Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

BILAL MAYIT

 



Memandikan jenazah merupakan profesi yang tidak mudah selain harus ikhlas juga memiliki mental yang kuat, karena mereka tidak tahu dengan kondisi mayat yang dihadapi.

Untuk memandikan jenazah hingga benar-benar bersih perlu waktu agak lama, mulai dari ujung rambut sampai ujung kuku bisa memakan waktu satu hingga satu setengah jam, terpenting pula jenazah yang dimandikan harus berjenis kelamin sama.

Pengakuan dari para pemandi jenazah, biasanya sebelum mendapat tugas memandikan jenazah mereka sering mendapatkan firasat, misalnya bermimpi pada malam hari, didatangi jenazah yang bersangkutan dan Di pagi harinya, yang bersangkutan meninggal dunia.

****

Cerita Maksun.

Melakoni profesi sebagai penjaga instalasi pemulasaran jenazah selama 5 tahun, menyisakan banyak pengalaman yang tidak bisa dilupakan oleh Maksun.

Baginya melihat dan memegang mayat sudah menjadi hal biasa, meskipun bagi orang umum kamar mayat selalu identik dengan hal-hal yang menakutkan. Pemikiran pasti tertuju ke sebuah tempat di sudut paling ujung sebuah rumah sakit, di mana ruangan itu biasanya sempit dan menyeramkan.

Cerita yang selalu melekat di benaknya bermula, ketika Maksun  dan kedua temannya harus mengurus surat-surat di ruang penyimpanan jasad sebuah rumah sakit. Jenazah dari lelaki muda tersebut memang sudah beberapa hari diletakkan di sana dan tidak ada satu orang pun yang mengambilnya. Keluarga pemilik mayat tersebut ternyata memang sudah menyatakan, jika mereka tidak bersedia mengurus jenazahnya. Entah alasan apa yang membuat pernyataan semacam itu keluar.

Sebagai seseorang yang berprofesi pengurus jenazah, Maksun pun harus menjalankan kewajibannya. Dia terlebih dahulu mengisi beberapa dokumen sebelum mengambil jasad tersebut.

Meski telah terbiasa berurusan dengan jenazah, namun entah mengapa, saat itu Maksun merasakan hal yang berbeda. Maksun merasa sedikit gugup sehingga dia pun tidak henti berdoa.

Dan benar saja, ketika menarik laci mayat tempat jenazah disimpan, Maksun mendapati situasi yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Kondisi wajah lelaki muda Itu tampak menyeramkan, dengan wajah berkerut dan lidah menjulur seakan menahan kesakitan yang teramat sangat. Terdapat juga bekas lebah akibat jerat di lehernya.

Hal lain yang membuatnya ngeri di kala mayat itu seakan-akan menatapnya dengan tajam.

Keanehan kembali terjadi, ketika Maksun dan kedua temannya hendak mengangkat jenazah ke atas kereta jasad.

Masing-masing dari mereka memegang anggota tubuh jenazah, tapi sama sekali tidak terangkat. Sosok tubuhnya terasa sangat berat, meski badannya tidaklah gemuk. Berat jenazah tersebut terasa tidak normal sehingga Maksun dan rekannya harus merasakan sakit di sekujur tubuh demi bisa mengangkat ke atas kereta.

Lantas semua mengheningkan cipta sambil berdoa kemudian diakhiri membaca Al-fatihah. Setelah itu jasad pun mampu terangkat meski masih terasa berat.

Keanehan ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Tuhan tampaknya benar-benar ingin menunjukkan kuasanya. Saat menyucikan jenazah, najis yang keluar dari dubur teramat banyak dan teman-teman

Maksun berusaha terus mengurut perut jenazah tersebut agar sisa kotoran dalam tubuhnya bisa dikeluarkan, namun kotoran tersebut tampaknya tidak bisa habis. Setiap jenazah digerakkan setiap kali pula najisnya kembali keluar, hingga akhirnya Maksun terpaksa menyumbat dengan kapas sebanyak mungkin agar proses mengurus jenazah bisa berlanjut.

Setelah itu, berlangsung proses mengafani, namun perasaan lega hanya sebentar saja hadir. Sekali lagi Maksun diuji ketika mendadak darah mengalir dari mulut dan hidung jasad.

