Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS DIHUKUM MASUK KANDANG SINGA

 ABU NAWAS



Suatu saat Abu Nawas menjahili Baginda Raja, namun sifat usilnya kali ini bisa terbilang kelewat batas, sebab Baginda Raja hampir saja kehilangan nyawanya. Akibatnya Baginda Raja menjadi sangat murka dengan ulah Abu Nawas.

Sebenarnya perbuatan Abu Nawas semata-mata hanya ingin membalas atas perlakuan Baginda Raja kepadanya, karena bukan sekali dua kali Abu Nawas juga hampir celaka karena perbuatan usil Baginda Raja.

Saat ini Baginda Raja diselimuti amarah yang sangat memuncak. “Cari Abu Nawas! Tangkap dan bawa ke sini!” titah Baginda Raja.

Beberapa pengawal kerajaan langsung berangkat menuju rumah Abu Nawas.

Sesampainya di sana, para pengawal ini langsung menangkap Abu Nawas dengan kasar.

“Apa-apaan ini. Apa salah saya?” tanya Abu Nawas ketakutan.

“Kami diperintah raja untuk menangkapmu. Kalau kamu menolak kami tetap akan membawamu dengan cara paksa,” jawab para pengawal.

Abu Nawas pun hanya bisa pasrah. Ia kemudian digiring ke istana dan dihadapkan kepada Baginda Raja.

“Ampun, Paduka Yang Mulia. Kenapa saya diperlakukan kasar begini?” tanya Abu Nawas.

“Kamu jangan pura-pura tidak tahu! Kamu telah membuat saya murka! Perbuatan usilmu kemarin hampir saja membuat saya mati. Kamu keterlaluan dan sangat kurang ajar!” jawab Baginda Raja penuh emosi.

“Maafkan saya, Paduka Yang Mulia. Saya khilaf,” balas Abu Nawas.

“Saat ini sudah tidak ada maaf bagimu. Kamu harus dihukum mati!” bentak Baginda Raja.

“Lalu dengan cara apa saya dihukum mati, Paduka? Dipancung atau digantung?” tanya Abu Nawas.

“Bukan. Bukan dengan cara seperti itu, karena hukuman seperti itu hanya jadi bahan lelucon bagimu,” balas Baginda Raja bertambah emosi.

Abu Nawas menangkap keseriusan pada diri Baginda Raja. “Sepertinya Paduka tidak main-main. Ia terlihat sangat marah padaku,” pikir Abu Nawas.

Bahkan semua para menteri dan prajurit menundukkan kepalanya. Tak ada yang berani menatap Baginda Raja.

“Hai, Pengawal! Masukkan Abu Nawas ke dalam kandang singa!” Terlihat Baginda Raja memecahkan keheningan.

Para menteri dan segenap prajurit terkejut mendengar perintah tersebut, karena walau bagaimanapun Abu Nawas adalah sosok yang baik sering berjasa mengungkap kasus-kasus di dalam istana yang sulit terpecahkan. Mereka tidak sampai hati bila melihat Abu Nawas tewas mengenaskan diterkam oleh seekor singa yang buas, tapi karena ini adalah titah Baginda Raja tidak ada seorang pun yang berani menentangnya.

Lalu salah seorang Penasihat Istana berkata. “Ampun, Paduka yang Mulia. Apakah tidak berlebihan hukuman yang Paduka, berikan? Bukankah lebih baik bila Abu Nawas dihukum penjara saja,” ujar Penasihat Istana mencoba membela Abu Nawas.

“Kalau kamu tidak suka dengan keputusanku, kamu boleh ikut dengan Abu Nawas!” hardik Baginda Raja.

Sang Penasihat Istana hanya terdiam. Ia tak berani membantahnya.

Sementara Abu Nawas tertunduk lesu mendengar keputusan tersebut. Tubuhnya langsung lemas dan gemetaran, namun ketika dirinya hendak dimasukkan ke dalam kandang singa, Abu Nawas berkata, “Ampun, Paduka Yang Mulia. Hamba ikhlas menerima hukuman ini dan hamba sudah pasrah, tapi berilah waktu hamba 3 bulan. Hamba ingin agar di akhir kematian hamba disibukkan oleh amal ibadah,” pinta Abu Nawas.

