Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS LUPA JALAN KE NERAKA

 ABU NAWAS



Di kampung Abu Nawas ada seorang pemuda yang suka iseng dan berbuat usil. Hampir semua orang pernah merasakan apes dikerjai oleh si pemuda, dan yang membuat warga kesal, si pemuda sama sekali tidak punya sopan santun. Jangankan kepada yang lebih muda, kepada yang lebih tua saja ia berani berbuat usil. Si pemuda tidak peduli, baginya yang penting membuat dirinya puas dan tertawa.

Suatu kali si pemuda merasakan suntuk. Ia pun memutuskan jalan-jalan keliling kampung untuk menghilangkan rasa suntuknya. Saat ia sedang asyik menikmati suasana perkampungan, dari kejauhan ia melihat sosok orang tua sedang berjalan dengan menggunakan tongkat di tangannya. Orang tua tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Abu Nawas. Maka terbesitlah di benak si pemuda untuk mengerjai Abu Nawas.

Ia pun mengikuti ke mana Abu Nawas pergi dan ternyata Abu Nawas berhenti di sebuah warung tempat ia biasa nongkrong. Abu Nawas lalu duduk membaur bersama kawan-kawannya.

Si pemuda segera saja menghampiri Abu Nawas. “Saya perhatikan Kakek, berjalan lambat. Padahal Kakek, ‘kan menggunakan tongkat?” tanya si pemuda.

Melihat kedatangan si pemuda yang tiba-tiba dan bertanya tanpa permisi, sempat membuat Abu Nawas terkejut. “Saya ini, ‘kan sudah tua? Jadi wajar kalau jalannya lambat. Beda dengan kamu yang masih muda,” jawab Abu Nawas.

“Iya benar, Kek. Kakek, sudah terlihat sangat tua. Kira-kira kapan Kakek mati?” tanya si pemuda.

Abu Nawas tersentak dengan pertanyaan tersebut, begitu juga dengan orang-orang di sampingnya.

“Maaf, Anak muda. Bisa kamu jelaskan apa maksud pertanyaanmu tadi?” minta Abu Nawas dengan serius.

“Kalau Kakek mati saya mau titip surat buat ayah saya. Ayah saya telah mati beberapa tahun yang lalu,” ujar si pemuda dengan tertawa.

 Abu Nawas tentu saja menjadi kesal dengan ucapan si pemuda, tapi Abu Nawas tahu kalau sampai ia menunjukkan kekesalannya justru akan membuat si pemuda tertawa puas karena berhasil mengerjai dirinya.

Abu Nawas tetap akan menjawab permintaan tersebut namun dengan kalimat yang penuh makna. “Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kepercayaanmu, tapi saya mohon maaf, dengan sangat terpaksa saya tidak bisa memenuhi permintaanmu, Wahai anak muda,” kata Abu Nawas.

“Kenapa, Kek? Apakah Kakek keberatan? Suratnya nanti saya selipkan di kain kafanmu,” ucap si pemuda mencoba meledeknya kembali.

“Bukan masalah itu. Sebab kalau saya nanti mati saya tidak tahu arah jalan menuju neraka jahanam, tapi jangan khawatir, Anak muda. Saya punya solusinya. Lebih baik kau pergi saja ke negara. Nanti surat yang akan kau berikan kepada ayahmu kamu bisa titipkan sama Firaun. Dia pasti tahu alamatnya,” balas Abu Nawas.

Spontan saja ucapan Abu Nawas ini mengundang gelak tawa orang-orang di sana. Mereka tak henti-hentinya tertawa terpingkal-pingkal sementara si pemuda mukanya mendadak berubah pucat. Karena menahan malu ia pun langsung mengeloyor pergi meninggalkan Abu Nawas.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search