KASUS PANJI PRAGIWAKSONO MENYINGGUNG ADAT TORAJA
PANJI PRAGIWAKSONO DIDENDA 2 MILIAR
Materi lawakan yang dibawakan oleh Panji Pragiwaksono
mengenai pemakaman adat Suku Toraja yang terkesan sulit dan mahal di tahun 2023
akhirnya menuai polemik denda adat di tahun 2025.
Sudah lewat belum di berandamu, Lur.
Intinya, materi lawakan Panji menyinggung kalau adat pemakaman
dan budaya Toraja dengan candaan bahwa ... “Banyak keluarga tidak mampu
makamin, akhirnya jenazahnya ditaruh di ruang tamu.”
Organisasi adat yang bernama Tongkonan Adat Sang Torayan atau
disingkat TAST akhirnya menerapkan sanksi adat bagi komika tersebut, Lur.
Anehnya, yang menerapkan sanksi atau denda kepada Panji hanya
datang dari satu kelompok adat, yaitu yang pakde singkat TAST itu loh, Lur. Bukan
orang Toraja secara umum. Paham ya sampai sini?
****
Lur, sudah tahu kasus ini to? Halah! Sering lalu lalang di
beranda pakde kok.
Iya, Panji yang menyebut banyak orang-orang dari Suku Toraja
hanya meletakkan mayat di ruang tamu karena untuk memakamkan jenazah keluarga
di Toraja itu mahal.
Akhirnya Panji kena denda adat ... harus membayar 48 kerbau,
48 babi, dan uang 2 Miliar! Emejing.
Berbagai komen pedas pun meluncur menanggapi denda adat yang
dijatuhkan loh, Lur.
“Berarti benar dong apa yang dikatakan oleh Panji.”
“2 Miliar? Ini pemerasan gak sih?”
“Jangan bawa-bawa suku lain, sudah paling bener suku Jawa,
gak baperan!”
Macam-macam komenann dari Netizen yang membuat pakde
senyum-senyum sendiri. “Cok! Bener kabeh seng diomongno Netizen. He he he.”
****
Panji itu memang menyinggung tradisi pemakaman Suku Toraja
kok, terkesan memframing masyarakat
adat. Ini kalau menurut pakde loh, ya.
Perkara denda 2 Miliar ... itu hanya somasi ya, Lur. Belum
ada konfirmasi final. Coba komen untuk update berita terbarunya bila kamu
mengikuti kasus ini.
“Itu denda adat apa ngrampok sih!”
Ya, iya ... yang pakde tahu kalau denda adat ya dalam bentuk
sanksi sosial, permintaan maaf, prosesi adat kecil-kecilan, atau upacara adat
untuk pemulihan kehormatan, dan dalam jumlah wajar kalau memang harus
mengorbankan hewan. Tidak juga harus 48 kerbau, 48 babi, dan uang 2 Miliar
segala.
“Kalau secara hukum negara bagaimana sih. Napa jadi gak jelas
gini.”
Pakde bukan orang hukum. Jadi, pakde tidak paham hukum
negara, tetapi yang pakde tahu ... yang pakde tahu loh, ya. Tidak ada kewajiban
bagi seseorang membayar denda adat sebesar itu, kecuali Panji membayar dengan
sukarela. Bila pihak adat memaksa, itu namanya pemerasan. Betul gak sih? Betul
to, Lur?
****
“Kenapa jadi rbet ngomongin budaya ya, Pakde?”
Bukan ribet, Lur. Panji sendiri sudah meminta maaf dan
berkata kalau ia kurang riset yang akhirnya kurang mengenal budaya Toraja
secara utuh ... mengenai pemakaman Suku Toraja ini kok. Sudah. Panji sudah
minta maaf kok, Lur.
Yang pakde baca kalau denda 48, kerbau, 48 babi, dan uang 2
Miliar itu bukan Suku Toraja secara umum ya, Lur. Denda itu datang dari satu kelompook
adat. Bahkan banyak orang Toraja sendiri bilang kalau, “Denda itu terlalu
berlebihan.”
****
“Berarti benar dong yang dikatakan Panji. Iya gak sih?”
Materi Panji salah konteks ya, Lur. Ia membahas budaya yang
sangat sakral tanpa riset mendalam, dan leluconnya terdengar merendahkan sebuah
adat dan budaya Toraja.