Sebenarnya situasi seperti ini lumrah ditemui ketika mengurus jenazah yang mengalami pendarahan dari dalam, namun kali ini sangat berbeda, darah tersebut sangat banyak dan sangat kental.

Dengan sabar Maksun menunggu dan terus mengusap darah tersebut. Setiap kali terlihat akan berhenti tanpa membawa waktu dia menyucikan darah tersebut dengan kapas, namun lagi-lagi darah kental kembali keluar.

Sambil menunggu, Maksun terus berdoa dalam hati, hingga setelah sekian menit hal itu pun berakhir dengan sendirinya, proses akhir jenazah selesai disalatkan dan siap dikebumikan di tanah pekuburan.

****

Keadaan mencekam berlanjut di malam berikutnya, di mana Maksun menemui hal-hal mistis yang tidak biasa.

Di saat tengah malam, Maksun terbangun dari tidur karena dikejutkan suara tangisan seorang lelaki.

Saat menengok keluar jendela, lelaki muda itulah yang terlihat di seberang jalan. Mukanya pucat pasi, menangis tersedu penuh penyesalan.

Maksun tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa semoga tidak terjadi hal buruk atas dirinya.

Setelah beberapa saat doanya pun terkabul, sosok tersebut lenyap dengan sendiri, namun bukan malam itu saja Maksun dihantui, dia diteror hingga 11 malam berturut-turut.

Meskipun begitu, Maksun tidak mencoba mencegah dan meminta bantuan orang lain ataupun orang pintar. Dia berpendapat, bahwa Tuhanlah tempatnya berserah, dan pada akhirnya, sosok lelaki muda itu tidak pernah lagi muncul penampakan diri.

****

Setelah ditelisik, lelaki tersebut diketahui meninggal dengan cara menggantung diri di kipas yang berada di atap kamarnya.

Dia merasa patah hati karena sang kekasih pergi meninggalkannya dan malah lebih memilih untuk menikah dengan orang lain, padahal usia lelaki tersebut masih terbilang sangat muda yakni 20 tahun.

Maksun menceritakan pengalaman ini dengan tujuan agar orang-orang mampu mengambil hikmah bahwa bunuh diri sungguh sesuatu yang sangat dibenci oleh Tuhan.

Cerita ini tentu menjadi pelajaran jika bunuh diri hanya pikiran bodoh dan bukanlah jalan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.

****

Mbok Sumirah

Kisah mistis saat memandikan jenazah juga dialami oleh Mbok Sumirah, seorang pemandi jenazah di salah satu kampung di bawah kaki Gunung Salak.

Mbok Sumirah ini sudah lama berprofesi sebagai pemandi jenazah di kampungnya.

Suatu hari Mbok Sumirah menerima kabar duka, bahwa ada seorang perempuan janda beranak satu, tetangga desanya yang meninggal dunia.

Dulu sebelum meninggal dunia diketahui, kalau perempuan ini bekerja di ibukota untuk menghidupi anak semata wayangnya, namun secara tiba-tiba dia pulang dalam keadaan sakit.

Saat pulang perempuan ini sudah dalam kondisi memprihatinkan.  Dia tidak mau makan matanya sayu, kulitnya berwarna kuning agak bersinar, dan perutnya membesar. diagnosis dokter menyebutkan kalau dia menerima penyakit lever akut.

Setelah beberapa bulan bertahan dari penyakit yang mendera perempuan yang masih berusia 30 tahunan itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Setelah mendengar kabar tersebut Mbok Sumirah pun bersiap untuk mengurus dan memandikan jenazah dengan dibantu oleh keponakannya.

Sesampai di rumah duka, Mbok Sumirah dan keponakannya yang juga dibantu oleh ibunya almarhumah memulai proses memandikan jenazah.

Pada saat akan memandikan jenazah, tepatnya ketika mulai dengan membasuh mukanya, tiba-tiba telinga Mbok Sumirah terasa berdengung sampai-sampai tidak bisa mendengar suara apa pun. Suasana berubah menjadi sunyi, padahal di sekeliling masih rame pelayat.

