ALIBI (CERPEN HALLOWEEN)
SINOPSIS
Malam Halloween yang mengantarkan Tiara pada pintu malapetaka.Tak mau terus-terusan dikatakan kalau dunianya hanya seluas kamar, Tiara mencoba merayakan Halloween dengan mengetuk pintu rumah tetangga yang baru saja menempati salah satu rumah di kompleks ini, akan tetapi satu kejutan terjadi setelah ia mengetuk pintu, ternyata itu pintu tetangga yang baru saja pindah.****Tak mendapati camilan manis, justru ia mendapati cecer darah yang membawanya makin masuk ke dalam rumah. Lewat aplikasi berbalas pesan, akhirnya ia tahu kalau adiknya yang bernama Miko ternyata terjebak di salah satu ruangan rumah ini. Segala cara ia lakukan, hingga jerit histeris di kamar mandi mengakhiri pencarian.Alih-alih bisa menjelaskan apa sesungguhnya yang menimpa dirinya, penyidik kepolisian menetapkan Tiara adalah pelaku tunggal pembunuhan pada malam Halloween paling berdarah.****Sosok bertopeng yang ada di luar rumah makin membuatnya tersudut di salah satu benda yang berisi potongan kaki.
31 Oktober 2021.
Duar!
Petir terus menyambar-nyambar diiringi gemuruh angin dalam deras hujan.
"Bantu Papa. Cepat!"
"Kedua mayat ini harus segera kita pindahkan!" teriaknya, satu lelaki dengan seragam polisi.
"Tidak mau. Aku takut, Pa. Hu hu hu." Satu remaja perempuan menangis.
Sementara itu tak jauh dari mobil hitam, terlihat satu perempuan yang terus mendekap seorang bocah laki-laki dengan pakaian kuyup.
"Ma, kita harus segera meletakkan mayat ini!" teriaknya, akan tetapi itu dibalas oleh tangis yang tak kunjung henti.
Dalam langkah cepat, lelaki berseragam itu menghampiri. "Kamu mau karierku hancur, ha!"
"Kita harus segera meletakkannya ke sana sekarang juga!"
Lap!
Duar!
Jagat seketika benderang seiring langit bergemuruh. Tampak jelas tadi sesosok terbujur di tanah dengan darah yang terus mengalir dari kepala. Sementara di sebelahnya tergolek satu anak kecil dengan kepala pecah.
"Kalian ini kenapa, ha! Papa tak sengaja menabraknya!"
"Ma, apalagi yang kamu tunggu! Bantu aku untuk meletakkan kedua mayat ini di atas rel. Setelahnya kita pulang dan semua akan selesai."
"Tidak, Pa. Mama tak mau kalau kita semua akan dipenjarakan," balas perempuan dengan bibir bergetar saat mengucapkannya.
"Hu hu hu. Ma, kita pulang, Ma. Hu hu hu." Bocah kecil berkaus salur itu terus menangis dengan makin erat memeluk pinggang perempuan yang kini berdiri dengan kaki gemetar.
"Bodoh! Kalian semua, mau kita masuk penjara, ha! Dengan tak berbuat apa-apa dan meninggalkan mereka di sini justru akan menjadi kunci untuk membuka sel penjara! Justru kita semua akan dipenjarakan dan kasus ini akan mudah dilacak!"
"Ayo, kita hanya perlu memindahkannya dan aku jamin, semua akan selesai."
****
Hujan makin deras mengguyur. Suasana sekitar yang gelap mendadak kembali terang saat lidah petir menjulur bak membelah langit malam yang terus menumpahkan titik rapat air hujan.
Lap!
Duar!
"Angkat!"
"Tapi, Pa. Hu hu hu."
"Hentikan tangismu! Itu hanya akan melemahkan kamu!"
"Seret dia. Ayo, seret!"
Sementara di kejauhan, satu sorot sinar dari kereta mulai terlihat.
"Cepat! Ini kesempatan kita atau kita semua akan menunggu sampai pagi datang untuk kereta selanjutnya dan membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi! Cepat!"
"Angkat!"
"Tarik! Tarik lagi!"
"Cepat!"
"Pa, bagaimana kalau kereta api mengetahui kita. Hu hu hu."
"Papa bersumpah akan menghukummu bila kau masih bertanya dan tak lekas kau hentikan tangismu itu!"
"Tinggal sedikit lagi. Ayo!"
Bruk!
Satu tubuh terakhir berhasil mereka letakkan.
"Ayo, cepat! Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Ayo!"
Ketiganya bergegas kembali menuju mobil sebelum kereta api benar-benar melintas.
"Tutup pintunya!" Seiring perintah, mobil segera melaju dengan kencang.
Cit!
Brum.
Remaja perempuan itu sempat menoleh ke belakang. Sorot lampu kereta api benar-benar makin jelas mendekat.
"Pa, belok, Pa! Belok dan matikan mobilnya!" teriaknya, perempuan yang terus mendekap bocah laki-laki dalam pangkuan.
Benar, setir seketika dibanting ke kiri dan mobil berhenti tepat pada tikungan jalan.
"Matikan lampunya, Pa!"
Pet!
Dalam suasana gelap, semua yang ada di dalam mobil menoleh ke belakang tepat saat kereta api itu melintas dan menggilas.
Jrat!
Jrat!
Cerita masih berlanjut dan tersedia lengkap di Wattpad. Jangan lupa Vote dan Follow untuk keseruan cerita lainnya.
No comments:
Post a Comment