Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PERIAS JENAZAH

 Kematian merupakan suatu proses universal yang pasti dialami oleh setiap manusia meskipun kematian sifatnya individual, namun proses kepengurusan jenazahnya tidak lepas dari masyarakat yang ada di sekitarnya.

Jika seseorang meninggal dunia, dia sudah lepas dari tanggung jawab duniawi, dan jika tubuhnya dibiarkan, semakin lama akan membusuk hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Maka dari itu, orang-orang yang masih hidup di sekitarnya memiliki kewajiban untuk mengurusnya.

Setiap masyarakat yang hidup di daerah tertentu pasti memiliki cara khusus terkait kepengurusan jenazah ini. Bisa jadi cara tersebut sama atau berbeda sama sekali antara daerah yang satu dengan lainnya, dan inilah kisah mistis yang dialami oleh Simar yang bekerja di salah satu perusahaan peti mati.

****

Simar sang perias jenazah.

Tidak pernah terlintas di benak di Simar untuk bekerja sebagai perias jenazah. Sebelum menikah, ia bekerja sebagai karyawan bagian administrasi pada sebuah perusahaan ekspedisi muatan kapal laut selama 3 tahun, kurang lebih pada tahun 1978.

Pekerjaannya sebagai perias jenazah ini bermula dari sebuah kebetulan ketika pada tahun 1982 seorang Majelis Jemaat menawarkannya sebuah pekerjaan sebagai bentuk pelayanan di bidang kematian. Saat itu Simar langsung menyetuju saja dan mulai bekerja pada perusahaan peti mati selama 5 tahun.

Simar merupakan orang pertama yang bekerja sebagai perias jenazah di perusahaan peti mati tersebut karena sebelumnya hanya menjual peti mati saja tanpa merawat jenazah.

Ketika memutuskan menjadi perias jenazah pada tahun 1986, Simar merawat jenazah-jenazah tersebut di rumah sakit atau rumah-rumah pribadi karena pada saat itu belum terdapat tempat persemayaman jenazah seperti yayasan sekarang ini.

Ia bekerja sebagai perias jenazah dikarenakan sang suami tidak ingin jika ia bekerja dan hanya disuruh menjadi ibu rumah tangga saja, Simar juga menyuruh kedua putrinya merasakan hal itu setiap hari.

Pernah Simar berusaha untuk tiba di rumah sebelum Rustam pulang dari tempat kerjanya sehingga sang suami tidak mengetahui, namun pada akhirnya rahasia itu diketahui oleh Rustam setelah menjadi perdebatan Simar pun mampu melunakkan hati sang suami ditambah lagi penghasilan yang didapat Simar bisa dipergunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena saat itu pendapatan Rustam sebagai tenaga penjualan salah satu merek rokok masihlah kurang.

Namun, ketika keluarganya tahu kalau dia menjadi perias jenazah sang ayah menyuruh agar dia meninggalkan pekerjaan tersebut, alasannya adalah karena dalam sejarah keluarga mereka tidak pernah terdapat anggota keluarga yang menjadi perias jenazah.

Simar juga mendapat teguran dari tetangga dan orang-orang sekitar untuk berhenti bekerja menjadi perias jenazah.  Menurut mereka, pada saat itu usianya masihlah muda dan anak-anaknya juga masih kecil. Orang-orang sekitar menganggap bahwa pekerjaan sebagai perias jenazah bukanlah pekerjaan yang umum, tidaklah pantas dilakukan oleh seseorang yang usianya masih relatif muda dan masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Dari banyaknya masukan itu pada akhirnya Simar memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya yang kemudian melamar menjadi salah satu anggota di sebuah orkestra, itu pun karena usul salah seorang temannya. Akan tetapi, Simar hanya bertahan selama satu tahun pada pekerjaan barunya itu yang karena satu hal grup orkestra dibubarkan.

Setelah melakukan perenungan beberapa kemudian ia kembali melamar di perusahaan penyedia peti mati. Lambat laun pihak keluarga maupun orang-orang dekat mulai bisa menerima kenyataan mengenai rencana Tuhan dalam hidupnya.

Saat merawat dan memandikan jenazah, Simar menganggap bahwa jenazah tersebut adalah anak atau anggota keluarganya sendiri yang meninggal sehingga ia merawatnya dengan penuh kasih tanpa merasa jijik sedikit pun. Apabila harus merawat luka-luka yang ada di bagian tubuh jenazah yang terkadang sudah mengeluarkan ulat dan bau yang tajam ia memperlakukan jenazah secara lembut dan hati-hati. Pada saat mengganti baju jenazah juga sangat teliti supaya kehormatan jenazah tetap terjaga.

