Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
Budaya
cerbung
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
Terlarang
thriller

Labels

KASUS PANJI PRAGIWAKSONO MENYINGGUNG ADAT TORAJA

 

PANJI PRAGIWAKSONO DIDENDA 2 MILIAR



Materi lawakan yang dibawakan oleh Panji Pragiwaksono mengenai pemakaman adat Suku Toraja yang terkesan sulit dan mahal di tahun 2023 akhirnya menuai polemik denda adat di tahun 2025.

Sudah lewat belum di berandamu, Lur.

Intinya, materi lawakan Panji menyinggung kalau adat pemakaman dan budaya Toraja dengan candaan bahwa ... “Banyak keluarga tidak mampu makamin, akhirnya jenazahnya ditaruh di ruang tamu.”

Organisasi adat yang bernama Tongkonan Adat Sang Torayan atau disingkat TAST akhirnya menerapkan sanksi adat bagi komika tersebut, Lur.

Anehnya, yang menerapkan sanksi atau denda kepada Panji hanya datang dari satu kelompok adat, yaitu yang pakde singkat TAST itu loh, Lur. Bukan orang Toraja secara umum. Paham ya sampai sini?

 

****

Lur, sudah tahu kasus ini to? Halah! Sering lalu lalang di beranda pakde kok.

Iya, Panji yang menyebut banyak orang-orang dari Suku Toraja hanya meletakkan mayat di ruang tamu karena untuk memakamkan jenazah keluarga di Toraja itu mahal.

Akhirnya Panji kena denda adat ... harus membayar 48 kerbau, 48 babi, dan uang 2 Miliar! Emejing.

Berbagai komen pedas pun meluncur menanggapi denda adat yang dijatuhkan loh, Lur.

“Berarti benar dong apa yang dikatakan oleh Panji.”

“2 Miliar? Ini pemerasan gak sih?”

“Jangan bawa-bawa suku lain, sudah paling bener suku Jawa, gak baperan!”

Macam-macam komenann dari Netizen yang membuat pakde senyum-senyum sendiri. “Cok! Bener kabeh seng diomongno Netizen. He he he.”

 


****

Panji itu memang menyinggung tradisi pemakaman Suku Toraja kok, terkesan memframing  masyarakat adat. Ini kalau menurut pakde loh, ya.

Perkara denda 2 Miliar ... itu hanya somasi ya, Lur. Belum ada konfirmasi final. Coba komen untuk update berita terbarunya bila kamu mengikuti kasus ini.

“Itu denda adat apa ngrampok sih!”

Ya, iya ... yang pakde tahu kalau denda adat ya dalam bentuk sanksi sosial, permintaan maaf, prosesi adat kecil-kecilan, atau upacara adat untuk pemulihan kehormatan, dan dalam jumlah wajar kalau memang harus mengorbankan hewan. Tidak juga harus 48 kerbau, 48 babi, dan uang 2 Miliar segala.

“Kalau secara hukum negara bagaimana sih. Napa jadi gak jelas gini.”

Pakde bukan orang hukum. Jadi, pakde tidak paham hukum negara, tetapi yang pakde tahu ... yang pakde tahu loh, ya. Tidak ada kewajiban bagi seseorang membayar denda adat sebesar itu, kecuali Panji membayar dengan sukarela. Bila pihak adat memaksa, itu namanya pemerasan. Betul gak sih? Betul to, Lur?




****

“Kenapa jadi rbet ngomongin budaya ya, Pakde?”

Bukan ribet, Lur. Panji sendiri sudah meminta maaf dan berkata kalau ia kurang riset yang akhirnya kurang mengenal budaya Toraja secara utuh ... mengenai pemakaman Suku Toraja ini kok. Sudah. Panji sudah minta maaf kok, Lur.

Yang pakde baca kalau denda 48, kerbau, 48 babi, dan uang 2 Miliar itu bukan Suku Toraja secara umum ya, Lur. Denda itu datang dari satu kelompook adat. Bahkan banyak orang Toraja sendiri bilang kalau, “Denda itu terlalu berlebihan.”

****

“Berarti benar dong yang dikatakan Panji. Iya gak sih?”

Materi Panji salah konteks ya, Lur. Ia membahas budaya yang sangat sakral tanpa riset mendalam, dan leluconnya terdengar merendahkan sebuah adat dan budaya Toraja.

