Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MISTERI LUKISAN DI HOTEL MALANG

 

CERITA PEGAWAI SEBUAH HOTEL DI MALANG

 

Hendra terkesiap ketika cukup lama memandang sebuah lukisan sosok perempuan cantik. Selama bekerja di Hotel Tugu Malang, baru kali ini dia memperhatikan lukisan tersebut. Ada sesuatu yang membuatnya agak merinding.

Tiba-tiba saja dia merasakan hawa dingin yang tidak biasa. Lukisan hitam putih tersebut memperlihatkan sosok seorang wanita cantik berambut panjang yang berdiri membelakangi cermin. Sorot matanya yang tajam membuat sosok itu seolah terlihat hidup. Sosok wanita itu berdiri tepat di depan cermin, rambutnya panjang melebihi pinggulnya, berdiri mematung dalam balutan rok panjang putih. Setelah mencermati dengan sesama Hendra pun kembali bertugas.

****

Hotel Tugu Malang, merupakan salah satu hotel mewah yang terletak di Jalan Tugu nomor 3 Kota Malang. Lokasinya terbilang sangat strategis, berada 120 m dari Monumen Tugu, 500 m dari alun-alun Kota Malang, dan 21 km dari air terjun Coban Rondo.

Berbeda dengan hotel pada umumnya Hotel Tugu Malang memiliki desain arsitektur kuno khas Jawa dengan nuansa yang sedikit horor. Salah satu yang membuat suasana menjadi sedikit menyeramkan adalah keberadaan lukisan tua yang bergambar wanita berbaju putih dengan rambut panjang yang tergerai. Sosok wanita ini adalah seorang putri Raja Gula.

Lukisan ini ditempatkan di sudut ruangan khusus yang dipenuhi oleh artefak antik dan langka dari periode Dinasti Han dan Dinasti King. Lukisan sengaja diletakkan di tempat ini sebagai bentuk penghormatan keluarga Raja Gula.

Ada yang mengisahkan kalau sosok dalam lukisan adalah peranakan pribumi dan bangsa Cina. Konon ayahnya yang seorang Raja Gula di Asia Tenggara, menikahi bangsawan pribumi bernama Raden Ajeng Kasinem saat berusia 17 tahun.

****

 

Menjelang tengah malam, Hendra yang baru pulang dari bergadang merasa ada yang aneh dengan kondisi rumahnya. Seingatnya semua lampu ia nyalakan sebelum keluar rumah, namun semua sudut gelap gulita termasuk juga lampu teras yang biasa dinyalakan sampai pagi. Hendra membuka pintu yang terkunci, lalu kembali menyalakan semua lampu.

Setelah menenggak segelas air putih di dapur, ia langsung bergegas menuju kamar mandi. Seketika jantungnya berdegup kencang ketika melintas sosok bayangan di cermin wastafel. Saat ia menoleh, tidak ada siapa pun di belakang, disusul kemudian hawa dingin yang menyelimuti sekujur tubuhnya.

Di saat itulah ia teringat dengan hawa sama yang dirasa ketika melihat lukisan di tempatnya bekerja. Lukisan itu pun membayang di pikirannya.

Usai gosok gigi dan buang air, ia langsung keluar hendak menuju kamar tidur, lagi-lagi ia dibuat heran dengan seluruh lampu yang padam. Lampu kamar mandi pun menyusul ikut padam.

Langsung saja Hendra menekan saklar untuk menyalakan kembali lampu di beberapa ruangan.

Dengan hadirnya cahaya lampu suasana menjadi terang bersamaan saat dia melihat sosok bergaun putih dengan rambut panjang berada di depan almari kaca ruang tengah di mana ruangan tersebut berada di sisi ruang dapur. Meskipun lampu di ruangan tersebut belum menyala namun sosok itu terlihat jelas berdiri di sana.

Hendra yang mulai merasa ketakutan menghirup nafas panjang lalu memberanikan diri mulai melangkah.

Ia harus melewati ruangan tersebut untuk menuju kamar tidur.


Saat saklar ditekan, semua ruangan terlihat biasa saja, tidak terlihat ada hal yang aneh, termasuk penampakan sosok tadi yang sudah lenyap.

Hendra pun melangkah untuk istirahat di kamar. Ia yang membaringkan diri belum bisa mencerna atas kejadian yang baru saja dialami. “Bagaimana mungkin lampu padam tanpa sebab,” batinnya.

Untuk beberapa saat dia masih belum bisa memejamkan mata. Kali ini ingatannya membayang pada lukisan di hotel tadi. Ia merasa ada kemiripan dengan sosok yang dilihatnya, meskipun hanya sekilas pandan.