Simar selalu membuat jenazah lebih indah, hasil akhirnya adalah membuat jenazah terlihat seperti masih hidup sehingga pihak keluarga merasa puas terhadap kerja yang dilakoninya.

Simar bertahan dengan pekerjaan sebagai perias jenazah di perusahaan tersebut selama 11 tahun. Selama itu pula banyak kejadian mistis yang dialami, di antaranya adalah pernah sekali waktu mayat yang ia rias tampak berbicara, selain itu juga mereka menemuinya dalam mimpi sembari mengucapkan terima kasih.

Simr juga pernah merias pada pukul setengah dua pagi yang pada saat itu jenazah yang ia rias mendadak didatangi oleh sosok yang sama persis dan langsung mendekati serta menangis. Ketika tersadar akan hal tidak wajar itu ia dikejutkan dengan lampu yang mendadak mati, ia pun beranjak pergi keluar ruangan, dan ketika sudah tenang ia kembali masuk, tampak lampu sudah hidup dan tidak ada seorang pun yang berada di ruangan.

Masih banyak kejadian di luar logika yang ia temui, namun yang selalu diingat adalah sebuah kejadian yang membuatnya berpindah pada perusahaan penyedia peti mati lain. Pada saat itu sekitar pukul 17.00 ketika hendak berangkat mendapat firasat tidak enak dan mendadak kepalanya pusing. Ia tahu persis jika kondisi semacam itu akan terjadi sebuah peristiwa aneh, namun demi tugas ia tetap berangkat melakukan pekerjaannya.

Simar menyalakan beberapa lampu kemudian Mengunci pintu rumah yang kebetulan di hari itu suami dan 2 putrinya sedang berkunjung di rumah salah satu kerabat.

Ketika dalam perjalanan ia mampir di sebuah toko untuk membeli salah satu alat rias yang kebetulan habis, namun begitu turun dari mobil ia ditemui seorang wanita muda yang menyodorkan beberapa alat rias termasuk pula yang hendak ia beli. Wanita dengan muka pucat itu tersenyum tipis tanpa bicara apa pun. Spontan Simar meraih alat rias tersebut dan mengamatinya dengan saksama. Anehnya semua merek alat rias sesuai dengan apa yang dipakai selama ini.

Pada saat ia menanyakan harga, wanita itu hanya menggeleng lalu berpaling melangkah meninggalkannya.

Merasa penasaran Simar meletakkan barang pemberian ke dalam mobil lalu mengejar wanita itu sambil berteriak memanggil.

Sang wanita tidak bergeming sedikit pun, dia terus melangkah tanpa menoleh hingga berbelok ke sebuah sudut jalan dan ketika sampai titik lengan tersebut Simar tidak menemukan sosoknya lagi, yang terlihat hanya beberapa orang yang mengobrol di pinggiran jalan.

Simar menarik nafas dalam lalu beranjak kembali untuk melanjutkan perjalanan.

Begitu sampai di rumah duka ia melihat peti besar berisi mayat wanita yang telah berkulit pucat. Jelas kalau jenazah di hadapannya adalah wanita yang ia temui tadi, sosok yang telah memberinya alat rias.

Masih dalam keheranan, Simar dikejutkan dengan kedatangan wanita yang sama persis dengan jenazah dalam peti dengan mata yang sembab. Wanita tersebut mendekat dengan membawa beberapa alat rias. Wanita itu menyuruh agar segera merias saudara kembarnya dengan sebaik mungkin, dia yang sudah menunggu adiknya dari siang tadi ingin ikut terlibat dalam perhiasan karena ada salah satu alat yang tidak pernah ditinggalkan sang adik selama hidup, dia takut jika Simar tidak memiliki alat rias yang dimaksud.

Simar hanya menggangguk dan mulai melaksanakan tugasnya.

Wanita itu merasa heran saat Simar mengeluarkan peralatan riasnya ternyata perlengkapan yang biasa dipergunakan adik ada semua di kotak ris milik Simar. Melihat itu dia pun mempercayakan pada Simar dan pamit untuk menemui para tamu.

Selama satu jam lebih Simar merias jenazah dengan perasaan mencekam.

Setelah pekerjaannya selesai, Simar langsung bermain minta untuk pulang.

****

Ketika sampai rumah ternyata Rustam dan anak-anak belum pulang, Simar langsung menuju kamar utama untuk menyimpan alat-alat rias, namun pemandangan mengerikan ia temui. Di sana tampak sosok perempuan yang ia rias tadi sedang duduk dan menyisir rambutnya di depan cermin meja rias.