Saat menoleh pada jenazah, betapa terkejutnya Mbok Sumirah, karena jenazah perempuan itu tiba-tiba sudah terduduk di hadapannya, terlihat menatap lurus ke depan dengan raut wajah kaku dan tatapannya kosong.

Mbok Sumirah terdiam beberapa saat. Dia kebingungan dan terkejut dengan kejadian yang sedang dialami.

Pada akhirnya, Mbok Sumirah mencoba berkomunikasi dengan jenazah. Dia melontarkan pertanyaan tentang apa yang diinginkan oleh jasad perempuan itu sehingga kembali bangkit dari kematian?

Kemudian jasad tersebut menjawab dengan suara yang lirih bernada datar dan pelan. Dengan jelas Mbok Sumirah menangkap kalau dia ingin agar jasadnya disempurnakan.

Usai jawaban terlontar, Mbok Sumirah merasa pundaknya ada yang menepuk, dan Mbok Sumirah pun seperti tersadar dari lamunan. Dia kembali merasakan suasana sudah kembali ramai, tidak hening lagi, sedangkan jasad perempuan tersebut sudah terlentang kembali.

Seperti mendapat bisikan, lantas Mbok Sumirah meminta pada keponakannya agar dicarikan daun kelor. Tanpa membantah, sang keponakan langsung beranjak mencari apa yang dipinta.

Setelah daun kelor itu didapatkan, Mbok Sumirah langsung mengusapkannya ke seluruh jasad sambil membaca doa-doa. Seketika itu Mbok Sumirah merasakan sebuah tarikan kuat dan hawa panas di telapak tangannya.

 Kejadian tersebut membuat Mbok Sumirah teringat ketika dia diamanahi bubuk oleh mendiang ibunya. Bubuk yang berisikan serbuk daun bidara itu selalu dibawa setiap kali memandikan jenazah, namun belum pernah dipakai sekalipun selama ini.

Segera Mbok Sumirah mengambilnya, kemudian ditaburkan satu jumput pada air di dalam ember. Setelah diaduk sambil mengucap doa, Mbok Sumirah menyiramkan air tersebut ke seluruh badan jenazah.

Hawa panas semakin mencuat, dan secara tiba-tiba banyak kilatan sinar keemasan keluar dari jasad perempuan itu.

Perlahan sinar-sinar tersebut berubah menjadi sosok makhluk perempuan berbaju putih dan berambut panjang.

Sosok tersebut Lalu terbang mengitari Mbok Sumirah, disusul terdengar suara tawa bercampur tangis dan teriakan yang memekak  telinga, bahkan salah satu dari sosok tersebut mencoba mencekik Mbok Sumirah. Sontak saja dia ketakutan dan tiada henti mengucap doa.

Mungkin berkat doa tersebut, secara perlahan hawa panas pun mulai mereda, dibarengi dengan bunyi beberapa benda kecil berjatuhan ke lantai.

Setelah diamati ternyata benda yang bertaburan itu adalah berupa butiran emas.

Sambil terus berdoa, Mbok Sumirah memungut semua butiran emas tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam satu kantong kain.

Setelah suasana benar-benar tenang, Mbok Sumirah  meminta keponakannya untuk membuang benda tersebut ke pertemuan 9 arus sungai.

Akhirnya prosesi memandikan jenazah dan mengurus jenazah pun selesai dan jasad dapat disalatkan lalu dikuburkan  dengan layak.

Sampai saat ini,  Mbok Sumirah masih merahasiakan kejadian tersebut pada keluarga yang bersangkutan. Dia memegang prinsip tidak akan membuka aib sekecil apa pun pada jenazah yang diurusnya.

****

Menurut Mbok Sumirah, kejadian yang akan selalu diingatnya itu bersumber dari benda bertuah berupa susuk.

Perempuan yang diketahui bekerja sebagai pemandu karaoke di ibukota itu telah memasang susuk di beberapa bagian anggota tubuhnya, beruntung Mbok Sumirah memiliki bekal dalam urusan ilmu gaib dari almarhum ibunya yang juga berprofesi sebagai pemanis jenazah semasa hidup, sehingga dia mampu mencabut serta membuang semua susuk yang membuat arwah perempuan tersebut beristirahat dengan tenang.

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search