herdi di Mall Ramayana.
Nelly Wati menyerahkan uang tunai 10 juta rupiah sebagai upah
karena telah berhasil membunuh suaminya.
“Nanti sisanya akan saya bayar 1 bulan lagi jika situasi
sudah aman.” Begitu janji Nelly Wati kepada orang suruhannya.
Pembicaraan terus berlanjut dan Nelly Wati tidak sadar jika ada
yang mengintai dirinya selama di dalam Mall.
****
Kematian khairul sangat
tidak wajar.
Menurut polisi, kejadian yang menimpa Khairul bukan
kecelakaan.
Rekaman CCTV di lingkungan perumahan menunjukan para pelaku
menyerang Khairul dengan senjata tajam hingga tewas.
Hasil otopsi juga menunjukkan banyak luka akibat sajam di
kepala dan tangan Khairul.
Apa motif para pelaku membunuh korban? Kalau motifnya perampokan
atau pembegalan tidak mungkin, sebab tidak ada barang-barang yang hilang
termasuk sepeda motor Khairul yang ditinggalkan begitu saja di TKP.
Dalam kasus seperti ini, wajar saja jika pihak pertama yang
dicurigai adalah orang terdekat, terlebih polisi juga memperoleh informasi kalau
rumah tangga Khairul dan Nelly Wati tidak harmonis.
Polisi pun mengawasi gerak-gerik Nelly Wati. Wanita itu kerap
menghubungi seorang pria bernama Otong, dan pada 01 November Nelly Wati bertemu
dengan Otong, di Mall Ramayana itu.
Polisi tidak mengatakan apa pun pada Nelly Wati, Sebab mereka
ingin terlebih dulu mendapatkan informasi dari Otong.
Polisi mendatangi Otong dan mengintrogasinya. Kecurigaan
polisi terbukti, Otong mengaku terlibat pembunuhan Khairul, namun kata Otong
kalau otak kejahatan bukan dirinya, melainkan Nelly Wati, istri Khairul sendiri.
Menurut Otong, banyak pelaku terlibat dalam pembunuhan itu total
8 orang termasuk Nelly Wati.
****
Dan kurang lebih
seminggu setelah kejadian.
Polisi berhasil meringkus 4 pelaku lainya, sementara 2 orang
buron, dan masuk dalam DPO.
Sedangkan Nelly Wati Munaf, sebagai otak pembunuhan diringkus
oleh polisi berpakaian preman saat berada di Rumah Makan Padang miliknya.
Polisi mengatakan, “Dari hasil penyidikan terungkap, memang
para pelaku ini sudah merencanakan sejak bulan September. Jadi memang ini pembunuhan
berencana karena direncanakan sejak bulan September tahun 2021. Motifnya istri
korban sakit hati atau dendam dengan perilaku korban.”
Dipersidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Karawang,
semuanya terbongkar, baik tentang kronologi pembunuhan, juga tentang drama
rumah tangga yang selama satu dekade telah menggerogoti pernikahan Nelly Wati
dan Khairul
Begini cerita asal mula sakit hati Nelly Wati hingga tega
menghabisi nyawa suaminya sendiri dengang meminjam tangan pembunuh bayaran.
****
Awal kisah.
Sekilas
pasutri Khairul Amin dan Nelly Wati punya segalanya. Mereka dikaruniai tiga anak,
punya rumah megah, mereka juga memiliki usaha Rumah Makan Padang, Sinar Minang,
yang berlokasi di pinggir jalan yang ramai di kawasan Nagasari Karawang Barat,
tak jauh dari rumah mereka.
Selain itu, mereka juga punya usaha kontrakan, meski demikian,
pernikahan mereka tidak bahagia. Nelly Wati sakit hati melihat sepak terjang
suaminya. Menurutnya, Khairul suka main perempuan, nikah sana, nikah sini.
Sehari-hari rutinitas Khairul dari 07.00 pagi hingga 13.00
main tenis di Gelanggang Olahraga Panatayudha Karawang. Lalu setelah itu makan siang
di Rumah Makan Padang Sinar Minang milik mereka.
Usai makan, Khairul pulang ke rumah untuk tidur. Kemudian
sekitar pukul 17.00 Khairul datang lagi ke Rumah Makan Sinar Minang untuk minta
uang jajan pada Nelly Wati dan baru datang ke rumah larut malam sekitar pukul
11.00.
Anak-anak Nelly Wati dan khairul juga membenarkan perkataan ibunya.
Ilham salah seorang anak mengatakan, pernikahan orang tuanya tidak harmonis
karena sang ayah punya istri lain.
Sehari-hari ayahnya kerap berada di luar rumah bermain di GOR
Panatayudha dan tidak bekerja, yang menjalankan usaha rumah makan adalah sang ibu,
Nelly Wati.
Riska anak perempuan Nelly Wati dan khairul juga membeberkan
pernikahan orang tuanya tidak harmonis, sebabnya sang ayah punya banyak istri
dan kerap berhutang kepada ibunya, diantara keduanya juga ada konflik berebut
harta.
Menurut Riska, ibunya sempat ingin bercerai dengan ayahnya,
tapi karena memikirkan anak dan ada masalah tentang pembagian tanah, perceraian
pun batal.
Riska mengaku dirinya pernah berselisih dengan sang ayah
karena dia menegur kelakuan sang ayah yang punya istri lagi.
