Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

BULAN DI DALAM KOLAM

 


"Untuk apa kamu membeli pakaian untukku Mi ... sebaiknya kamu simpan untuk keperluanmu.” Haryono bukannya menolak pemberian baju tersebut, tapi dia tahu kalau istrinya sudah susah payah bekerja jadi babu di kota, berharap uang itu dikumpulkan buat masa depan Budi, mengingat dirinya tak ubah seperti mayat hidup.

“Eh ... aku keluar dulu sebentar Rat, mau cari warung.” Noto tahu diri, beralasan ke warung untuk mencari rokok.

“Maafkan aku Ngatemi, seharusnya bukan kamu  tapi.”

“Sudahlah mas, aku rela bekerja demi membahagiakan Budi, juga semua kebutuhan kita dan bapak, jangan kau pikir terlalu dalam.”  Ratna memutar kursi roda itu, menghadap dirinya.

“Siapa lelaki itu.”

“Kang Noto, dia teman di tempatku kerja,” Ratna berbohong.

“Apakah kau mencintainya.” Tak terlalu keras ucapan Haryono tapi cukup membuat Ratna sedikit memalingkan wajah.

“Sudah aku katakan dari dulu Mi, bila kau mencintai lelaki lain, aku tak mengapa,karena kondisiku hanya menjadi beban untukmu, aku sudah tak bisa menafkahimu lahir dan batin, apa yang masih kau harapkan, sungguh aku rela bila lelaki yang kau bawa tadi menikahimu, semua demi kebahagianmu Mi."Haryono menatap mata Ratna yang sedikit terlihat berkaca kaca, sungguh ucapan itu justru meremukan batinnya.

“Tidak mas, tidak … aku tetap istrimu, dan sampeyan adalah suamiku, bapak dari buah cinta kita.” Ratna menangis sesenggukan, air mata itu tumpah membasahi lantai tanah tempatnya berpijak.

“Jangan kau ucapkan lagi kata itu.” Isak tangis itu semakin keras, Ratna sesenggukan menahan sedih dihatinya, “ kau tak ter-gantikan di hatiku ma, arena keadaan ini tidak kita minta."

Dirimu masih terlihat cantik Mi, pasti disana banyak lelaki yang pantas menggantikan aku, dan biarkan aku pulang bersama Budi, ke kampung halamanku, bukannya aku tak sayang yang lagi, tapi aku takut kamu semakin menderita karena diriku yang tak berdaya.”

Tak ada lagi suara dari bibir Ratna, tubuhnya sudah tergoncang oleh perasaan yang  di sandangnya, sedih.

Haryono bukanlah lelaki manja, sewaktu sehat dulu meski hidup dalam kesederhanaan, Ratna sudah merasa cukup, bertambah hadirnya Budi, hidupnya sungguh bahagia menjadi istri Haryono, lelaki dengan pekerjaan serabutan. Hingga semua merubah hidupnya, ketika Haryono jatuh dari pohon kelapa untuk mengambil upah per-bijinya.



SEGERA.

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search