Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MISTERI SULIKAH EPISODE 2

 TOMPEL (EPISODE 2)



Sri kemudian mengelus lembut kepala bayi yang digendong perempuan dengan jarit tadi, kemudian Sri mencoba menggendongnya.

Sementara Yadi terus mengetuk pintu sambil memanggil-manggil. “Mbak! Mbak, permisi!”

Akhirnya keluarlah perempuan itu. “Maaf, Mbak. Mobil kami mogok. Kami mau menumpang berteduh sambil menunggu hujan reda,” ucap Yadi.

Perempuan itu tidak menjawab, hanya terdiam dengan tatapan mata kosong ke arah Sri yang menggendong sang bayi.

“Maaf, Mbak.”

“Kenapa bayi ini ndak diajak ke dalam.”

“Kasihan.”

“Kedinginan nanti.” Sri berucap berucap sambil menggendong sang bayi.

Perempuan itu tetap diam. Saat itulah hujan tiba-tiba reda.

Dalam cahaya lampu templok, perempuan itu tersenyum pada bayinya dan berkata, “Kalian, tolong rawat dan jaga  bayiku. Jangan sia-siakan dia.”

Setelah berbicara, perempuan itu kembali masuk rumah dan menutup pintu.

Krek ....

Brak!

“Mbak!”

“Mbak, apa maksudmu, Mbak!” Dengan menggendong bayi Sri berteriak sambil menggedor pintu.

Dok! Dok! Dok!

“Mbak, buka!”

Pintu pun terbuka dengan sendirinya.

Krek ....

Yadi kemudian memilih masuk, memanggil, mencari keberadaan perempuan tersebut.

“Mbak!”

“Mbak!”

 Dalam temaram lampu, mereka mencari sampai ke sudut-sudut rumah, tapi tidak ada siapa pun dan mereka dikejutkan dengan suara mobil yang tiba-tiba menyala dengan sendirinya.

Seketika mereka pun bergegas keluar.

“Apa yang harus kita lakukan dengan bayi ini, Mas?” tanya Sri bingung.

“Mungkin ini pemberian Tuhan untuk kita. Lebih baik kita bawa bayi ini, dan kita harus punya alasan yang tepat bila nanti keluarga maupun tetangga ingin tahu dari mana asal bayi ini,” jawab Yadi.

“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini, Sri.”

Keduanya bergegas kembali menuju mobil.

“Masuk.” Yadi mempersilakan istrinya yang menggendong bayi itu masuk.

“Bagaimana dengan perempuan itu, Mas?”

Yadi memilih tak menjawab.

Sebelum mereka melaju, Sri mengamati wajah cantik bayi tersebut. Tampak manis sekali dengan tahi lalat di pipi kirinya.

Setelah itu Yadi kembali melajukan mobil, melanjutkan perjalanan, meninggalkan tanda tanya yang mulai terlupa.

****

3 tahun kemudian.

Hari-hari dilewati Sri dengan sukacita. Sri telah menjadi seorang ibu, meskipun tidak pernah melahirkan dan menyusui. Anak yang ditemukan itu diberi nama Sulikah.

Anak yang cantik itu semakin bertambah umur. Tahi lalat di pipi kirinya semakin melebar hingga menjadi tompel yang cukup besar memenuhi pipinya. Bicaranya pun agak kesulitan dan mulai tambah gagap.

Sejak mengasuh Sulikah, akhirnya Sri positif hamil, tapi sayang kehamilan itu hanya beberapa minggu saja karena dia mengalami keguguran yang tanpa sebab.

Mendadak saja janin raib dengan sendirinya, dan hal itu terulang hingga tiga kali kehamilan. Sejak saat itulah sikapnya pada Sulikah mulai berubah. Yadi dan Sri menganggap Sulikah pembawa sial, bukan pembawa keberuntungan.

Seharusnya mereka bersyukur, karena Tuhan sudah menunjukkan kuasanya tentang kehamilan yang dialami. Sesuatu yang dirindukan selama menjalin rumah tangga dan sudah dapat dipastikan bahwa Sri maupun Yadi tidaklah mengalami kemandulan.

Karena anggapan negatif tentang Sulikah, mereka sering memarahi anak angkatnya itu. Membiarkan Sulikah dipaksa mandiri, disuruh makan, mandi, termasuk berpakaian sendiri. Bahkan Yadi ikut-ikutan sering memarahi. Sulikah selalu dibentak.

Kejadian itu terus berlanjut, membuat Sulikah menjadi trauma terhadap orang tuanya sendiri.

****

4 tahun berikutnya.

Saat Sulikah sudah menginjak usia 7 tahun, gadis kecil itu menjadi bahan ejekan teman-temannya. Hal itu dikarenakan tompel di wajahnya. Sulikah pun menjadi sering menyendiri, tidak mau lagi mendekat pada anak sebayanya.

Di sisi lain rasa takut pada kedua orang tuanya terus menghantui hari-hari yang ia dilewati,  apalagi semenjak Sri kembali hamil.

Sri benar-benar menjaga betul kandungannya tanpa memperhatikan Sulikah, gadis belia itu semakin kehilangan masa kecilnya.

****

9 bulan kemudian.

Hari ini Sulikah diajak ayahnya menunggu Sri yang akan melahirkan di rumah sakit.

Kehamilan yang keempat ini Sri menjaga janin sangat hati-hati, dan hal itu pun berbuah keberhasilan.

Didampingi sang suami, lahirlah bayi yang dinantikan, bayi perempuan yang sangat sempurna.

“Oek! Oek! Oek!”

Tampak Yadi mencium istrinya dengan hangat, lalu mengusap sisa bulir keringat yang membasahi wajah istrinya. Mereka pun tersenyum dengan sukacita.

Sementara Sulikah memandang kebahagiaan kedua orang tuanya dengan wajah yang penuh rasa takut. Ia takut jika ayah dan ibunya semakin kasar, tentu karena ada sosok yang lebih diutamakan.

****

Dan apa yang dikhawatirkan memang terjadi. kehadiran seorang anak kandung membuat keluarga Yadi membuat Sulikah semakin dilupakan. Adik Sulikah yang diberi nama Diah itu jauh lebih disayang dan diperhatikan. Sulikah menjadi tidak terurus, tubuhnya semakin kurus.

Setiap kali dia melakukan kesalahan, selalu mendapat hukuman maupun perlakuan kasar dari sang ayah.

“Bagaimana kalau si tompel itu kita titipkan pada neneknya saja, Mas. Biar menjadi teman di masa tua mereka,” ucap Sri saat berdua dengan suaminya, namun Yadi menolak usulan itu. Yadi tidak mau merepotkan orang tua mereka yang sudah sepuh. Kemudian Yadi mengusulkan mencari pembantu saja untuk mengurus Sulikah.

Belum selesai pembicaraan itu, terdengar bayi mereka menangis dari dalam kamar. Sri segera bangkit dari duduk.

Saat sampai di kamar dilihatnya Sulikah sudah berada di sana dan mencoba menghibur adiknya.

“Sudah berapa kali kubilang padamu, Tompel! Jangan dekati adikmu. Dia itu takut jika melihat wajahmu!” Sri membentak Sulikah.

Sebelum ibunya berbuat kasar, Sulikah sudah berlari lebih dulu meninggalkan kamar dan Yadi yang lihat Sulikah keluar dari kamar langsung menangkapnya.

“Mau ke mana kamu, ha!”

BERSAMBUNG KE EPISODE 3

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search