Sehubungan dengan pernikahannya, Nelly Wati mengatakan sudah
10 tahun dirinya capek dan sakit hati sebab Khairul suka selingkuh dan menikah
lagi hingga punya anak. Untuk membiayai kegiatannya itu Khairul selalu minta
uang pada dirinya.
Hal inilah yang membuat Nelly Wati tak kuat lagi. Hasratnya
untuk menyingkirkan sang suami sudah memuncak.
Sebelumnya, pada Maret 2021 di Rumah Makan Sinar Minang yang
berlokasi di Jalan Panatayudha Nagasari Karawang Barat, Nelly Wati akhirnya curhat
pada salah seorang pelanggannya yakni Agus Marzuki alias Otong driver ojek online.
Nelly Wati mengeluh kepada Otong bahwa pernikahannya dengan khairul
tidak harmonis. Dia sakit hati karena Khairul sering menikah sampai 4 kali,
juga kerap minta, dan mengambil uang.
“Tolong santet Khairul,”
pinta Nelly Wati pada Otong, saat itu.”
Otong menyanggupi. Dia pun membawa Nelly ke kampung Cikelor
Rengas Dengklok dan memperkenalkan Nelly Wati kepada Herdi Sawaludin.
Herdi bisa membantu mencarikan dukun santet. Biayanya 5 juta
rupiah dan Nelly Wati setuju.
****
3 hari kemudian.
Di Rumah Makan Sinar Minang Nelly Wati memberikan uang
sebesar 5 Juta rupiah kepada Otong untuk diserahkan kepada Herdi sebagai ongkos
dukun santet,.
Akan tetapi setelah ditunggu-tunggu, hingga 2 bulan berlalu khairul
tetap baik-baik saja. Tampaknya santet gagal!
Nelly Wati pun minta Otong mengantarnya kembali bertemu Herdi.
Saat itu Herdi menyarankan agar Nelly Wati menyewa jasa orang
untuk membunuh Khairul.
Ada orang yang bersedia melakukannya, yakni Iskandar. “Biayanya
30 juta rupiah.” demikian kata Herdi.
“Baiklah,” kata Neli Wati mengiyakan.
Nelly Wati memberikan pembayaran awal sebesar 10 juta rupiah.
Nnelly Wati juga menandatangani perjanjian bermaterai 10.000.
Perjanjian itu tentang tanggung jawab Nelly Wati menjamin kebutuhan
hidup para pelaku pembunuhan beserta keluarga, jika kelak sesuatu yang tidak
diinginkan yang berkaitan dengan hukum menimpa mereka.
Singkat cerita. Otong, Herdi, dan Iskandar, pun mulai beraksi.
Mereka memantau pergerakan khairul yang setiap hari nongkrong di GOR Panatayudha,
tak jauh dari rumahnya, tapi rencana mereka membunuh tidak terealisasi
sepertinya, mereka perlu tambahan orang lagi.
Kepada Otong, Herdi dan Iskandar mengenalkan 4 orang lainnya,
kini total jumlah mereka 7 orang, namun seminggu kemudian Otong mendapat
informasi dari Herdi bahwa Iskandar membawa kabur uang 10 juta rupiah yang telah
diberikan Nelly Wati.
Sial! Tapi tak masalah rencana tetap berlanjut.
****
Pada September 2021, sekitar pukul 21.00, di GOR Panatayudha,
Otong bersama rekan-rekannya menyusun rencana pembunuhan Khairul.
Kepada rekan-rekannya, Otong mengatakan bila Nelly Wati ingin
aksi pembunuhan dirancang seolah-olah pencurian rumah, tapi Herdi menolak dan
menyarankan agar pembunuhan dilakukan seolah khairul jadi korban begal.
Semuanya setuju.
Kemudian percobaan membegal Khairul dilakukan dua kali, namun
gagal karena saat itu banyak orang.
Akhirnya pada Rabu 27 Oktober 2021 pukul 19.30, tibalah saat
yang tepat.
Nelly Wati menelpon Otong dan memberitahu keberadaan sang
suami kalau Khairul di kedai ayam bakar di GOR Panatayudha.
Otong sempat masuk ke kedai tersebut dan pura-pura membeli
air mineral sekalian mengintai Khairul. Otong lalu menghubungi keenam rekan-rekannya
yang lain. Mereka berkumpul di sebuah minimarket dekat GOR Panatayudha sambil
mengawasi dan menunggu khairul pulang.
sekitar pukul 23.00, dengan sepeda motornya, Khairul pulang menuju
rumahnya di Jalan Jeruk yang jaraknya tidak jauh.
Otong CS segera beraksi membuntuti Khairul dengan sepeda motor.
Otong yang berboncengan dengan Aun menyalip Khairul dan
berusaha menghalaunya, namun gagal. Khairul terus melaju.
Bucek yang berboncengan dengan Andi, kemudian mengejar,
tetapi kalah cepat dengan Khairul.
Hingga akhirnya Otong dan Aun, berhasil memepet Khairul.
Saat itu rumah Khairul sudah dekat, hanya tinggal 4 M.
Aun tidak menunggu lagi, dia langsung membacok Khairul beberapa
kali dengan sebilah golok, Khairul berusaha menangkis sehingga dirinya terjatuh
ke aspal, sepeda motor menindih kakinya.
Ryan segera turun dari sepeda motor, dan dengan badik menikam
Khairul berkali-kali. Tugas tuntas!
Para pelaku bergegas pergi meninggalkan Khairul seorang diri yang
terkapar di tengah jalan gelap.
SELESAI.
No comments:
Post a Comment