“Mehong ah, Pakde!”

Iya, tetapi tidak secara menggeneralisasi seluruh suku dan mengatakan kalau ... “Mereka tidak mampu memakamkan jenazah keluarga karena adat mereka sendiri.”

Yang salah di Panji adalah penyampaiannya, Lur. Mem-frame budaya Toraja seolah-olah orang Toraja tidak mampu memakamkan keluarganya, jenazah ditaruh diruang tamu karena miskin. Di sinilah framing yang menyinggung martabat budaya.

Orang Toraja itu menyimpan jenazah keluarga di ruang tamu bukan karena tak mampu, tetapi karena ya ... memang itu adat mereka. Mereka akan segera memakamkan jenazah saat uang sudah terkumpul. Bukan karena tidak mampu ya, Lur. Namun, itu memang adat mereka. Kalau belum mampu ya tidak apa-apa ditaruh di ruang tamu.

Bagi orang Jawa kayak pakde, itu terdengar lucu, tetapi bagi mereka itu adat istiadat!

 

****

“Sudah paling bener Suku Jawa saja kalau mau buat candaan. Gak baperan!”

Siapa bilang orang Jawa tidak bisa marah kalau adatnya dihina, ha! Hanya saja orang Jawa itu tidak kasar. Orang Jawa itu selalu diajarkan teposeliro, ngajeni, bukan berarti tidak bisa marah kalau adatnya diolok-olok. Catet! Pakde orang Jatim loh. Mau pakde santet ngaceng apa, ha!

Tiap suku punya garis sensitifnya masing-masing ya, Lur.

Orang Minang pasti marah ... sensitif perkara kehormatan keluarga, orang Batak sensitif soal Marga, Orang Bali sensitif soal upacara adatnya, dan orang Jawa juga sensitif perkara unggah-ungguh, martabat, serta simbol-simbol keraton. Enak saja Suku Jawa buat bahan materi candaan! Jangan ya Lur, ya. Jangan.

 

****

“Kalau menurut pakde tentang denda adat yang ditujukan buat Panji bagaimana?”

Sekali lagi, denda adat itu datang bukan dari Suku Toraja secara umum ya, Lur. Namun, datang dari satu kelompok adat ... yang pakde bahas di atas tadi.

Menurut pakde, kalau memang iya harus membayar 48, kerbau, 48 babi, dan uang 2 Miliar ... bukannya harus musyawarah terlebih dahulu antara kedua belah pihak?

Denda 2 Miliar itu apa iya mewakili adat Toraja? Terbersit juga di kepala pakde “Yakin itu mengatasnamakan adat?”

Pakde percaya kalau semua adat di Indonesia masih menjunjung musyawarah, berembuk, tanpa harus mendenda seseorang, apalagi sampai 2 Miliar, Lur. Wuedaaan!

 

****

Apakah Panji salah? Di satu sisi pakde menilai Panji salah karena terkesan memframing budaya Toraja yang mahal dan rumit, tetapi di satu sisi ia benar ... bukankah itu budaya nyata to? Keterlambatan pemakaman memang ada ‘kan?

Intinya, Panji salah karena telah memframing Suku Toraja tentang pemakaman yang mahal dan banyak orang-orang Suku Toraja memilih ‘kabur’ karena adatnya yang menyulitkan.

Kelompok adat TAST juga salah karena mendenda Panji dengan 48, kerbau, 48, babi, dan uang 2 Miliar karena itu terkesan tidak mewakili Toraja yang adatnya begitu luhur. Ya, iyalah! Adat mana yang minta 2 Miliar sih?

Yang utama dan pertama adalah ... Netizen juga salah karena menganggap Suku Toraja materialistis   ... “Pantesan minta 48 kerbau, 48 babi, dan duit 2 Miliar. Itu gambaran budaya yang Panji katakan sih menurut gua.”

Stop ya, Lur. Stop!

Bukan hanya adat Suku Jawa atau suku-suku mana pun, adat Suku Toraja itu juga tinggi, sakral, dan yang bikin terlihat aneh adalah reaksi manusianya, bukan adatnya! Paham ‘kan sampai sini?😁

 

 

 

 

 

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search