Baru kali ini Indra menemui hal mistis dalam hidupnya, ia hanya berdoa semoga apa yang dialami bukan sesuatu yang membahayakan.

****

Pada akhirnya rasa capek membuatnya tertidur yang langsung disambut mimpi, di sana ia melihat sosok dalam lukisan tersebut tersenyum, namun juga menangis di sebuah kamar yang gelap. Air matanya mengalir, menunjukkan ada sesuatu yang membuatnya tidak bahagia.

Perempuan berkebangsaan Tionghoa itu sendirian bercermin di dalam kamar. Matanya tajam menatap Hendra sambil mengusap rambutnya yang panjang terurai.

Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki, disusul suara dari pintu kamar terbuka. Sesosok lelaki yang terlihat sama dengan Hendra masuk, kemudian menekan saklar, namun bukannya lampu menyala melainkan meletup, yang membuat setiap pecahan kaca berserakan. Di saat itulah Hendra terjaga dari tidur.

****

Hendra kembali menemui dunia nyata yang gelap, semua lampu di rumahnya redup. Hendra segera bangkit untuk menyalakan kembali setiap lampu dan kejadian tidak terduga pun dia alami.

Setiap lampu yang dinyalakan meletup. Semakin terkejut ketika jam dinding berdentang menandakan sudah pukul satu dini hari.

Hendra yang sadar jika jam tersebut sudah rusak hampir setahun lamanya dibuat semakin ketakutan. Dia pun memutuskan mencari kunci pintu untuk keluar rumah saja, namun sayang dia lupa menaruh kunci tersebut.

Perasaannya semakin kacau ketika melintas bayangan putih di area ruang tamu, disusul kemudian dengan hawa dingin yang mendadak menyelimuti, bersamaan dengan itu terdengar sayup suara nyanyian berirama Tionghoa.

Sungguh teror yang membuat Hendra tidak bisa berpikir lagi, dan ketika nyalinya sudah benar-benar ciut, sosok wanita bercermin samar-samar bersarang di penglihatannya. Sosok itu berdiri tepat di depan lemari kaca di ruang tengah.

Dengan perlahan Hendra yang dicekem ketakutan kembali ke kamar, yang bisa dilakukan hanyalah berdoa sambil membiarkan rasa ngeri terlewati malam itu, dia berharap pagi segera datang menghapus ketakutannya. Hendra terdiam di kegelapan di balik selimut tebal.

Sayup-sayup lagu Tionghoa yang tidak dikenalnya masih terdengar menyeramkan dan membuatnya tidak bisa tidur sampai pagi menjelang. Hendra selalu mendengar setiap kali jam dinding warisan kakeknya itu berdentang lantang.

Ketika membuka selimut keadaan telah berubah, lampu yang semalam meletup ternyata masih bagus dan bahkan masih menyala. Semua tampak normal tidak ada satu pun lampu yang mati.

Bahkan saat mengecek jam dinding jam tersebut masih hidup hanya saja tidak mengeluarkan bunyi seperti semalam. Sungguh sesuatu hal di luar nalar telah ia alami.

Segera Hendra berwudhu untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim.

****

Pagi itu Hendra yang merasa penasaran, mencari tahu tentang sosok di dalam lukisan tempatnya bekerja.

Setahunya lukisan tersebut adalah wanita Tionghoa, namun Hendra tidak tahu siapa sebenarnya wanita itu.

Hendra pun mendatangi kediaman salah seorang tukang kebun yang dianggap senior di hotel itu.

Dari orang itulah Hendra tahu tentang wanita dalam lukisan tersebut, ternyata lukisan itu juga dianggap sebagai lukisan yang mistis.

“Beberapa orang pegawai hotel termasuk beberapa tamu pernah bersaksi jika ditemui sosok perempuan di dalam lukisan setelah menyaksikan lukisan tersebut.” Tukang kebun itu berkisah.

“Dalam sejarahnya, perempuan di dalam lukisan itu merupakan seorang gadis cantik keturunan Cina yang lahir di Semarang pada tanggal 21 Oktober 1889, dan dia meninggal di Amerika Serikat pada tahun 1992.”

“Ayahnya salah seorang pemilik pabrik gula dan merupakan orang terkaya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.”

“Banyak yang mengenal ayahnya dengan berbagai panggilan, ada yang memanggil Raja Gula Asia, ada juga yang memilih julukan Lelaki 200 juta Golden, ada yang mengenalnya dengan nama orang terkaya di Asia Tenggara dari Semarang.”