“Mehong ah, Pakde!”
Iya, tetapi tidak secara menggeneralisasi seluruh suku dan
mengatakan kalau ... “Mereka tidak mampu memakamkan jenazah keluarga karena
adat mereka sendiri.”
Yang salah di Panji adalah penyampaiannya, Lur. Mem-frame
budaya Toraja seolah-olah orang Toraja tidak mampu memakamkan keluarganya, jenazah
ditaruh diruang tamu karena miskin. Di sinilah framing yang menyinggung
martabat budaya.
Orang Toraja itu menyimpan jenazah keluarga di ruang tamu
bukan karena tak mampu, tetapi karena ya ... memang itu adat mereka. Mereka
akan segera memakamkan jenazah saat uang sudah terkumpul. Bukan karena tidak
mampu ya, Lur. Namun, itu memang adat mereka. Kalau belum mampu ya tidak
apa-apa ditaruh di ruang tamu.
Bagi orang Jawa kayak pakde, itu terdengar lucu, tetapi bagi
mereka itu adat istiadat!
****
“Sudah paling bener Suku Jawa saja kalau mau buat candaan.
Gak baperan!”
Siapa bilang orang Jawa tidak bisa marah kalau adatnya
dihina, ha! Hanya saja orang Jawa itu tidak kasar. Orang Jawa itu selalu
diajarkan teposeliro, ngajeni, bukan berarti tidak bisa marah kalau adatnya
diolok-olok. Catet! Pakde orang Jatim loh. Mau pakde santet ngaceng apa, ha!
Tiap suku punya garis sensitifnya masing-masing ya, Lur.
Orang Minang pasti marah ... sensitif perkara kehormatan
keluarga, orang Batak sensitif soal Marga, Orang Bali sensitif soal upacara
adatnya, dan orang Jawa juga sensitif perkara unggah-ungguh, martabat, serta
simbol-simbol keraton. Enak saja Suku Jawa buat bahan materi candaan! Jangan ya
Lur, ya. Jangan.
****
“Kalau menurut pakde tentang denda adat yang ditujukan buat
Panji bagaimana?”
Sekali lagi, denda adat itu datang bukan dari Suku Toraja
secara umum ya, Lur. Namun, datang dari satu kelompok adat ... yang pakde bahas
di atas tadi.
Menurut pakde, kalau memang iya harus membayar 48, kerbau, 48
babi, dan uang 2 Miliar ... bukannya harus musyawarah terlebih dahulu antara
kedua belah pihak?
Denda 2 Miliar itu apa iya mewakili adat Toraja? Terbersit
juga di kepala pakde “Yakin itu mengatasnamakan adat?”
Pakde percaya kalau semua adat di Indonesia masih menjunjung
musyawarah, berembuk, tanpa harus mendenda seseorang, apalagi sampai 2 Miliar,
Lur. Wuedaaan!
****
Apakah Panji salah? Di satu sisi pakde menilai Panji salah
karena terkesan memframing budaya Toraja yang mahal dan rumit, tetapi di satu
sisi ia benar ... bukankah itu budaya nyata to? Keterlambatan pemakaman memang
ada ‘kan?
Intinya, Panji salah karena telah memframing Suku Toraja
tentang pemakaman yang mahal dan banyak orang-orang Suku Toraja memilih ‘kabur’
karena adatnya yang menyulitkan.
Kelompok adat TAST juga salah karena mendenda Panji dengan
48, kerbau, 48, babi, dan uang 2 Miliar karena itu terkesan tidak mewakili
Toraja yang adatnya begitu luhur. Ya, iyalah! Adat mana yang minta 2 Miliar sih?
Yang utama dan pertama adalah ... Netizen juga salah karena
menganggap Suku Toraja materialistis
... “Pantesan minta 48 kerbau, 48 babi, dan duit 2 Miliar. Itu gambaran budaya
yang Panji katakan sih menurut gua.”
Stop ya, Lur. Stop!
Bukan hanya adat Suku Jawa atau suku-suku mana pun, adat Suku
Toraja itu juga tinggi, sakral, dan yang bikin terlihat aneh adalah reaksi
manusianya, bukan adatnya! Paham ‘kan sampai sini?😁
Dukung Pakde Noto di Trakteer

No comments:
Post a Comment