Yang membuat Simar hampir pingsan adalah ketika kepala dan tubuhnya terpisah. Kepala gadis itu ditaruh di meja dan tangannya menyisir kepalanya sendiri.

Dengan tubuh gemetar Simar yang masih membawa peralatan rias sontak saja kembali beranjak keluar, namun di setiap sudut rumah terlihat sosok tersebut bermunculan. Matanya menatap tajam pada Simar seolah ada kemarahan.


Setelah melangkah dengan sekuat tenaga akhirnya Simar mampu keluar dari rumah.

Untuk sejenak ia mengatur nafas dan menenangkan diri di samping mobilnya, ia berpikir ke mana harus pergi.


Setelah mampu menguasai keadaan Simar memutuskan untuk menyusul suaminya, ia juga memutuskan tidak menggunakan mobil, namun memakai jasa objek saja, ia takut jika sosok menyeramkan itu mendadak muncul di dalam mobil. Simar juga tidak berani memasukkan peralatan riasnya dan tetap dibawa.


Simar berjalan menuju pangkalan ojek, begitu sampai di pangkalan, secara kebetulan ia berpapasan dengan Restu.


Restu memang hendak menemuinya di rumah karena ditelepon berulang kali tidak ada yang mengangkat. Restu ingin memberitahukan kalau pihak keluarga wanita itu ada yang komplain sehingga Simar disuruh kembali ke sana.


Dengan mobil Restu, Simar pun memenuhi permintaan orang yang berduka.

Dengan perasaan berdebar, Simar memandang jasad wanita yang juga muncul di rumahnya tadi. Ia memulai merias kembali atas komando dari saudara kembarnya.


Rupanya ada sisir khusus yang dipergunakan juga ada hiasan rambut yang juga spesial. Saudara kembar itu ikut menyisir agak lama dengan air mata kembali tumpah.


Setelah kejadian itu beberapa karyawan perusahaan tempat Simar bekerja juga dihantui sosok wanita tersebut. Mereka mengaku jika melihat penampakan seorang wanita menyisir rambut dengan kepala terlepas. Ada yang melihat penampakannya di wastafel kamar mandi, di depan lemari kaca, di meja rias, bahkan di kaca jendela rumah.

Dari pengakuan rekan kerjanya itu membuat Simar merasa bersalah meskipun tidak ada yang menyalahkannya.

****

Dua bulan kemudian.

Setelah teror wanita itu tidak lagi muncul Simar memutuskan berhenti bekerja. Ia akan istirahat untuk menenangkan diri bersama keluarga.

 Setahun kemudian tepatnya pada tahun 2000, Simar memutuskan untuk pindah ke perusahaan penyedia peti mati lainnya. Di sana ia selalu merawat dan memandikan jenazah karena tugas itu diserahkan sepenuhnya oleh Tari yang terlebih dahulu bekerja di sana.

Simar akan merawat dan memandikan jenazah jika Tari sedang berhalangan dan tidak dapat melakukan pekerjaannya. Simar tidak masalah jika diposisikan sebagai perias jenazah meski memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan rekan kerja yang lain.


Pada akhirnya Simar lebih sering ditugaskan untuk merawat jenazah di luar kota.

Ketika ada pelanggan dari luar kota yang memilih peti mati dan menggunakan jasa perusahaannya untuk menyediakan berbagai keperluan sebelum acara penguburan jenazah.

Seiring berjalannya waktu dia pun sudah dikenal oleh pelanggan-pelanggan perusahaan yang berada di luar kota. Simar yang berpengalaman dianggap lebih paham dalam mengurus berbagai keperluannya.

Simar tidak hanya bertugas untuk memandikan dan merawat jenazah tapi juga bertugas untuk mengatur semua keperluan jenazah terutama yang menganut agama Konghucu. Bagi jenazah yang menganut agama Konghucu mereka harus melakukan sembahyang dan meletakkan beberapa sesaji berupa kue, buah, yang diperuntukkan bagi sang jenazah.


Selain itu, untuk prosesi kremasi dan larung abu juga memiliki peraturannya sendiri, di sini Simar memegang peran penting untuk membantu para keluarga jenazah karena ia sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan.


Selain itu keluarga suaminya juga masih menganut agama Konghucu sehingga sering kali melihat prosesi-prosesi yang dilakukan.

Simar juga biasa membantu para keluarga jenazah untuk menghias peti dan menjadi pemandu pada saat akan berlangsungnya pemakaman agar acara pemakaman dapat berlangsung dengan baik.

SELESAI

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search