“Menurut cerita, sang ayah memiliki 18 Gundik yang telah melahirkan 42 anak. Perempuan di dalam lukisan itu sendiri lahir dari istri kedua ayahnya.”

“Pada tahun 1909, perempuan di dalam lukisan tersebut menikah dengan seorang Agen Konsulat Inggris di Semarang. Mereka tinggal di kawasan elit Inggris dan memiliki seorang anak, sebelum kemudian bercerai pada tahun 1920.”

“Perempuan di dalam lukisan itu kemudian dijodohkan oleh sang ibu dengan seorang duda yang sudah memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya pada tahun 1921.”

“Selang 3 tahun dari pernikahan, sang ayah meninggal secara mendadak. Yang menjadi persoalan, adalah warisan yang dibagi tidak merata.”

“Ayahnya meninggalkan warisan sekitar 200 juta Golden Belanda atau sekitar 27 triliun. Karena itu sosoknya dikenal dengan nama Lelaki 200 juta Golden.”

“Pada tahun 1923 sang suami terpilih menjadi Menteri Keuangan Dalam dan Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok yang Kemudian pada tahun 1926-1927. Perempuan di dalam lukisan resmi tercatat dalam sejarah sebagai ibu negara pertama Tiongkok ketika sang suami menjabat sebagai presiden sementara.

“Usai suaminya tidak menjabat lagi, hidup mereka pun berpindah-pindah, sebelum akhirnya meninggal dunia di Indonesia pada tahun 1992.”

“Bagi sebagian wanita zaman itu, perempuan di dalam lukisan tersebut dipandang sebagai wanita yang penuh keberkahan. Dia lahir dari keluarga kaya raya dan juga dikaruniai wajah rupawan. Dia dibesarkan dalam rumah yang sangat besar, luasnya mencapai 9,2 hektar dengan perpaduan gaya arsitektur Eropa dan Cina. Terdapat 200 ruangan, dapur, villa pribadi, dan 2 paviliun besar.”

“Tidak hanya itu, keluarganya juga punya kebun binatang pribadi di rumah, namun dibalik semua kemewahan, dia sebenarnya merasa tidak bahagia.”

“Hal itu dituangkan dalam buku novel. Buku itu berkisah perjalanan hidup perempuan di dalam lukisan itu yang luar biasa.”

“Ia lahir dengan kemewahan, kehormatan, banyak materi, tapi tidak memunculkan kebahagiaan. Ia mengaku bahwa kekayaan keluarganya yang seolah tidak terbatas itu malah membuat keluarganya terjerat berat.”

“Disebut kalau semua berambisi untuk saling menguasai. Selain itu kehidupan rumah tangganya bersama suaminya juga tidak serta-merta membuatnya bahagia.”

“Lukisan yang berada di hotel merupakan salah satu peninggalannya. Di balik kisah anak Raja Gula, lukisan seram itu menyimpan banyak tanya.”

“Pelukis dari perempuan itu juga tidak diketahui.”

“Tidak jarang lukisan perempuan yang masih kerabat jauh Tugu Group pemilik Hotel Tugu Malang itu banyak dibahas oleh media karena aura mistisnya yang sangat kuat,” jabar tukang kebun itu panjang lebar di hadapan Hendra.

Hendra terdiam menyimak cerita si tukang kebun, sesaat kemudian dia menarik nafas dalam lalu memberitahukan teror yang dialaminya. Hendra juga minta saran agar tidak ada gangguan gaib tersebut.

Lelaki tua tersebut memberitahukan, “Kalau dari pengalaman beberapa orang yang diteror, hanya sekitar 3 hari kejadian itu berlangsung. Selanjutnya tidak ada lagi penampakan yang mengganggu,” katanya.

Percakapan itu pun berakhir dan Hendra tetap merasa was-was.

Jalan keluar yang didapat adalah dia harus bersiap mental dalam menghadapi teror selanjutnya.

****

Hendra merasa cukup tenang karena tidak menemui teror itu lagi, namun rasa lega itu hanya sementara saja karena sosok dalam lukisan itu justru datang di waktu yang tidak menentu, terkadang seminggu, 10 hari, sebulan, bahkan pernah berselang 4 hari mendatanginya.

 Hal itu membuat Hendra mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaannya dan semenjak itulah penampakan bulan tidak lagi ditemui.

****



Peristiwa tersebut menjadi pengalaman menyeramkan yang ditemui sepanjang hidup Hendra. Setelah itu dia melamar pekerjaan di tempat lain dan sampai saat ini Hendra menekuni pekerjaannya sebagai salah satu bagian dari pegawai PLN.

END.


PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search