TEPAT GARIS
“Akkkggghhh!”
Teriakan Tunjang
membangunkan Juminten, Karso dan Mira.
Diluar hujan turun dengan derasnya, kilatan petir
membuat langit bergemuruh.
“Apa yang terjadi
Karso!” Juminten berlari ke arah pintu kamar yang terbuka.
“Seperti teriakan Tunjang mbak!” Karso lalu berlari menuju sebuah kamar, kamar yang
terletak paling ujung didepan dapur.
“Bapak … aku yakin bapak pelakunya!” Karso, Juminten
dan Mira semakin pucat saat dilihatnya darah sudah membasahi lantai kamar
Siswoyo, Bapaknya.
“Pembunuh itu telah menghabisi nyawa Tunjang So.” Minten menutupi matanya, tubuh Minten
bergetar merasakan takut, lalu memeluk Mira, anak kecil yang berumur sepuluh
tahun.
“Apa yang terjadi mbak, huhuhuhuhuu.” Mira menangis
dalam dekapan Minten.
“Apa mungkin bapak pelakunya?” Ucapan Karso membuat Minten geram.
“Jangan asal
bicara kamu Karso!” Minten menatap nanar Karso, seraya masih memeluk Mira yang sesenggukan
tak tahu apa yang terjadi.
“Kenapa … kenapa setiap kejadian aneh di rumah ini
bapak selalu tidak ada, mbak!” teriak Karso geram.
“Duaaarrr!”
Kilatan petir semakin menambah suasana mencekam,
ditambah angin yang menderu.
“Kenapa dari dulu kamu selalu menuduh bapak pelakunya!”
ucap Minten menghampiri Karso adiknya.
“Coba mbak pikir, setiap kali ada kejadian aneh di rumah ini, bapak
selalu tak ada di rumah!”
“Tutup mulutmu Karso!”
Mira hanya bisa menangis saat melihat kedua kakaknya
terlibat perang mulut. Di saat itulah tiba-tiba pintu depan terbuka.
Segera.
No comments:
Post a Comment