BULAN DI DALAM KOLAM
"Untuk apa kamu membeli pakaian untukku Mi ... sebaiknya
kamu simpan untuk keperluanmu.” Haryono bukannya menolak pemberian baju
tersebut, tapi dia tahu kalau istrinya sudah susah payah bekerja jadi babu
di kota, berharap uang itu dikumpulkan buat masa depan Budi, mengingat dirinya
tak ubah seperti mayat hidup.
“Eh ... aku keluar dulu sebentar Rat, mau cari warung.”
Noto tahu diri, beralasan ke warung untuk mencari rokok.
“Maafkan aku Ngatemi, seharusnya bukan kamu tapi.”
“Sudahlah mas, aku rela bekerja demi membahagiakan
Budi, juga semua kebutuhan kita dan bapak, jangan kau pikir terlalu dalam.” Ratna memutar kursi roda itu, menghadap
dirinya.
“Siapa lelaki itu.”
“Kang Noto, dia teman di tempatku kerja,” Ratna
berbohong.
“Apakah kau mencintainya.” Tak terlalu keras ucapan
Haryono tapi cukup membuat Ratna sedikit memalingkan wajah.
“Sudah aku katakan dari dulu Mi, bila kau mencintai
lelaki lain, aku tak mengapa,karena kondisiku hanya menjadi beban untukmu, aku
sudah tak bisa menafkahimu lahir dan batin, apa yang masih kau harapkan,
sungguh aku rela bila lelaki yang kau bawa tadi menikahimu, semua demi
kebahagianmu Mi."Haryono menatap
mata Ratna yang sedikit terlihat berkaca kaca, sungguh ucapan itu justru
meremukan batinnya.
“Tidak mas, tidak … aku tetap istrimu, dan sampeyan
adalah suamiku, bapak dari buah cinta kita.” Ratna menangis sesenggukan, air
mata itu tumpah membasahi lantai tanah tempatnya berpijak.
“Jangan kau ucapkan lagi kata itu.” Isak tangis itu
semakin keras, Ratna sesenggukan menahan sedih dihatinya, “ kau tak ter-gantikan di hatiku ma, arena
keadaan ini tidak kita minta."
Dirimu masih terlihat cantik Mi, pasti disana banyak lelaki yang pantas menggantikan aku, dan biarkan aku pulang bersama
Budi, ke kampung halamanku, bukannya aku tak sayang yang lagi, tapi aku takut kamu
semakin menderita karena diriku yang tak berdaya.”
Tak ada lagi suara dari bibir Ratna, tubuhnya sudah
tergoncang oleh perasaan yang di sandangnya, sedih.
Haryono bukanlah lelaki manja, sewaktu sehat dulu
meski hidup dalam kesederhanaan, Ratna sudah merasa cukup, bertambah hadirnya
Budi, hidupnya sungguh bahagia menjadi istri Haryono, lelaki dengan pekerjaan
serabutan. Hingga semua merubah hidupnya, ketika Haryono jatuh dari pohon
kelapa untuk mengambil upah per-bijinya.
SEGERA.
No comments:
Post a Comment