Sejenak Baginda Raja terdiam. Tidak berapa lama kemudian Baginda Raja berkata. “Baik. Aku kabulkan permintaanmu, tapi selama itu pula kamu harus hidup dalam penjara dan kamu dilarang menemui keluargamu,” balas Baginda Raja.

Abu Nawas pun menyetujui syarat tersebut. “Kalau diperkenankan. Bolehkah saya minta satu permintaan lagi,” tutur Abu Nawas.

”Apa permintaanmu?” tanya Baginda Raja.

“Supaya kehidupanku di dalam penjara tidak membosankan. Izinkan saya memberi makan singa yang ada di kandang,” jawab Abu Nawas.

“Tidak masalah. Nanti ruang penjaramu bersebelahan dengan kandang singa,” ujar Baginda Raja.

Maka dimasukkanlah Abu Nawas ke dalam penjara.

****

Di bulan pertama Abu Nawas menghabiskan waktunya dengan beribadah, sedangkan tiap pagi dan sore waktunya ia habiskan untuk memberi makan singa.

Di bulan kedua dan ketiga Abu Nawas semakin tekun beribadah. Ia juga semakin rajin memberi makan singa. Abu Nawas memperlakukan Singa itu layaknya seorang sahabatnya.

Tiga bulan pun berlalu dan tibalah saatnya bagi Abu Nawas untuk menjalani hukuman atas perintah Baginda Raja. Beberapa pengawal istana memasukkan Abu Nawas ke kandang singa sementara para menteri yang ikut menyaksikan merasa iba dengan nasib Abu Nawas, tapi tiba-tiba terjadi peristiwa yang tidak terduga saat Abu Nawas berada di dalam kandang singa. Singa tersebut tidak menerkamnya yang ada justru Singa itu menjilati kaki dan tangan Abu Nawas. Abu Nawas pun membalasnya dengan mengelus-elus tubuh dan kepala singa. Singa yang terkenal buas itu mendadak tunduk dan menurut kepada Abu Nawas.

Sontak saja pemandangan ini membuat mereka yang hadir menjadi terkejut dan heran.

Beberapa menteri saling berbisik. “Abu Nawas ternyata punya kesaktian,” ujar salah satu dari mereka.

Karena singa tak mau menerkam Abu Nawas akhirnya Abu Nawas pun dikeluarkan dari kandang dan disuruh menghadap Baginda Raja.

“Hai, Abu Nawas! Kenapa Singa itu tidak mau memakanmu. Kamu punya kesaktian?” tanya Baginda Raja.

“Sama sekali. Saya tidak punya kesaktian, Paduka,” jawab Abu Nawas.

“Tapi kenapa singa itu tidak mau memakanmu?” tanya Baginda Raja kembali.

“Begini, Paduka Yang Mulia. Selama 3 bulan ini saya rutin memberi singa itu makan dan minum dan saya juga memperlakukan dia dengan baik, oleh sebab itulah saya tidak dimangsanya, sebab ia pikir saya adalah orang yang berjasa bagi dia. Padahal hanya 3 bulan saya memperlakukan dia dengan baik. Dia memang seekor singa yang buas, tapi dia tahu balas budi. Buktinya dia tidak memangsaku. Sedangkan Paduka sendiri, bertahun-tahun saya mengabdi kepada Paduka dan berjasa bagi istana ini, tapi hanya karena satu kesalahan, Paduka begitu tega menjatuhkan hukuman mati kepada saya,” tutur Abu Nawas menjelaskan.

Mendengar hal itu Baginda Raja pun menyadari akan kesalahannya. “Maafkan aku, Abu Nawas. Saya telah berbuat khilaf. Baiklah sekarang kamu boleh pulang dan ini ada hadiah uang untukmu dan keluargamu. Terimalah sebagai rasa terima Kasihku karena telah menyadarkanku,” ujar Baginda Raja.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search